visitaaponce.com

Takeda Serukan Deteksi Dini dan Akses Pengobatan Inovatif Limfoma

Takeda Serukan Deteksi Dini dan Akses Pengobatan Inovatif Limfoma
Takeda menyelenggarakan diskusi media bertajuk “Hari Kesadaran Limfoma Sedunia 2023: We Can’t Wait – to Focus on Our Feelings ” di Jakarta.(Ist)

DALAM memperingati Hari Kesadaran Limfoma Sedunia 2023, Cancer Information Support Center (CISC) yang didukung Takeda menyelenggarakan diskusi media bertajuk “Hari Kesadaran Limfoma Sedunia 2023: We Can’t Wait – to Focus on Our Feelings ”.

Tema ini sejalan dengan tema besar Hari Kesadaran Limfoma Sedunia 2023.

Hari Kesadaran Limfoma Sedunia diadakan pada 15 September setiap tahun adalah hari yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran akan limfoma Hodgkin, suatu tipe kanker yang semakin umum saat ini.

Baca jugaPerempuan Juga Harus Waspadai Limfoma Hodgkins Meski Lebih Banyak Dialami Laki-Laki

Peringatan ini adalah inisiatif global yang pertama kali dimulai pada tahun 2004 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap semua subtipe limfoma dalam hal pengenalan gejala, diagnosis dini, dan pengobatan.

Edukasi Masyarakat Mengenai Limfoma Hodgkin

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dr. Eva Susanti, S.KP., M.Kes mengatakan,“Kami mengapresiasi segala bentuk kolaborasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai limfoma Hodgkin, faktor risiko, pencegahan, hingga terapi inovatif yang sudah tersedia di Indonesia.”

dr. Eva mengatakan, “Akses terhadap terapi inovatif untuk pasien limfoma Hodgkin harus dipermudah.”

Limfoma Hodgkin adalah salah satu dari dua jenis kanker pada sistem kelenjar getah bening. Pada limfoma Hodgkin, kanker terjadi akibat mutasi sel B pada sistem limfatik, yang ditandai dengan adanya sel Reed-Sternberg melalui pemeriksaan patologi.

Baca juga:  Pencegahan Kanker bukan Hanya Tugas Pemerintah

Berbeda dengan kanker limfoma jenis lainnya yaitu limfoma non-Hodgkin, yang tidak ditemukan adanya sel Reed-Sternberg.

Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD KHOM, FINASIM – Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, menjelaskan, “Kanker limfoma jenis Hodgkin umumnya menyebar bertahap melalui pembuluh getah bening."

"Pada stadium lanjut bisa menyebar melalui aliran darah ke organ vital seperti hati, paru-paru dan sumsum tulang belakang, meski sangat jarang,” jelas dr.Andhika.

Ia menyampaikan pentingnya masyarakat mengenali gejala limfoma Hodgkin. Di antaranya pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan/atau pangkal paha, dan bisa disertai dengan B symptoms.

Gejalanya yaitu demam > 38o C, berkeringat pada malam hari, penurunan bobot lebih dari 10% selama 6 bulan, gatal-gatal, dan kelelahan yang luar biasa.

Baca juga: Mengonsumsi Alkohol Berlebihan dapat Memicu Risiko Kanker Langka yang Mematikan

Sebagian besar kasus limfoma Hodgkin menjangkiti usia muda (15 – 30 tahun).

“Kasus limfoma Hodgkin banyak ditemukan di usia muda karena sistem imun belum terbentuk secara matang, sehingga mudah mengalami perubahan,” terang dr. Andika.

Namun demikian, usia dewasa akhir (>55 tahun) juga berisiko. Secara biologis, penyakitnya berbeda dengan yang terjadi di usia muda. Ditengarai ada keterlibatan dari berbagai faktor, termasuk histologi selularitas, virus Epstein-Barr, dan lain-lain.

Head of Patient Value Access PT. Takeda Indonesia, Shinta Caroline, menegaskan komitmen Takeda Indonesia terkait akses pengobatan inovatif bagi pasien limfoma Hodgkin.

“Takeda berkomitmen untuk menjalankan tujuan perusahaan yaitu Better Health for Patient, Brighter Future for the World," kata Shinta.

Akses Pengobatan dengan Program JKN dan Takeda BISA

"Di Indonesia, Kami terus berupaya membuka akses yang lebih luas bagi pasien untuk mendapatkan terapi inovatif, termasuk untuk limfoma Hodgkin, termasuk melalui program JKN serta Program Bantuan Pasien  kami yaitu Takeda BISA," jelasnya.

"Lebih jauh, kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat akan berbagai penyakit," terang Shinta.

"Oleh karena itu, kami juga telah memiliki nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama dengan kementerian kesehatan yang mencakup peningkatan kesadaran masyarakat akan upaya promotif dan preventif,” ujar Shinta.

Ketua CISC Aryanthi Baramuli Putri, SH., MH mengapresiasi komitmen Takeda untuk membuka akses yang lebih luas bagi pasien limfoma Hodgkin untuk mendapatkan terapi inovatif.

 “Biaya pengobatan kanker sangatlah besar. Pasien membutuhkan berbagai bantuan yang bisa didapatkan untuk menjalani pengobatan hingga tuntas. Program bantuan pasien akan sangat membantu meringankan beban biaya bagi pasien,” tutur Aryanthi.

Penyintas limfoma Hodgkin Intan Khasanah menceritakan pengalamannya menjalani terapi selama hampir 7 tahun untuk kanker stadium 4 yang menjangkitinya.

Pada 2018 setelah menjalani 26 kali kemoterapi, 70 kali radiasi, dan 5 kali operasi, Intan dinyatakan bebas atau remisi dari kanker.

Awalnya Terdiagnosis TBC

Penyakitnya bermula di 2012, diawali dengan demam tinggi dan benjolan kecil di leher. “Awalnya terdiagnosis TBC,” ujar Intan.

Baca juga: Pengobatan Terkini Kanker Limfoma

Ia sempat menjalani pengobatan untuk TBC selama beberapa waktu, hingga akhirnya kondisinya kian memburuk.

Benjolan di lehernya makin membesar, disertai berbagai gejala lain. Dadanya terasa sesak, dan Intan mengalami kelelahan yang teramat sangat. Benjolan kemudian dioperasi dan dibiopsi.

Ditemukan bahwa Intan terkena limfoma Hodgkin stadium 4. “Ketika diagnosis sudah benar dan tepat, penting untuk kita menuntaskan pengobatan. Sebisa mungkin kita upayakan untuk menyelesaikan pengobatan untuk hasil yang optimal.” ucap Intan.

Kanker tidak pernah menyurutkan semangat Intan. Ia menjalani pengobatan dengan tetap ceria dan semangat belajar, meski harus bolak-balik ke RS. Hingga pada tahun 2018, Intan lulus dari Ilmu Komunikasi FISIP UI.

“Kanker tidak mematikan harapan dan peluang. Yang mematikan harapan dan peluang itu diri sendiri, kalau kita memutuskan untuk menyerah,” sebut Intan lebih lanjut. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat