visitaaponce.com

Puncak Festival LIKE, Presiden Jokowi Serahkan SK Perhutanan Sosial dan TORA

Puncak Festival LIKE, Presiden Jokowi Serahkan SK Perhutanan Sosial dan TORA
Presiden Joko Widodo menyerahkan SK Perhutanan Sosial dan SK Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) pada Festival LIKE di Jakarta.(Ist/KLHK)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sukses menyelenggarakan Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Terbarukan (LIKE) selama tiga hari pada 16-18 September 2023.

Puncak acara yang diselenggarakan di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, itu dihadiri Presiden Joko Widodo yang menyerahkan Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial dan SK Tanah Objek Reforma Agraria (TORA), kemarin.

SK Hijau Perhutanan Sosial yang diserahkan sebanyak 1.541 unit SK dengan luas areal 1,048 juta hektare lebih. SK Biru TORA seluas 107 ribu hektare. Termasuk SK Hutan Sosial, yaitu untuk hutan adat seluas 90 ribu hektare lebih bagi 23 kelompok adat serta SK Mitra Konservasi seluas 297.000 hektare lebih bagi 607 kelompok masyarakat juga kemitraan perhutani untuk masyarakat produktif.

Baca juga: Festival LIKE 2023 Jadi Persiapan Menyambut COP28 di Dubai

Secara keseluruhan, hingga September 2023 SK Hutan Sosial yang telah dibagikan, yakni seluas 6,37 juta hektare bagi 1,29 juta kepala keluarga dalam 9.642 kelompok/gabungan kelompok.

Penyerahan dilakukan kepada 12 perwakilan penerima, antara lain perwakilan Hutan Adat Dayak Kalimantan Tengah, Hutan Adat Mukim Aceh, Hutan Kemasyarakatan (HKM) Nusa Tenggara Barat, Hutan Desa Papua Barat Daya, Kemitraan Konservasi Jawa Barat, HKM Jawa Timur, HKM Jawa Tengah, HKM Jawa Barat, serta Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP) Jawa Barat, Madiun, Kota Batu, dan Bolaangmongon­dow Utara.

Dalam arahannya, Presiden Jokowi meminta penerima SK untuk memanfaatkan lahan dengan produktif. Kepala Negara mengaku nantinya ia akan mengecek apakah lahan-lahan tersebut digunakan secara produktif atau tidak.

“Jangan hanya mau terima, ternyata ditelantarkan. Harus ditanami, harus produktif. Yang tidak produktif, dicabut. Setuju?” seru Jokowi di hadapan lebih dari 15 ribu pe­ngunjung yang memadati Indonesia Arena.

Baca juga: Jokowi: Lahan Perhutanan Sosial Harus Ditanami, Saya akan Cek

Presiden pun mengajak semua stakeholder untuk bahu-membahu mencegah kerusakan lingkungan, termasuk hutan. “Saya titip kepada para pegiat lingkungan, ketua adat, kelompok perhutanan sosial, para penyuluh, agar kita giatkan kembali rehabilitasi hutan dan perbaikan hutan,” katanya.

Kepala Negara juga meng­ajak masyarakat kembali giat menanam pohon, terlebih saat musim hujan datang. Di pesisir, Jokowi meng­ajak para nelayan dan pegiat lingkungan untuk menanam mangrove kembali.

“Kita sudah beri contoh, di Denpasar, Bali, kita memiliki nursery (pembibitan) yang satu tahun bisa memproduksi kira-kira 6 juta bibit. Di Mentawir, Kalimantan Timur, IKN (ibu kota negara) itu sebelum dibangun, persemaiannya sudah dibangun lebih dulu. Kapasitasnya 15 juta per tahun. Ada juga di Rumpin, Bogor, kapasitasnya 6 juta bibit per tahun,” paparnya.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim Semakin Nyata

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mengimbau masyarakat dan semua stakeholder untuk berhati-hati pada ancaman perubahan iklim yang sudah nyata dan dirasakan semua negara di dunia. Suhu bumi dan cuaca yang semakin panas membuat kekeringan ada di mana-mana. Akhirnya, timbul krisis pangan.

“Beberapa negara kekurang­an pangan, baik itu gandum maupun beras. Yang biasanya negara-negara itu mengekspor berasnya, 19 negara sudah stop sehingga banyak negara mengalami kenaikan harga beras, termasuk Indonesia,” jelas Presiden.

37 ribu pengunjung

Dalam laporannya, Menteri LHK Siti Nurbaya menyebut Festival LIKE menunjukkan kerja nyata dari langkah korektif pembangunan sektor lingkungan hidup dan kehutanan, termasuk iklim dan energi baru terbarukan. Aca­ra itu merupakan rangkai­an persiapan kerja dalam rangka COP-28 United Nations Climate Change Conference, di Dubai, Uni Emirat Arab.

Selama tiga hari penyelenggaraan, Festival LIKE dikunjungi sekitar 37 ribu orang. Mereka berasal dari masyarakat umum dan semua elemen masyarakat yang bekerja dalam aktivitas lingkungan, iklim, kehutanan dan energi baru terbarukan, baik kelompok masyarakat, dunia usaha, akademisi, aktivis pendamping, LSM, dan aparat daerah.

Berbagai kegiatan dilaksanakan pada festival ini, seperti talkshow, pameran, coaching clinic, demo inovasi, sellers meet buyers, perlombaan, pertunjukan seni budaya dan pertunjukan musik, serta Gowes Bareng 3.000 orang dalam wadah Bike to Work dari berbagai penjuru Jabodetabek menuju Indonesia Arena pada 16 September 2023.

Baca juga: Road To COP28, PLN Tegaskan Komitmen Bangun Ekosistem EBT di Festival LIKE 2023

Kegiatan talkshow dilaksanakan pada 16 dan 17 September di setiap zona, dengan jumlah sesi talkshow sebanyak 31 sesi. Begitu juga halnya dengan coaching clinic dilaksanakan di setiap zona.

“Dalam dua hari kemarin juga dilaksanakan penandatanganan MoU (memorandum of understanding) antara produsen dan offtaker sampah dan industri daur ulang serta pengembangan usaha oleh enam perusahaan. Ada pula MoU dan kerja sama inovasi sosial dan lingkungan, pendampingan dan offtaker hutan sosial, antara lain untuk kopi, madu, alpukat, dan karet oleh 12 perusahaan dan satu yayasan,” papar Siti.

Sebanyak 106 booth diba­ngun dan dilengkapi dengan sarana pendukung yang diisi para pihak dari berbagai sektor dan berbagai aktor, seperti kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat.

Puncak kegiatan

Festival LIKE dimaksudkan tidak hanya sebagai media promosi atas hasil kerja pemerintah bersama para pihak. Namun, festival ini juga sebagai wujud apresiasi pemerintah atas kerja-kerja masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kualitas lingkungan hidup dan kehutanan yang semakin baik, aksi mitigasi perubahan iklim, serta peningkatan kesejahte­raan masyarakat.

Tercatat, sebanyak 16.233 peserta hadir pada puncak Festival LIKE, terdiri atas kelompok perhutanan sosial TORA, kemitraan konservasi dan pemulihan daerah aliran sungai (DAS) dan lingkungan, dunia usaha dan asosiasi, penyuluh, pegiat, pengelola sampah, dan pemulung bank sampah. Ada juga para ahli, akademisi, praktisi lingkung­an hidup dan kehutanan, jurnalis, dan generasi muda.

Baca juga: Festival LIKE Jadi Momentum untuk Pecahkan Masalah Lingkungan

Puncak kegiatan juga dimeriahkan musikus Slank, Happy Asmara, dan pertunjukan tradisional dari Dayak (Kalimantan) dan Badui (Banten). Hadir pula para pejabat tinggi, seperti Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Ketua DPR Puan Maharani, Panglima TNI Yudo Margono, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

“Masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha bahu-membahu bekerja keras bersama pada upaya melindungi dan terus meningkatkan upaya perbaikan lingkungan hutan dan aksi iklim, restorasi dan replikasi untuk kelestarian alam, dengan terus membangun untuk kesejahteraan masyarakat. Itu semua dapat terlihat refleksinya dalam Festival LIKE,” kata Menteri Siti.

Menurutnya, partisipasi tersebut menjadi kekuatan Indonesia di antara negara-negara di dunia dalam aksi iklim global. Hal itu juga menjadi kontribusi yang sangat berarti untuk aksi iklim termasuk menyongsong COP-28 di Dubai, November mendatang.

“Kelompok perhutanan sosial, sesuai arahan Presiden, harus selalu didampingi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan, tata kelola hutan, kesempatan berusaha, dan fasilitasi untuk manajemen usaha kelompok yang efektif sehingga dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang produktif,” pungkasnya. (Ifa/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat