visitaaponce.com

Jangan Maklum dengan Pikun dan Hindari Alzheimer sejak Dini

Jangan Maklum dengan Pikun dan Hindari Alzheimer sejak Dini
Serah terima kalender berisi lukisan hasil karya Orang Dengan Demensia di Panti Werdha STW Ria Pembangunan Cibubur dan Kanopi Nursing Home.(MI/Joan Imanuella Hanna Pangemanan)

PADA 2050, proyeksi jumlah Orang dengan Demensia di Indonesia akan mencapai 4 juta orang. Menurut Alzheimer's Indonesia (ALZI) dan Alzheimer's Disease International (ADI), sekitar 1,6 juta kasus demensia dapat ditunda atau bahkan dihindari dengan mengatasi 12 faktor risiko tertentu.

Alzheimer Indonesia, yang merupakan anggota ADI, bersama-sama dengan Federasi Asosiasi Alzheimer di seluruh dunia, mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk berperan aktif dalam mendanai penelitian, pendidikan, dan layanan dukungan yang bertujuan mengurangi risiko demensia sebagai bagian penting dari rencana penanganan nasional.

“Demensia bisa terjadi pada siapa pun, umumnya terjadi di usia 65 tahun ke atas, tetapi tidak menutup kemungkinan usia produktif juga bisa terdiagnosis Demensia,” ujar Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia Michael Maitimoe.

Baca juga: Demensia dan Alzheimer Ancam Kejahteraan Hidup, Cegah sejak Dini

Demensia dapat mengenai siapa saja, meskipun biasanya terjadi pada usia 65 tahun ke atas. Tanda-tanda awal seperti kehilangan ingatan, kesulitan menemukan jalan pulang, dan gejala lain sering diabaikan sebagai hal yang wajar. 

Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk mengenali 10 gejala demensia sejak dini dan menerapkan gaya hidup sehat, termasuk pola makan bergizi, olahraga teratur, serta menjaga kesehatan fisik, mental, dan psikologis untuk mencegah demensia.

Terdapat banyak faktor risiko demensia yang dapat dikendalikan oleh individu, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, isolasi sosial, cedera kepala, serta kondisi seperti diabetes, gangguan pendengaran, depresi, obesitas, dan hipertensi. 

Baca juga: Setiap Tiga Detik, Satu Orang di Dunia Alami Demensia

Faktor risiko lainnya termasuk polusi udara dan akses terbatas ke pendidikan usia dini, yang menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya.

“Kami menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk berinvestasi dalam penelitian dan layanan dukungan, untuk mengurangi risiko demensia, dan untuk berinvestasi dalam kampanye kesadaran pengurangan risiko; kampanye yang jelas dan persuasif yang menghilangkan kebisingan dan kebingungan dari sebagian besar pesan layanan kesehatan”, kata Regional Director Asia Pacific Alzheimer's Disease International DY Suharya.

Selain itu, pemerintah juga diharapkan menyediakan layanan yang dapat meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan Demensia (ODD), seperti akses terjangkau ke layanan kesehatan, perawatan jangka panjang, dan perawatan kesehatan mental.

Meskipun terdapat kemajuan dalam pengembangan terapi obat demensia, perawatan tersebut mungkin tidak cocok atau tersedia untuk semua ODD. 

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk berinvestasi dalam inisiatif pengurangan risiko demensia yang melibatkan pendanaan dan perubahan kebijakan. Pendanaan ini dapat berkontribusi pada upaya pemerintah dalam mengurangi angka merokok, mengatasi masalah kesehatan mental, meningkatkan akses terhadap alat bantu dengar, dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang demensia serta pengurangan risikonya.

Pemerintah memiliki peran krusial dalam mengurangi risiko demensia di masyarakat, dan kerja sama dengan organisasi nonprofit seperti Alzheimer Indonesia dapat membantu mencapai tujuan ini. Selain itu, pemerintah juga diharapkan meningkatkan perawatan dan pendampingan untuk ODD dan keluarga mereka.

“Alzheimer Indonesia berharap adanya kemajuan dalam kerja sama bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang terlaksana sejak tahun 2013 dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang demensia Alzheimer dan mengurangi risikonya. Kami sangat berharap kerja sama ini dapat membantu juga system diagnosa, treatment dan care untuk Orang Dengan Demensia dan caregivers-nya di Indonesia,” kata Michael.

Alzheimer Indonesia merayakan satu dekade kehadirannya dengan mengadakan berbagai kegiatan, termasuk konser amal dan pameran seni yang melibatkan Orang dengan Demensia. Semua langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang demensia dan mengurangi risikonya.

Selain konser amal tersebut, juga diadakan pameran karya seni Sehat Bersama ALZI (SERAZI) dengan tema Celebrating Life with You. 

Karya seni lukisan ini adalah hasil karya Orang dengan Demensia yang difasilitasi oleh perwakilan anak muda dari Universitas Katolik Atma Jaya bersama Panti Werdha STW Ria Pembangunan Cibubur dan Kanopi Nursing Home serta didukung oleh MERAMU, Eisai, dan Miwa Pattern. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat