Berprestasi di Sektor Peternakan, Kementan Raih Tiga Penghargaan Dunia
![Berprestasi di Sektor Peternakan, Kementan Raih Tiga Penghargaan Dunia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/b17f579be263f94e1f5d427dd2416880.jpg)
KINERJA Indonesia dalam pengembangan peternakan dan kesehatan hewan memperoleh penghargaan dari Badan Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organisation for Animal Health/WOAH).
Penghargaan pertama dari FAO diberikan kepada Indonesia atas kontribusi dan upaya dalam konservasi dan pengembangan Plasma Nutfah Sapi Bali selama 13 tahun terakhir (2010-2022). Penghargaan kedua diberikan atas capaian kinerja dalam pengendalian Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) di Indonesia selama lebih dari satu dekade. Sementara penghargaan ketiga diberikan oleh WOAH karena Indonesia dinilai sukses dalam mengendalikan penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal dari perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste menyampaikan secara langsung letter of appreciation atau surat penghargaan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia. Melalui surat penghargaan tersebut, FAO menilai Indonesia telah memberikan hasil dan kemajuan luar biasa dalam memperkuat sektor kesehatan hewan dan sistem pangan Indonesia.
Baca juga: FAO dan WOAH Berikan Penghargaan ke Indonesia
“Kami berterimakasih kepada Menteri Pertanian Indonesia yang telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa,” ungkap Rajendra Aryal dalam acara puncak peringatan Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan ke 187 di Asrama Haji Donohudan-Boyolali, Jumat (22/9).
Rajendra menyebutkan, keberhasilan Indonesia dalam pengembangan peternakan, khususnya pelestarian Sapi Bali telah mampu menjadi primadona ternak potong Indonesia. Begitupun dalam pengendalian penyakit flu burung. Indonesia dinilai berhasil mengendalikan penyakit flu burung hingga satu dekade.
“Indonesia telah berhasil mendemonstrasikan good practices. Dengan praktik itu, Indonesia memiliki peran besar di kancah global. Praktik yang telah dijalankan Indonesia ini perlu diperkenalkan di tingkat dunial,” tuturnya.
Baca juga: Melalui Teaching Factory (TeFa), Mahasiswa Polbangtan Bogor Panen Cempe
Selain itu, Rajendra juga menyoroti tentang keberhasilan Indonesia mengendalikan penyebaran PMK. Menurutnya, keberhasilan Indonesia tersebut perlu mendapat apresiasi. ”Itu (pengendalian PMK) tidak mudah karena PMK seperti halnya virus covid 19 terhadap binatang. Penyebarannya sangat cepat dan mudah. Sehingga kami mewakili WOAH, memberikan penghargaan kepada Indonesia atas keberhasilan pengendaliannya,” jelas Rajendra.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan, terdapat peran banyak pihak sehingga Indonesia bisa menunjukkan kemampuan dalam pengembangan sapi lokal Indonesia, serta dalam pengendalian penyakit Flu Burung dan PMK. “Keberhasilan kita tidak bisa dilepaskan dari kiprah para petani dan peternak, petugas, akademisi, serta sinergi lintas sektoral,” ungkap SYL.
Lebih lanjut SYL menyampaikan, dunia saat ini dihadapkan pada tantangan serius yaitu ancaman El Nino dan perubahan iklim yang berdampak pada ketahanan pangan. “Oleh karena itu perlu program-program terobosan untuk solusi bersama yang harus terus dilakukan oleh masyarakat global, termasuk Indonesia,” tegas SYL.
Baca juga: Rangkul Bina Swadaya, Kementan Dukung Pengembangan Peternakan Sapi Organik
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menyampaikan, untuk mitigasi dampak el nino dan ancaman krisis pangan global, Indonesia harus menerapkan sistem pertanian terintegrasi dari hulu-hilir, melalui sinergi dengan berbagai pelaku usaha.
Ia menjelaskan, Kementerian Pertanian telah menyusun strategi dalam menghadapi krisis pangan dunia. Pertama, peningkatan kapasitas produksi pangan untuk komoditas daging sapi, kerbau, ayam ras, ayam buras, dan babi. Kedua, pengembangan pangan substitusi impor seperti daging domba/kambing dan itik untuk substitusi daging sapi. Ketiga, peningkatan ekspor seperti sarang burung walet, ayam, dan telur.
“Kami memberikan perhatian serius pada program peningkatan pangan asal ternak untuk memenuhi masyarakat Indonesia dan dunia“, ujar Nasrullah.(RO/S-3)
Terkini Lainnya
BNI Raih 13 Penghargaan Infobank Banking Service Excellence Awards 2024
Mengenal Sosok 5 Peraih Hoegeng Award 2023, Siapakah Mereka?
Pamapersada dan United Tractors Sabet Penghargaan Bina Mitra UMKM 2024
Sukses Tangani Stunting, Pemkab Klungkung Terima Penghargaan dari Kemenkes
HUT Bhayangkara ke-78, Ancol Berikan Rekreasi Gratis untuk Anggota dan Keluarga Polri
Terapkan Budaya Literasi, Sekolah Sukma Bangsa Sigi Lulus Nominasi Perpustakaan Terbaik 2024
Aruna Diundang FAO ke Bangkok, Bahas Upaya untuk Efektivitas Rantai Pasok dan Ketertelusuran Produk
Perang Saudara di Sudan, 20 Juta Orang Terancam Kelaparan
Perluas Inspeksi Kapal, FAO Bunyikan Genderang Perang Lawan Illegal Fishing
Swasembada Pangan Saat Pandemi, FAO: Indonesia Sukses Cetak Sejarah
HA IPB dan Stakeholders Dukung Kementan Pertahankan Swasembada Beras
FAO Bangga Indonesia Capai Swasembada
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Abnon Jaksel: Memperkenalkan Jakarta Selatan melalui Pariwisata dan Kebudayaan Betawi
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap