visitaaponce.com

Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat 22 Tuhan Mustahil Berbilang

Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat 22: Tuhan Mustahil Berbilang
Planet di luar tata surya kita.(AFP/NASA/ESA.)

TUHAN itu satu, tidak mungkin berbilang, baik dua maupun lebih dari itu. Tidak mungkin ada dua Tuhan atau lebih. Hal itu ditegaskan Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al-Qur'an Surat Al-Anbiya' 22.

Allah SWT menjelaskan itu sebagai argumentasi kepada orang-orang yang menyekutukan Tuhan atau menyembah banyak Tuhan. Lebih jelasnya, simak pemaparan di bawah ini.

Surat Al-Anbiya' ayat 22

لَوۡ كَانَ فِیهِمَاۤ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلۡعَرۡشِ عَمَّا یَصِفُونَ

Lau kaana fiihimaa aalihatun illallaahu lafasadataa, fa subhaanallaahi rabbil 'arsyi 'ammaa yashiifuun.

Baca juga: Tafsir Al-An'am Ayat 101 tentang Allah Pencipta Segala Sesuatu

 

Sekiranya di langit dan di bumi ada Tuhan-Tuhan selain Allah, tentulah keduanya telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang punya 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.

Penjelasan

"Ayat ini dalil sifat wahdaniyah Allah ta'ala. Ayat ini sering disebut dengan dalil at tamaanu' (dalil yang membantah ada sekutu bagi Allah ta'ala)," papar Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

لَوۡ كَانَ فِیهِمَاۤ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَاۚ

Apabila ada Tuhan selain Allah, langit dan bumi pasti tidak akan ada.

Baca juga: Tafsir Ayat Allah Maha Kuasa terhadap Segala Sesuatu

 

Asyari menjelaskan jika Tuhan ada dua, pasti keduanya memiliki kehendak. Jika Tuhan tidak memiliki kehendak berarti dia terpaksa. Jika terpaksa, berarti dia lemah. Artinya, dia bukan Tuhan karena lemah.

Kehendak kedua Tuhan ada kakalanya sama dan ada kalanya berbeda. Jika kehendak kedua Tuhan sama, semisal sama-sama berkehendak untuk mengadakan sesuatu, lantas mengadakan satu ciptaan secara bersama-sama, konsekuensinya ada dua pencipta pada satu ciptaan. Namun, itu termasuk batil atau tidak mungkin.

Baca juga: Surat Al-Ikhlas dan Terjemahannya, Penyebab Turun, Tafsir Sifat Allah

 

Ada kalanya Tuhan yang pertama mengadakan sesuatu kemudian baru Tuhan kedua yang mengadakannya. Konsekwensinya terjadi tahshilul hasil atau mengadakan sesuatu yang sudah ada. Ini juga batil alias mustahil.

Jika kedua Tuhan berbeda kehendak, ada kalanya terlaksana kehendak salah satunya atau tidak. Jika yang terlaksana ialah kehendak Tuhan pertama berarti Tuhan kedua lemah atau sebaliknya. Ini berarti Tuhan yang lemah bukan Tuhan. Jika kehendak kedua Tuhan tidak terlaksana, berarti keduanya lemah alias keduanya bukan Tuhan.

Baca juga: Tafsir Al-Maidah Ayat 44 tentang Orang Berhukum selain dari Allah

 

Imam Masjidil Haram Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid dalam Tafsir Al-Mukhtashar/Markaz Tafsir Riyadh menambahkan seandainya di langit dan di bumi itu terdapat Tuhan lain selain Allah, tentu keduanya (langit dan bumi) akan binasa. "Ini karena Tuhan-Tuhan itu tentu akan berebut kekuasaan. Namun nyatanya tidaklah demikian. Maka sungguh Mahasuci Allah Tuhan yang memiliki Arasy dari yang orang-orang musyrik itu sifatkan secara dusta bahwa Dia memiliki tandingan dan sekutu."

Mudarris tafsir Universitas Islam Madinah, Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mengimbuhkan hal ini karena setiap Tuhan mampu melakukan yang mereka inginkan. Hal ini akan menyebabkan perselisihan antara mereka sehingga mengakibatkan kerusakan.

Baca juga: Tafsir Surat Asy-Syura Ayat 11 tidak Ada yang Menyerupai Allah

 

Pakar fikih dan tafsir negeri Suriah, Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, menyatakan jika saja di langit dan bumi ada Tuhan-Tuhan selain Allah, sungguh tatanan alam akan hancur dan tidak stabil karena kesewenang-wenangan setiap Tuhan dalam menentukan aturan tertentu. Yang terjadi hanyalah perdebatan dan perselisihan. Maka sucikanlah Allah, Tuhannya Arsy, dari sesuatu yang direkayasa oleh orang-orang musyrik itu.

Dalam Tafsir as-Sa'di, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di juga memaparkan jika salah satu dari kedua Tuhan ingin menetapkan suatu pengaturan tertentu, sementara pihak lain tidak menghendakinya, niscaya realisasi keinginan mereka berdua secara sekaligus merupakan bentuk kemustahilan. Terealisasinya keinginan salah satu pihak menunjukkan kekuatan dan kehendak yang lain tidak terwujud menunjukkan kelemahan dan ketidakberdayaan.

Baca juga: Nabi Muhammad Ibarat Cahaya, ini Dalil-Dalil Ulama Tafsir

 

"Sedangkan keserasian dua belah pihak pada satu kesepakatan bulat dalam seluruh perkara ialah tidak mungkin juga. Oleh karenanya, menjadi kepastian bahwa Zat yang Perkasa yang kehendak-Nya semata yang dapat terwujudkan (sesuatu) tanpa ada penentang atau penyanggah. Dia-lah Allah Yang Mahasatu lagi Mahaperkasa. Karena ini, Allah menyebutkan bentuk dalil tamanu' (kontradiktif) dengan firman-Nya itu."

Kesimpulannya, Tuhan itu satu ialah Allah karena faktanya alam semesta, termasuk langit dan bumi, berjalan teratur beribu-ribu tahun lamanya. Jika ada dua Tuhan atau lebih, pasti ada satu waktu Tuhan-Tuhan itu berselisih hingga berperang saling menghancurkan ciptaan masing-masing. Karena keindahan alam yang teratur ini terjadi dari dulu hingga kini berarti hanya ada satu Tuhan yang menciptakan dan berkuasa. Tidak mungkin ada Tuhan-Tuhan yang lain selain Allah.

فَسُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلۡعَرۡشِ عَمَّا یَصِفُونَ

Allah maha suci dari sifat-sifat yang disifatkan oleh orang-orang kafir kepada-Nya.

"Orang-orang kafir menyifati Allah dengan sifat-sifat makhluk. Mereka meyakini bahwa Allah itu berbilang. Mereka menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya," ujar Asyari.

Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 23 Umat yang Satu hingga Nabi Idris

 

Allah ialah Tuhan Arsy. Ini berarti Allah ialah Tuhan alam semesta seluruhnya. Ini karena Arsy ialah makhluk Allah yang paling besar ukurannya.

Karena itu, lanjut Asyari, ketika dikatakan Allah ialah Tuhan Arsy (makhluk yang terbesar), lebih-lebih lagi Allah juga Tuhan dari makhluk yang lebih kecil dari Arsy seperti langit, bumi, manusia, dan seterusnya.

Itulah sekilas tafsir Surat Al-Anbiya ayat 22. Wallahu a'lam. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat