visitaaponce.com

Cacar Monyet bukan Penyakit Khusus bagi Kelompok Tertentu

Cacar Monyet bukan Penyakit Khusus bagi Kelompok Tertentu
Pasien cacar monyet(AFP/Ernesto BENAVIDES)

STAF Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi KSM Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM Robert Sinto mengatakan cacar monyet atau monkeypox bukan suatu penyakit khusus yang hanya menyerang kelompok tertentu dalam masyarakat.

"Ini bukan merupakan stigma atau penyakit bagi kaum tertentu, jadi ada juga yang bukan kaum LGBTQ atau homoseksual yang terlibat juga. Jadi bukan menggambarkan orientasi seksual tertentu atau HIV misalnya," kata Robert, dikutip Selasa (24/10).

Robert menekankan penularan cacar monyet, dapat mengenai seluruh populasi tanpa pandang bulu. Meski penularannya sebesar 90% didominasi oleh laki-laki, tidak menutup kemungkinan penularan dapat terjadi pada perempuan.

Baca juga: Dinkes DKI Lakukan Vaksinasi Cacar Monyet bagi Kelompok Berisiko

Kondisi tersebut, menurut dia, karena virus cacar monyet menular melalui droplets seperti dahak, bersin atau air liur yang mengontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka dan cairan tubuh.

Namun, berdasarkan pantauannya selama periode 2022-2023, mode transmisi kontak erat pada cacar monyet memang kebanyakan dilaporkan disebabkan oleh hubungan seksual.

"Tapi saya sampaikan sekali lagi, penularan cacar monyet bukan terjadi karena hubungan seksualnya, tapi karena kontak yang terjadi selama hubungan seksual," ujar Robert.

Baca juga: Hubungan Seks Berisiko Tingkatkan Potensi Penularan Cacar Monyet

Sedangkan terkait timbulnya stigma terhadap kelompok minoritas, Robert menjelaskan awal mula stigma buruk tersebut berkembang ketika kasus cacar monyet di dunia mulai meningkat pada 2022.

Kasus yang meningkat awalnya disebabkan oleh adanya sebuah pesta seks yang digelar kelompok tertentu. Hasilnya, orang-orang yang hadir dan ikut jadi terinfeksi setelah otoritas berwenang melakukan pemeriksaan dan melakukan pelacakan kontak erat.

Menurut dia, penularan cacar monyet pada pasien yang terkonfirmasi hadir dalam acara itu disebabkan oleh kontak erat yakni ketika lepuhan berwarna kemerahan dan mengandung air yang sedikit padat menyentuh daerah kulit lain atau melalui cairan. Misalnya ketika melakukan ciuman atau adanya transmisi cairan dari rongga mulut.

"Tapi memang dalam pencarian kasus, prioritas pencarian karena populasinya paling besar kelompok tersebut. Maka kelompok inilah yang dinyatakan lebih berisiko untuk terinfeksi cacar monyet," kata dia.

Oleh sebab itu, Robert menyarankan semua pihak untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam berkegiatan sehari-hari, serta tidak berganti-ganti pasangan ketika melakukan hubungan seksual untuk meminimalisir potensi penularan cacar monyet.

Supaya hubungan seksual juga terhindar dari penyakit serupa cacar monyet seperti HIV/AIDS, Robert meminta agar masyarakat menggunakan kondom.

"Sementara kalau kita yang sakit, segera bertemu dokter, pakai masker, baju lengan panjang dan hindari kontak secara langsung di keramaian," pungkasnya. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat