visitaaponce.com

Tidak Semua Demam Butuh Antibiotik

Tidak Semua Demam Butuh Antibiotik
Ilustrasi(Pexels)

PAKAR kesehatan anak dari Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Mulya Rahma Karyanti mengatakan tidak semua demam memerlukan antibiotik karena sebagian besar penyebab seperti radang tenggorokan sebanyak 80% adalah karena virus.

Karyanti, dalam acara yang diadakan RSCM - ILUNI FKUI secara daring, Selasa (28/11), menyarankan pasien dibawa ke fasilitas kesehatan apabila demam tidak kunjung membaik setelah tiga hari.

Nantinya, dokter mungkin akan meminta pasien menjalani pemeriksaan seperti tes darah untuk melihat jumlah leukosit atau sel darah putih.

Baca juga: Jangan Sepelekan Sakit Kepala yang Berlangsung Lama

Apabila jumlahnya naik menjadi di atas 15 ribu maka kemungkinan penyakit disebabkan bakteri sehingga memerlukan antibiotik.

"Tanda-tanda yang perlu diawasi adalah kalau memang demam, batuk, pilek ingus sudah mulai hijau hati-hati takutnya ada infeksi bakteri, atau dari BAB berdarah, ada lendir, kemungkinan besar ke arah bakteri," tutur dia.

Sementara apabila demam disebabkan virus, biasanya ditandai wajah pasien yang mendadak memerah. Kondisi ini umumnya dapat sembuh dengan sendirinya.

Baca juga: Demam Pasien DBD Turun di Hari Ketiga tidak Berarti Sembuh

Dia mengatakan, khususnya pada anak berusia di bawah tiga tahun atau bayi, kondisi demam tinggi ada kekhawatiran akibat bakteri yang berat sehingga harus dicari penyebabnya tanpa harus menunggu tiga hari. 

Karyanti sekali lagi mengingatkan, apabila penyebab penyakit karena bakteri, maka dokter akan meresepkan antibiotik.

Antibiotik berbeda dengan obat over the counter (OTC) atau obat yang bisa dibeli tanpa resep misalnya penurun panas atau batuk berlendir.

Obat ini bisa diberikan untuk semua kelompok umur dan jenisnya berbeda sesuai dengan penyakitnya.

"Ada berbagai jenis antibiotik misalnya khusus saluran pernapasan atas, infeksi saluran kencing, saluran cerna, memang ada kekhususan karena pola kumannya beda-beda," kata Karyanti.

Khusus untuk anak, biasanya antibiotik diberikan berdasarkan kilogram berat badannya. Sementara pada dewasa biasanya satu tablet, kaplet, atau satu kapsul.

Dia mengingatkan pasien agar patuh meminum antibiotik sesuai resep dokter dan menghabiskannya demi mencegah bakteri kebal terhadap antibiotik yang diberikan.

"Harus dihabiskan sesuai resep, kalau dihentikan sebelum waktunya itu kuman-kuman yang mati yang lemah dulu, sisa kuman yang lebih kuat akhirnya bertambah banyak menyebabkan gejala lagi yang lebih berat," pungkas Karyanti. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat