visitaaponce.com

IDI Tegaskan Cacar monyet tidak Perlu Terlalu Ditakuti

IDI Tegaskan Cacar monyet tidak Perlu Terlalu Ditakuti
Dua petugas kesehatan menyosialisasikan penyakit cacar monyet kepada masyarakat di Puskesmas Kedaung, Tangerang Selatan, Banten.(ANTARA/Sulthony Hasanuddin)

KETUA Satuan Tugas MPox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Hanny Nilasari mengatakan cacar monyet tidak perlu terlalu ditakuti karena manifestasinya lebih ringan dengan mortalitas lebih kecil tetapi pencegahan tetap utama.

Cacar monyet atau dikenal sebagai Mpox merupakan penyakit zoonosis disebabkan virus Monkeypox (MPXV), satu genus dengan virus Variola.

"Manifestasi klinisnya lebih ringan dan komplikasinya lebih jarang dan angka kematian lebih rendah. Disebutkan beberapa literatur, angka kematian terkait Mpox generasi saat ini hanya kurang dari 0,1%," kata Hanny, dikutip Selasa (5/12).

Baca juga: Antisipasi Cacar Monyet, RSUD Sayang Cianjur Siapkan Tiga Ruang Isolasi

Hanny, yang tergabung dalam Kelompok Staf Medis Dermatologi dan Venerologi di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, mengatakan penyakit ini lebih dari 90% ditularkan melalui kontak erat dan terutama kontak seksual sehingga menghindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox merupakan suatu hal yang diutamakan.

"Tidak menggunakan barang bersama misalnya handuk atau pakaian, atau perlengkapan tidur dan sebagainya," kata dia.

Hanny mengatakan, populasi berisiko tinggi yakni mereka yang berganti-ganti pasangan atau multipartner, melakukan kontak seksual sesama jenis (sesama lelaki), serta kondisi imunokompromais seperti autoimun dan penyakit kronis lainnya.

Baca juga: Pasien Cacar Monyet Meninggal Karena Komorbid berat

"Hubungan seksual harus dilakukan secara aman dengan menggunakan kondom serta melakukan vaksinasi," ujar dia.

Lebih lanjut terkait pencegahan cacar monyet, Kementerian Kesehatan sebelumnya menyarankan orang-orang untuk menghindari segala jenis kontak kulit dengan bahan apapun seperti tempat tidur yang pernah bersentuhan dengan pasien terkonfirmasi, memisahkan diri dari pasien terinfeksi, melakukan pola hidup bersih sehat termasuk rutin mencuci tangan setelah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi.

Kemudian, berbicara gambaran klinis cacar monyet, Hanny merujuk data dari sebuah jurnal kedokteran Travel Medicine and Infectious Disease 2022 meliputi ruam kulit sebagai menjadi masalah paling banyak ditemukan, kemudian pembesaran kelenjar betah bening, demam atau meriang, nyeri otot dan perdarahan di area rektum atau saluran cerna.

Dia menyarankan masyarakat umum mengunjungi dokter bila mengalami gejala lesi kulit yang tidak khas dan didahului demam. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat