IDI Tegaskan Cacar monyet tidak Perlu Terlalu Ditakuti
![IDI Tegaskan Cacar monyet tidak Perlu Terlalu Ditakuti](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/485367ae97957e2d2c7d29015ea31b7f.jpg)
KETUA Satuan Tugas MPox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Hanny Nilasari mengatakan cacar monyet tidak perlu terlalu ditakuti karena manifestasinya lebih ringan dengan mortalitas lebih kecil tetapi pencegahan tetap utama.
Cacar monyet atau dikenal sebagai Mpox merupakan penyakit zoonosis disebabkan virus Monkeypox (MPXV), satu genus dengan virus Variola.
"Manifestasi klinisnya lebih ringan dan komplikasinya lebih jarang dan angka kematian lebih rendah. Disebutkan beberapa literatur, angka kematian terkait Mpox generasi saat ini hanya kurang dari 0,1%," kata Hanny, dikutip Selasa (5/12).
Baca juga: Antisipasi Cacar Monyet, RSUD Sayang Cianjur Siapkan Tiga Ruang Isolasi
Hanny, yang tergabung dalam Kelompok Staf Medis Dermatologi dan Venerologi di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, mengatakan penyakit ini lebih dari 90% ditularkan melalui kontak erat dan terutama kontak seksual sehingga menghindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox merupakan suatu hal yang diutamakan.
"Tidak menggunakan barang bersama misalnya handuk atau pakaian, atau perlengkapan tidur dan sebagainya," kata dia.
Hanny mengatakan, populasi berisiko tinggi yakni mereka yang berganti-ganti pasangan atau multipartner, melakukan kontak seksual sesama jenis (sesama lelaki), serta kondisi imunokompromais seperti autoimun dan penyakit kronis lainnya.
Baca juga: Pasien Cacar Monyet Meninggal Karena Komorbid berat
"Hubungan seksual harus dilakukan secara aman dengan menggunakan kondom serta melakukan vaksinasi," ujar dia.
Lebih lanjut terkait pencegahan cacar monyet, Kementerian Kesehatan sebelumnya menyarankan orang-orang untuk menghindari segala jenis kontak kulit dengan bahan apapun seperti tempat tidur yang pernah bersentuhan dengan pasien terkonfirmasi, memisahkan diri dari pasien terinfeksi, melakukan pola hidup bersih sehat termasuk rutin mencuci tangan setelah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi.
Kemudian, berbicara gambaran klinis cacar monyet, Hanny merujuk data dari sebuah jurnal kedokteran Travel Medicine and Infectious Disease 2022 meliputi ruam kulit sebagai menjadi masalah paling banyak ditemukan, kemudian pembesaran kelenjar betah bening, demam atau meriang, nyeri otot dan perdarahan di area rektum atau saluran cerna.
Dia menyarankan masyarakat umum mengunjungi dokter bila mengalami gejala lesi kulit yang tidak khas dan didahului demam. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah Sejak Usia 35 Tahun
Apakah Wajar Kaki si Kecil Berbentuk Huruf O?
Cacar Monyet Sebabkan Kematian Penderita di Afrika Selatan
Kemenkes Catat 57 Kasus MPox di Indonesia, Terbanyak di DKI Jakarta
Kasus Cacar Monyet di Jakarta Jadi 39 Orang, 22 Orang Masih Diisolasi
Fakta Cacar Monyet di Jakarta, Semua Pasien Laki-Laki dan Tertular Lewat Kontak Seksual
5 Perbedaan Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak
Terus Bertambah, Jumlah Kasus Cacar Monyet di Jakarta Jadi 8 Kasus
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap