Upaya Pencegahan Pneumonia pada Anak
![Upaya Pencegahan Pneumonia pada Anak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/a4aa6bc9cc89ce05b81993850808808e.jpg)
PANDEMI covid-19 telah mengubah lanskap kesehatan global sehingga memerlukan perhatian khusus terutama pada anak-anak. Pneumonia, sebagai dampak serius dari infeksi saluran pernapasan, juga tetap menjadi perhatian utama. Berbagai aspek mulai dari saluran pernapasan, polusi udara, hingga langkah-langkah pencegahan dan perawatan holistik menjadi sorotan dalam upaya melindungi kesehatan pada anak.
Berbagai faktor dapat menyebabkan pneumonia pada anak, termasuk infeksi oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur. Contohnya, mikroorganisme seperti virus influenza, virus Corona, bakteri Streptococcus pneumoniae, dan Mycoplasma pneumoniae dapat menjadi penyebab pneumonia pada anak.
Anak-anak umumnya lebih berisiko terkena pneumonia karena sistem imunitas tubuh mereka yang masih lemah dan belum terbentuk sempurna.
Baca juga: Jelang Nataru, Komisi IX Minta Antisipasi Penyebaran Covid-19 dan Pneumonia
Dokter Spesialis Anak dengan Sub Spesialis Respirologi Anak, Wahyuni Indawati, menjelaskan, untuk masalah pernapasan dan paru anak, ada perbedaan antara infeksi saluran pernapasan biasa dan pneumonia yang harus diperhatikan dengan seksama.
MI/HO--Dokter Spesialis Anak dengan Sub Spesialis Respirologi Anak, Wahyuni Indawati
"Biasanya, gejala infeksi saluran pernapasan seperti demam, batuk, dan pilek terjadi tanpa melibatkan pernapasan bawah. Namun, jika anak mengalami kesulitan bernapas, terutama dengan napas cepat atau kesulitan menggunakan otot-otot pernapasannya, ini dapat menjadi tanda infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia," jelas Wahyuni.
Jika anak sulit bernapas, orangtua bisa melihat bagaimana dia merespons ketika diberi oksigen. Jika kadar oksigen mencukupi dan napasnya membaik, mungkin hanya perlu bantuan oksigen. Tetapi, jika napasnya sangat berat, segera pergi ke rumah sakit untuk dibantu dengan menggunakan mesin atau ventilator
Baca juga: Pematang Siantar Waspadai Pneumonia Mycoplasma, Rumah Sakit Diminta Siaga
Wahyuni menekankan polusi udara juga ikut serta menjadi peran kunci dalam menyebabkan penurunan pertahanan saluran napas.
"Polusi udara mengandung zat-zat kimia yang dapat mengurangi kemampuan alami tubuh untuk membersihkan saluran napas. Bulu-bulu halus di saluran napas yang bertindak seperti penyapu menjadi lemah, memungkinkan bakteri dan kuman untuk tinggal lebih lama dan menyebabkan infeksi paru-paru," tambahnya.
Penggunaan masker, cuci tangan, dan etika batuk membantu mencegah penularan. Pencegahan pneumonia juga melibatkan memeriksa napas anak, dengan napas cepat memerlukan perhatian khusus
Untuk memastikan diagnosis pneumonia pada anak dan mengevaluasi kondisinya, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan berbagai tes penunjang seperti tes darah, tes PCR, tes urine, dan foto rontgen dada. Dalam beberapa kasus, bronkoskopi juga dapat dilakukan.
Pengobatan pneumonia pada anak disesuaikan dengan penyebabnya. Biasanya, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi pneumonia akibat infeksi bakteri, antivirus untuk pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus, dan antijamur untuk pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur.
Untuk mengurangi gejala demam, dokter juga dapat memberikan obat pereda demam seperti ibuprofen atau paracetamol.
Jika kondisi anak sudah lemah atau pneumonia cukup parah, dokter akan memberikan terapi oksigen dan cairan infus, serta obat-obatan melalui suntikan.
Dalam konteks ini, pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif menjadi salah satu langkah penting untuk meningkatkan pertahanan saluran napas anak-anak. ASI eksklusif memberikan keuntungan besar untuk anak-anak. Komposisi nutrisi yang kaya, termasuk vitamin dan mineral, membantu pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Dalam pencegahan pneumonia dan penyakit lainnya, imunisasi menjadi langkah yang tidak bisa diabaikan. Meskipun vaksin tidak mencakup semua jenis kuman, imunisasi tetap menjadi perlindungan penting, terutama pada anak-anak.
Wahyuni juga menegaskan bahwa perlindungan holistik (penanganan anak usia dini dengan menyeluruh) tidak dapat hanya bergantung pada satu aspek.
"Pencegahan pneumonia dan penyakit lainnya memerlukan pendekatan menyeluruh. Reduksi polusi udara, penerapan nutrisi yang baik, imunisasi yang tepat waktu, dan protokol kesehatan harian seperti penggunaan masker dan cuci tangan merupakan langkah-langkah yang harus diterapkan secara bersamaan," tegasnya.
Pentingnya pendekatan holistik dalam pencegahan penyakit pada anak-anak menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan kesehatan yang kompleks, terutama di masa pandemi ini. (Z-1)
Terkini Lainnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah Sejak Usia 35 Tahun
Risiko Mematikan, RSV Jadi Penyebab Pneumonia Utama pada Balita
Cegah Pneumonia, Jemaah Haji Wajib Pakai Masker
Masyarakat Jakarta Bisa Dapatkan Vaksin Pneumonia secara Gratis
Kasus Pneumonia pada Anak Tinggi, Perlu Upaya Konkret Wujudkan Generasi Emas
Angka Pneumonia Tinggi Dapat Ditekan dengan Vaksinasi PCV
Ada Tambahan Vaksin PCV15, Jadwal Vaksinasi Dewasa 2024 Berubah
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap