visitaaponce.com

Wisuda XXV UMN, AI Merupakan Inovasi Dunia Kerja dan Bukan Ancaman

Wisuda XXV UMN, AI Merupakan Inovasi Dunia Kerja dan Bukan Ancaman 
Kampus UMN menggelar wisuda ke XXV(Dok)

ARTIFICIAL Intelligence (AI) seolah menjadi dua mata pisau yang bisa melukai siapapun. Di satu sisi AI menjadi alat yang mampu mempermudah pekerjaan seseorang. Namun di sisi yang lain AI justru menjadi ancaman, sebab perkembangannya dinilai akan menggantikan pekerjaan seseorang. Revolusi industri besar-besaran ditakutkan akan kembali mengancam eksistensi manusia.

Mengangkat tema “Harnessing AI for Competitive Edge: Strategies for Sustainable Workplace Innovation”, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) secara khusus mengangkat isu AI ini dalam agenda wisuda XXV yang menghadirkan Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial Indonesia (KORIKA) dan Perekayasa Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hammam Riza sebagai pembicara utama pada acara yang dihelat di ICE BSD, Tangerang, Sabtu (13/1). 

“AI yang ada saat ini dalam perkembangannya telah melalui waktu yang sangat panjang. Mulai tahapan machine learning, deep learning, hingga yang ada saat ini: generative AI. Generative AI tak hanya memberikan analisis data saja, namun juga mampu memberikan konten yang baru” ujar Hammam dalam pembukaannya.

Baca juga : Raih Dana 2 Miliar dari Kemendikbud Ristek, Prodi Manajemen UMN Mulai Proyek Wirausaha Merdeka (WMK)

Hammam juga memaparkan mengenai banyak peluang yang bisa dimanfaatkan seiring dengan perkembangan AI. Hal ini menjadi angin segar bagi banyak orang yang merasa terancam dengan kehadiran dan perkembangan AI. Peluang ini juga menjadi inspirasi yang baik bagi 1284 wisudawan agar bisa mengembangkan AI sebagai alat mereka dalam berkarya setelah lulus.

Baca juga : 684 Calon Mahasiswa Baru Sambangi Open House UMN

“Perkembangannya sampai pada integrasi AI di kehidupan yang mendorong inovasi yang berkelanjutan. AI di dunia kerja akan meningkatkan efisiensi, akurasi, dan mendorong kreativitas berdasarkan kemampuan mengolah data. Lebih dari 70% Perusahaan secara global sudah menyatakan niatnya untuk berinvestasi untuk memanfaatkan AI. Pengetahuan akan AI akan memberikan nilai lebih bagi sumber daya manusia,” lanjut Hammam.

Untuk itu Hammam mengajak wisudawan untuk tidak takut dengan kemajuan teknologi AI terutama dalam perkembangannya di dunia kerja. AI bukan untuk mengeliminasi pekerjaan, namun justru akan memberikan peluang-peluang baru.

Di tempat yang sama, Rektor UMN Ninok Leksono dalam sambutannya menyampaikan bahwa segala pengetahuan yang telah diberikan oleh UMN diharapkan tidak berhenti begitu saja setelah wisuda. Ninok berharap, gelaran wisuda 1284 mahasiswa/i ini bukan menjadi akhir namun justru menjadi awal lulusan membuktikan ilmunya.

“Kami berharap, wisudawan mendapat inspirasi untuk menggali lebih jauh peluang teknologi termasuk AI. Kami siapkan semuanya sejak awal mahasiswa masuk hingga hari ini diwisuda, semua bicara soal perkembangan teknologi, tak lain dan tak bukan agar semua lulusan nantinya bisa unggul di dunia kerja,” ungkap Ninok.

UMN tidak pernah mau tertinggal dari topik-topik kemajuan teknologi. Berbagai kegiatan mahasiswa disiapkan sedemikian rupa untuk dekat dan kritis dengan teknologi.

“Selamat dan proficiat karena hari ini sudah diwisuda. Gali terus sampai dalam penggunaan teknologi hingga mampu berdampak baik bagi lingkungan. Pintar itu penting, tapi yang juga tidak kalah penting adalah perilaku, sopan santun, bisa bekerja secara teamwork, dan memiliki komunikasi antarpersonal yang baik,” tutup Ninok.

Wakil Rektor Bidang Akademis UMN Friska Natalia ikut memberi tanggapan terkait perkembangan AI terutama di lingkungan akademis. Dia menyebutkan bahwa proses perkuliahan di UMN juga melibatkan AI terutama dalam memahami cara kerja dan kegunaannya. 

Friska mengungkapkan bahwa di dalam lingkungan pendidikan kita harus terus update dengan perkembangan zaman dan AI ini bukan ancaman, namun peluang untuk mempelajari hal-hal baru yang ada saat ini. Oleh karena itu di dalam proses pembelajarannya dan materinya pun dapat mengadopsi teknologi AI yg terkini.

“UMN sudah mengadopsi AI didalam pembelajaran sejak Semester Ganjil 2023/2024 pada Agustus 2023 lalu. Setiap fakultas memilih beberapa mata kuliah yang dapat di explore secara maksimal untuk penggunaan AI-nya sehingga rubric penilaian di dalam mata kuliah ini pun menyesuaikan dengan tujuan penggunaan AI ini,” ungkap Friska.

Lingkungan akademis sangat kental dengan tradisi penelitian yang ilmiah dan harus dimengerti cara berpikirnya oleh mahasiswa; sedangkan AI bekerja secara otomatis dengan logika yang sederhana hingga rumit. Sisi otomatis AI inilah yang dalam lingkungan akademis perlu diperhatikan secara khusus juga agar mahasiswa mampu mengurai cara berpikir yang ilmiah. 

AI dan sebagaimana teknologi lainnya akan terus berkembang. Dan UMN sejak awal tetap berkomitmen terhadap perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Ilmu yang didapat selama di kampus diharapkan kelak dapat digunakan secara maksimal di lingkungan kerja. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat