visitaaponce.com

Isra Miraj Adalah Kisah, Ayat Al-Quran, dan Hikmah

Isra Mi'raj Adalah: Kisah, Ayat Al-Qur'an, dan Hikmah
Ilustrasi.(Freepik.)

ISRA Miraj merupakan suatu peristiwa penting dalam ajaran Islam. Pada kejadian tersebut, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian naik ke langit ketujuh dalam waktu satu malam. 

Mengingat jarak yang ditempuh dan teknologi belum secanggih sekarang, mungkin sulit bagi akal manusia untuk memahami Rasulullah bisa menyelesaikan perjalanan tersebut dalam waktu singkat. Namun, peristiwa Isra Miraj dianggap sebagai mukjizat Nabi SAW, dan setiap muslim wajib memercayainya.

Isra Miraj melibatkan dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Kejadian ini memiliki pentingnya tersendiri bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW menerima perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.

Kisah Isra Mi'raj 

Dalam bahasa Arab, Isra Miraj umumnya ditulis sebagai al-'Isra' wal-Mi'raj (الإسراء والمعراج). Istilah ini terdiri dari dua kata, yaitu isra' dan mi'raj. Keduanya memiliki arti tersendiri.

Baca juga: Kisah Sembilan Nabi yang tidak Disebutkan dalam Al-Qur'an

Kata isra' berasal dari kata sara yang berarti 'perjalanan malam'. Sementara itu, mi'raj dalam bahasa Arab dapat diartikan sebagai 'kendaraan', 'alat untuk naik', atau 'tangga'. Bentuk jamaknya ialah ma'arij yang berarti 'tempat-tempat naik'.

Menurut Julijanto (2015) dalam Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW isra' adalah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa pada suatu malam. Sedangkan mi'raj ialah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Aqsa ke langit tujuh, melewati Sidratul Muntaha, dan akhirnya mencapai Mustawa.

Terdapat pengertian Isra Miraj lain yang perlu diketahui, seperti menurut Abduh (1994) dan Zindy (1986), yang menjelaskan makna isra' sebagai perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan mi'raj sebagai perjalanan naik ke langit tujuh.

Baca juga: 20 Sifat Mustahil bagi Allah, Arti dan Penjelasannya

Peristiwa Isra Miraj merupakan salah satu dari tiga perjalanan utama dalam kehidupan Rasulullah SAW, selain hijrah dan Haji Wada. Kejadian ini terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, sekitar 620-621 M, walaupun tanggal pastinya masih diperdebatkan. Isra Miraj melibatkan peristiwa Isra, yaitu perjalanan dari Makkah ke Baitul Maqdis, dan Mi'raj yang melibatkan kenaikan ke langit tujuh.

Dalam konteks dakwah Rasulullah SAW, Isra Miraj memiliki makna yang dalam. Peristiwa ini menjadi penghibur bagi Rasulullah dalam menghadapi kesedihan setelah kehilangan istri dan paman tercintanya. Isra (perjalanan malam) dan Mi'raj (kenaikan ke langit) menjadi momen penting dalam perjalanan rohaniah Rasulullah, yang juga menandai perintah salat lima waktu bagi umat Islam.

Isra Miraj juga mencerminkan hubungan istimewa antara Rasulullah dan Allah SWT, terutama saat Rasulullah berjumpa dengan Allah. Peristiwa ini memberikan inspirasi dan pengajaran bagi umat Islam, dengan salat dianggap sebagai mi'raj bagi orang-orang beriman.

Baca juga: Tafsir Ali Imran Ayat 55: Pengangkatan Nabi Isa dan Wafatnya

Semua peristiwa ini membuktikan kebesaran Allah dan memberikan motivasi serta semangat kepada Rasulullah dalam menjalankan misinya. Meskipun tanggal pasti Isra Miraj tidak diketahui secara persis, peristiwa ini tetap diabadikan sebagai salah satu momen penting dalam sejarah Islam.

Nabi Muhammad menerima mukjizat berupa perjalanan ke langit ketujuh dalam satu malam yang disebut Isra' Mi'raj. Peristiwa yang diperingati setiap 27 Rajab Hijriah ini sering dianggap sebagai hadiah Allah untuk Rasul-Nya yang sedang berduka setelah kehilangan istri dan paman tercintanya. Kaprodi Doktor Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Dr. Saiful Bahri, Lc., MA., berbagi kisah inspiratif dari peristiwa tersebut.

Setelah kehilangan istri tercintanya, Khadijah, dan paman tercintanya, Rasulullah menghadapi tekanan dan teror dari kaum Quraisy. Tekanan dari internal dan eksternal menyulitkan Rasulullah dari segala arah. Isra Mi'raj dianggap sebagai cara Allah untuk menghibur hati Nabi shallalahu 'alaihi wasallam.

Baca juga: Tafsir Ali 'Imran 73: Bantah Bani Israil, Karunia Kenabian Milik Allah

Isra dan Mi'raj dapat disederhanakan menjadi dua peristiwa, yaitu Isra yang berarti perjalanan malam hari dari Kakbah (Makkah) ke Baitul Maqdis (Yerusalem/Madinah) dan Mi'raj yang berarti kenaikan saat Allah mengangkat Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis melewati langit tujuh menuju Sidratul Muntaha. 

Dari pengajaran langit tersebut, terdapat nilai-nilai penting bagi kepemimpinan, seperti menjaga integritas moral, belajar dari sejarah, konsistensi dan disiplin, kebijakan yang membumi kepada rakyat, serta memprioritaskan kemaslahatan umum.

Ayat tentang Isra Mi'raj

1. Surat Al-Isra Ayat 1.

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Sub-hānallażī asrā bi'abdihī lailam minal-masjidil-harāmi ilal-masjidil-aqshalladzī bāraknā haulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī'ul-bashīr.

Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

2. Surat An-Najm Ayat 12-18.

اَفَتُمٰرُوْنَهٗ عَلٰى مَا يَرٰى

12) afa tumārụnahụ 'alā mā yarā.

Artinya: "Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu?"

وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

13) wa laqad ra`āhu nazlatan ukhrā.

Artinya: "Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain."

عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ

14) 'inda sidratil-muntahā.

Artinya: "(yaitu) di Sidratul Muntaha."

عِندَهَا جَنَّةُ ٱلْمَأْوَىٰٓ

15) 'indahā jannatul-ma`wā.

Artinya: "Di dekatnya ada surga tempat tinggal."

اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ

16) idz yagsyas-sidrata mā yagsyā.

Artinya: "(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya."

مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى

17) mā zāgal-baṣaru wa mā thagā.

Artinya: "Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya."

لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى

18) laqad ra`ā min āyāti rabbihil-kubrā.

Artinya: "Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar."

Hikmah perjalanan Isra Mi'raj

Dari cerita yang menginspirasi Isra Mi'raj dapat disimpulkan bahwa salah satu hikmahnya terletak pada kisah Nabi Muhammad SAW yang mengalami kehilangan dua sosok penting, yaitu Khadijah, istrinya, dan Abu Thalib, pamannya. Belum lagi, Nabi Muhammad menghadapi teror fisik dari orang-orang Quraisy tanpa perlindungan dari kedua sosok itu.

Dalam menghadapi serangkaian peristiwa sulit tersebut, sebagaimana manusia biasa, Nabi Muhammad mengalami kebuntuan. Untuk menghiburnya, Allah memperjalankannya ke langit. Sebagai manusia yang mengalami kebuntuan dalam hidup, seseorang dapat menghadapinya dengan melakukan safar atau perjalanan. Oleh karena itu, dalam perjalanan tersebut, seseorang sering kali menemukan ide-ide luar biasa, tetapi penting untuk mencari inspirasi dari hal-hal yang baik.

Selain hikmah melakukan safar, Saiful juga menyoroti hikmah lain, yaitu setiap manusia akan menjalani proses kehidupan menuju suatu destinasi tertentu. Jika Rasulullah menyatakan kondisi di akhirat, itu menandakan bahwa perjalanan menuju ke sana melibatkan suatu proses.

Hikmah terakhir yang ditekankan berkaitan dengan pentingnya iman. Sebagai manusia biasa, kita tidak akan percaya pada mukjizat jika tidak memiliki keimanan di hati. Oleh karena itu, iman dianggap sebagai modal utama untuk menjalani kehidupan dalam naungan Islam.

Meskipun peristiwa Isra Miraj adalah pengalaman khusus Nabi SAW, terdapat beberapa hikmah yang dapat diambil bagi umat Islam.

1. Menyadari bahwa perintah salat lima waktu merupakan ibadah besar bagi umat Islam.

2. Memahami rahmat Allah SWT dan kasih sayang Rasulullah kepada umat, yang mengakibatkan salat 50 waktu berkurang menjadi lima waktu.

3. Menumbuhkan keyakinan pada kekuasaan dan kehendak Allah SWT atas segala sesuatu.

4. Mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah melalui perjalanan Nabi yang hanya berlangsung selama satu malam.

5. Menyadari bahwa salat merupakan dialog antara hamba dan Rabbnya, mirip dengan ketika Rasulullah bertemu dengan Allah SWT selama Isra Miraj. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat