Anak dalam Kondisi Gawat Darurat Harus Segera Dibawa ke Rumah Sakit
![Anak dalam Kondisi Gawat Darurat Harus Segera Dibawa ke Rumah Sakit](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/b9294b274b575ea04fd8d8cdfaca18f0.jpg)
DOKTER Spesialis Anak Konsultan Emergensi dan Rawat Intensif Anak Tartila menjelaskan anak bisa mengalami kondisi gawat darurat ketika berada di rumah dan harus segera dibawa ke rumah sakit.
"Kondisi kegawatdaruratan yang sering terjadi pada anak di rumah itu, (misalnya) anak baru belajar jalan lalu jatuh, kemudian eksplorasinya yang tinggi bisa memunculkan cedera (jika terkena objek berbahaya), seperti luka bakar," kata dokter yang berpraktik di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo itu, dikutip Selasa (6/2).
Salah satu kondisi gawat darurat yang sering terjadi pada anak di rumah adalah luka bakar dan dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan.
Baca juga : Gaza Malam Ini Seperti Kota Mati, 1.385 Syahid dan 6.229 Terluka
Luka bakar tingkat pertama adalah superfisial, yakni luka bakar hanya mengenai lapisan teratas kulit dengan ciri kemerahan dan nyeri.
"Kalau dia lebih dalam lagi, itu turun ke lapisan bawah ciri khasnya ada gelembung, seperti lepuhan berisi cairan (tingkat dua). Kalau lebih dalam lagi, kemudian bisa menimbulkan peradangan hebat, dan bisa meninggalkan bekas serta membutuhkan waktu lama untuk penyembuhannya (tingkat tiga)," kata Tartila.
Jika anak mengalami luka bakar, langkah pertama yang bisa dilakukan orangtua adalah mengamankan anak dari sumber api atau paparan api, lalu buka benda-benda yang menempel di sekitar luka anak. Setelah itu, aliri air pada luka bakar selama kurang lebih 20 menit untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.
Namun, jika luka bakar mengenai area kulit di area yang lebih luas, dalam, serta mengenai bagian vital pada anak, Tartila menyarankan untuk segera membawa anak ke rumah sakit agar segera mendapat penanganan dari dokter.
Baca juga : Penyakit Jantung Bawaan bisa Fatal, Penanganan Tepat Jadi Penyelamat
Meski demikian, usahakan untuk tetap mengaliri air di bagian kulit yang terkena luka bakar untuk meredakan suhu panasnya.
Selain luka bakar, kondisi cedera lain yang sering dialami anak saat di rumah adalah luka akibat jatuh. Biasanya, luka karena jatuh tidak membahayakan kondisi anak, selama mereka tidak memiliki tanda bahaya pada tubuhnya.
"Jatuh ini paling sering terjadi pada anak. Ada beberapa kondisi jatuh yang harus diwaspadai, misalnya pada bayi atau jatuh dari ketinggian lebih dari 1,5-2 meter. Itu adalah tanda-tanda dibutuhkannya pemeriksaan lebih lanjut," kata Tartila.
Baca juga : Program CSR Bantu Tangani Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan
Tidak hanya usia dan ketinggian permukaan saat jatuh, kondisi cedera pada anak yang mengharuskan pemeriksaan lebih lanjut adalah cedera pada kepala.
Cedera pada kepala merupakan kondisi yang cukup riskan dan berisiko terhadap kesehatan anak sehingga ada baiknya untuk segera dirujuk ke dokter.
Tidak hanya itu, pada anak yang lebih besar, tanda-tanda yang harus diwaspadai adalah pingsan. Jika anak terjatuh dan tidak sadarkan diri hingga menimbulkan kejang (dan muntah-muntah) segera bawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga : Orangtua Berperan Menumbuhkan Minat Baca Anak
"Kalau ada bentukan aneh (di bagian tubuh anak) dan mereka merasa kesakitan hebat, maka anak harus dibawa segera ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) terdekat," kata Tartila.
Saat melakukan pertolongan pertama pada anak yang terluka akibat jatuh, selalu jaga kebersihan sebelum penanganannya. Jangan lupa untuk menghentikan perdarahan pada luka dengan kain kasa steril.
Jika perdarahan sudah berhenti, bersihkan luka dan balut dengan kain kasa baru atau plester luka (sesuaikan dengan lebar dan kedalaman luka) hingga luka tertutup dari paparan udara. Hal itu dilakukan untuk mencegah infeksi pada luka.
Baca juga : Ini Gejala Pneumonia pada Anak
Tidak hanya luka akibat jatuh dan luka bakar, kondisi gawat darurat pada anak ketika di rumah dapat disebabkan oleh faktor lainnya, seperti sesak napas dan dehidrasi.
Tartila pun menyarankan untuk tidak memberikan mainan berukuran kecil bagi balita untuk mencegah masuknya objek asing ke dalam mulut mereka. Terkadang, keingintahuan anak yang tinggi dapat memicu masuknya mainan ke dalam mulut dan menyebabkan kondisi berbahaya bagi mereka.
Terakhir, kondisi gawat darurat pada anak yang sering terjadi di rumah adalah dehidrasi atau kekurangan cairan. Penyebabnya pun bervariasi, yakni bisa karena diare atau pun demam.
Baca juga : Pemberian Air Putih Berlebihan Bisa Sebabkan Anak Stunting
"Dehidrasi ada tingkatannya, ada kondisi ringan, sedang, atau berat. Harapannya, Ayah Bunda semua (tidak membiarkan) anak sudah dalam kondisi dehidrasi berat dan terlambat mendapat penanganan dari dokter," kata Tartila.
Jika anak mengalami dehidrasi, orangtua bisa memberikan minum agar kondisi anak tidak menjadi semakin parah. (Ant/Z-1)
Baca juga : Ini Empat Hal yang Harus Anda Perhatikan Saat Anak Sakit
Terkini Lainnya
Perpres Perlindungan Anak di Ranah Daring dalam Proses Sinkronisasi
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ayah di Alor Ditangkap Karena Aniaya Anak
Apakah Telepati Pada Anak Kembar Benar Ada?
Pertengkaran Anak-anak saat Liburan, Ini Cara Mengatasinya
DAK Non Fisik Perlu Dimaksimalkan untuk Tangani Isu Perempuan dan Anak
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap