visitaaponce.com

Waste Audit Sungai Watch 60 Sampah Plastik di Sungai Berupa Sachet

Waste Audit Sungai Watch: 60% Sampah Plastik di Sungai Berupa Sachet
Sampah plastik berupa sachet yang dijaring tim Sungai Watch dari sejumlah sungai di daerah Bali dan Banyuwangi, Jawa Timur.(Ist)

DARI penjaringan sampah yang dilakukan Sungai Watch, sebuah lembaga peduli lingkungan asal Bali, di sungai-sungai yang ada di dearah Bali dan Banyuwangi, Jawa Timur sepanjang 2023, diperoleh waste audit bahwa 60% dari sampah yang terjaring merupakan sampah sachet.

Ditemukan 91.667 item sachet pada lokasi audit yang berhasil terjaring di sungai-sungai yang ada di Bali dan Banyuwangi.

Adapun pengauditan sampah ini dirangkum dalam sebuah laporan berjudul 'Sungai Watch Impact Report 2023'. 

Baca juga : Kegiatan Bersih-Bersih Sampah Digelar di Kepulauan Seribu

Sungai Watch menyebutkan penjaringan sampah di sungai-sungai dilakukan dengan memasang jaring-jaring sampah di hulu-hulu sungai.

Sungai Watch memiliki tujuh fasilitas sortir di Bali dan Jawa Timur. Ada 844.936 kilogram sampah yang berhasil dikumpulkan oleh 119 River Warrior sepanjang 2023. 

Menurut Sungai Watch, audit merek dari sampah plastik ini menjadi hal mendesak yang perlu dilakukan guna mencegah polusi.

Baca juga : Chandra Asri Pacu Pemanfaatan Sampah Plastik Low Value Jadi Aspal

Disebutkan dalam laporannya,  kemasan sachet sangat umum digunakan di Indonesia, mulai dari sampo hingga kopi instan.

Harga yang terjangkau dan sifat yang praktis menjadi alasan utama penggunaan sachet.

Namun, komponennya yang kompleks dengan lapisan ganda yaitu plastik dan aluminium memberikan tantangan bagi proses daur ulang dan mengancam lingkungan.

Baca juga : Sampah Plastik Masih Jadi Pencemar Sungai di Berbagai Daerah

Adapun wilayah-wilayah pembersihan sampah yang dilakukan Sungai Watch berada di Banyuwangi, Jawa Timur, yaitu Rogojampi dan Bangorejo, serta di Bali, yaitu di Buleleng, Gianyar, Tabanan, Badung, dan Denpasar.

Dari hasil audit sampah sepanjang 2023, Sungai Watch mencatat 10 besar pencemaran sampah sachet ini berasal dari perusahaan besar dan terkemuka.

Hasil penelitian atau sensus sampah plastik juga pernah dilakukan Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) pada tahun 2023 lalu.

Baca juga : Sinar Mas Land Ajak Warga Mengolah Sampah Menjadi Produk Berguna

Muhammad Kholid Basyaiban selaku Koordinator Program Sensus Sampah Plastik Indonesia mengatakan penelitian ini dilakukan hampir dua tahun, mulai dari Maret 2022  hingga November 2023.

“Dalam penelitian ini kami melibatkan sekitar 38 komunitas se-Indonesia dan 12 kolaborator dari 50 kampus swasta di Indonesia,” ujar Kholid.

Dalam penelitian yang dilakukan, BRUIN dan tim satu menyusuri serta melakukan audit sampah di 64 titik lokasi di 30 kabupaten kota di 13 provinsi di Indonesia.

Baca juga : Shinhan Indo Finance Fokus Kembangkan Bisnis Cabang Surabaya

Sensus Sampah Plastik ini adalah audit sampah plastik di perairan yang pertama kali dilakukan di jumlah titik terbanyak di Indonesia, yakni di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat.

Menurut Kholid, pemilihan wilayah tersebut dilakukan dengan menggunakan proporsi sampling. Di mana, penentuan lokasinya dilihat dari lingkungan yang dijadikan fokus untuk penelitiannya.

“Karenanya, wilayahnya itu secara random, karena sifat penelitiannya kan kolaboratif. Jadi, itu salah satunya support data dari komunitas-komunitas yang ada di luar Jawa. Kita memilihnya  berdasarkan kolaboratif dengan komunitas,” katanya.

Baca juga : Amandina Bumi Nusantara Sukses Terapkan Ekonomi Sirkular di Indonesia

Dia menjelaskan ada lima metode yang digunakan dalam penelitian ini.

Pertama, metode dengan jaring atau penangkapan (catching), kedua itu drafting (pencatatan), ketiga pakai barcode scanning, keempat metode trash boom (penjebak sampah), dan kelima adalah foto sampah.

 “Itu cara kita untuk mengumpulkan sampah dan mendata sampah itu. Kita juga mengidentifikasinya mulai dari mereknya, asal produsennya, tipe layers atau lapisan plastiknya, tipe produk sama material plastiknya,” tuturnya.

Baca juga : Gandeng Koinpack by Alner, Nestlé Luncurkan Studi Kemasan Guna Ulang

Dia memaparkan dari 25.733 sampah plastik yang berhasil dikumpulkan, kemasan plastik (sachet) mendominasi dan itu mengidentifikasi produsen pencemar terbesar.

Plastik yang diproduksi oleh Mayora  menempati 5 besar sebagai perusahaan pencemar sampah plastik di Indonesia.

Empat lainnya adalah sampah plastik berlabel dari produsen Wings Food, Unilever, dan Indofood.

Baca juga : Dalam Pengelolaan Sampah, Produsen Diharapkan Terapkan EPR

Selanjutnya ada PT Santos Jaya Abadi, Unicharm, P&G, Garuda Food, dan Ajinomoto.

“Kami nilai mereka-mereka ini hanya memikirkan keuntungan, tanpa melihat dampak buruk bagi lingkungan,” tukasnya. (S-4)

Baca juga : Pemkot Denpasar Pasang Jaring Sampah di Setiap Perbatasan Desa

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat