visitaaponce.com

Warga Diingatkan tidak Abai Menjaga Diri Saat Kondisi Udara Buruk

Warga Diingatkan tidak Abai Menjaga Diri Saat Kondisi Udara Buruk
Warga memakai masker saat beraktivitas di luar ruang di kawasan Sudirman, Jakarta(MI/Usman Iskandar)

PRAKTISI Kesehatan Ngabila Salama meminta masyarakat, terutama yang saat ini tinggal dan beraktivitas di DKI Jakarta, untuk tidak abai menjaga diri saat kualitas udara memburuk.

"PM 2.5 yang membahayakan dikhawatirkan dapat menyebabkan penyakit tidak menular dalam jangka waktu pendek (akut) dan jangka lama (kronik) secara multiorgan bisa dari kulit, paru, sampai jantung," kata Ngabila, Jumat (7/6).

Menanggapi kualitas udara di Jakarta yang terpantau memburuk, Ngabila menekankan hal tersebut dapat berdampak buruk pada kondisi kesehatan paru-paru masyarakat.

Baca juga : Polusi Udara Dipastikan Tingkatkan Risiko Radang Paru

Dalam jangka pendek, paru-paru berpotensi terkena serangan asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) eksaserbasi akut, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia dan alergi.

Sementara untuk jangka panjangnya, meningkatkan potensi terkena kanker paru maupun jantung.

"Apalagi kalau orang itu menjadi perokok aktif atau pasif, maka akan memperparah kondisi kesehatannya," ujar dia.

Baca juga : Ini Tips Atasi Batuk Akibat Cuaca Panas dan Polusi

Sebagai bentuk proteksi diri, masyarakat disarankan untuk tetap mengenakan masker jenis KN 95 atau KF 94 untuk menghalangi PM 2.5 dan menghindari menjadi perokok aktif maupun pasif.

Ngabila mengatakan masyarakat perlu memastikan agar imunitas mereka tetap terjaga lewat fisik dan mental yang sehat melalui pola hidup bersih sehat CERDIK dan CERIA setiap harinya.

Guna mencegah ISPA dan pneumonia, menjaga pola hidup tetap bersih dapat dilakukan dengan memakai masker, mencuci tangan atau menggunakan penyanitasi tangan, dan menjaga jarak di kerumunan (3M).

Baca juga : Waspada, Polusi Udara Bisa Sebabkan Kanker

"Jangan lupa gunakan air purifier atau hepa filter yang ada di rumah. Rajinlah dibersihkan juga alatnya, hindari aktivitas di luar ruangan jika kondisi polusi udara kurang baik," kata dia.

Bagi kelompok rentan, seperti anak dan lansia, ia meminta agar tiap pihak tidak malas untuk memakai masker di luar ruangan, mengikuti vaksinasi influenza dan melengkapi vaksin covid-19 agar tidak memberatkan gejala yang telah ada.

Meski demikian, Ngabila menilai sebenarnya kualitas udara yang buruk dapat dicegah melalui adanya perubahan pola hidup bersama. Misalnya, dimulai dari hal kecil setiap orang dapat beralih menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki guna meminimalisasi penyebaran asap kendaraan di jalan.

Kemudian menghemat listrik dan air baik di rumah maupun di kantor, menggunakan kendaraan listrik atau sepeda bila mengunjungi tempat-tempat yang dekat serta memperbanyak memelihara tanaman untuk meningkatkan kadar oksigen di sekitarnya.

Sementara kepada pemerintah, perempuan yang juga menjadi Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan tersebut menyarankan agar secara komprehensif melakukan upaya agresif untuk menurunkan polusi udara baik dari segi komunitas, ekonomi dan individu. Termasuk mengajak multisektor seperti industri, transportasi dan rumah tangga untuk menerapkan perubahan pola hidup yang berkelanjutan. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat