Biden Larang Impor Bahan Panel Surya dari Tiongkok
![Biden Larang Impor Bahan Panel Surya dari Tiongkok](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/06/1b741bf14eea4179450c244f4136c0d6.jpg)
Pemerintahan Biden pada Rabu (23/6) memerintahkan larangan impor AS atas bahan panel surya utama dari Hoshine Silicon Industry Co yang berbasis di Tiongkok atas tuduhan kerja paksa, kata dua sumber yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.
Departemen Perdagangan AS secara terpisah membatasi ekspor ke Hoshine, tiga perusahaan Tiongkok lainnya dan Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC) yang bercorak militer, dengan mengatakan mereka terlibat dengan kerja paksa orang Uyghur dan kelompok minoritas Muslim lainnya di Xinjiang.
Tiga perusahaan lain yang ditambahkan ke daftar hitam ekonomi AS termasuk Xinjiang Daqo New Energy Co, sebuah unit dari Daqo New Energy Corp; Xinjiang East Hope Nonferrous Metals Co, anak perusahaan dari raksasa manufaktur East Hope Group yang berbasis di Shanghai; dan Xinjiang GCL New Energy Material Co, bagian dari GCL New Energy Holdings Ltd.
Departemen Perdagangan mengatakan perusahaan dan XPCC "telah terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran dalam pelaksanaan kampanye Tiongkok atas penindasan, penahanan sewenang-wenang massal, kerja paksa dan pengawasan teknologi tinggi terhadap Uyghur, Kazakh, dan anggota lain dari kelompok minoritas Muslim di "Xinjiang.
Setidaknya beberapa perusahaan yang terdaftar di Departemen Perdagangan adalah produsen utama silikon monokristalin dan polisilikon yang digunakan dalam produksi panel surya.
Perusahaan atau perusahaan induknya tidak segera menanggapi permintaan komentar, atau tidak dapat segera dihubungi. XPCC tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Menolak tuduhan
Ketika dimintai komentar, kedutaan besar Tiongkok di Washington menyebut pernyataan pada Selasa oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian yang menolak tuduhan genosida dan kerja paksa di Xinjiang sebagai "tidak lain hanyalah rumor dengan motif tersembunyi dan kebohongan yang benar-benar bohong."
"Perintah Menahan Pelepasan" oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS itu hanya memblokir impor materi dari Hoshine. Sebuah sumber yang mengetahui perintah tersebut mengatakan bahwa hal itu tidak berdampak pada sebagian besar impor polisilikon AS dan produk berbasis silika lainnya.
Sumber kedua mengatakan langkah itu tidak bertentangan dengan tujuan iklim dan dukungan Presiden Joe Biden untuk industri surya domestik.
Pemerintahan Biden pada Maret mengumumkan target untuk memotong biaya energi surya sebesar 60% dalam 10 tahun ke depan. Presiden Biden telah menetapkan tujuan jaringan listrik bersih 100% pada 2035.
Sumber tersebut mengatakan Amerika Serikat terus menyelidiki tuduhan kerja paksa oleh perusahaan Tiongkok yang memasok polisilikon.
Wilayah Xinjiang menyumbang sekitar 45% dari pasokan polisilikon tingkat surya dunia, demikian pernyataan sebuah laporan oleh analis industri surya.
Dua sumber yang mengetahui kebijakan tersebut mengatakan Gedung Putih melihat tindakan tersebut sebagai "kelanjutan alami" dari perjanjian G7 awal bulan ini untuk menghilangkan kerja paksa dari rantai pasokan.
"Kami melihat tiga tindakan ini sebagai perwujudan komitmen itu," kata salah satu sumber. "Kami percaya tindakan ini menunjukkan komitmen untuk mengenakan biaya tambahan pada Tiongkok karena terlibat dalam praktik kerja paksa yang kejam dan tidak manusiawi."
XPCC, sebuah organisasi paramiliter yang dikirim ke Xinjiang pada 1950-an untuk membangun pertanian dan permukiman, tetap kuat di sektor energi dan pertanian di kawasan itu, beroperasi hampir seperti negara.
Pemerintahan-pemerintahan asing dan para aktivis hak asasi manusia mengatakan telah menjadi kekuatan dalam tindakan keras dan pengawasan terhadap Uighur di wilayah tersebut, menjalankan beberapa kamp penahanan. Departemen Keuangan AS tahun lalu memberi sanksi kepada XPCC karena "pelanggaran serius hak terhadap etnis minoritas." (Ant/OL-12)
Terkini Lainnya
Asosiasi Pengusaha Ritel Minta Pemerintah Berantas Impor Ilegal
APPBI Sesalkan Peraturan Pemerintah tidak Mampu Selesaikan Impor Ilegal
Hippindo Nilai Penetapan Bea Masuk Impor Ilegal tidak Tepat
Mendag Kaji Pengenaan Tarif BMTP dan BMAD Lindungi Industri Nasional
Bank Indonesia: Cadangan Devisa Akhir Juni 2024 US$140,2 Miliar
KPK Didesak Tindaklanjuti Laporan Dugaan Demurrage Beras
Pemerintah Dinilai tidak Serius Tangani Urusan Pangan
Industri Tekstil Dalam Negeri Ambruk Akibat Produk Impor, Penetapan BMAD Dinilai Efektif
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan
Pengamat Minta Pemerintah Hati-hati Tetapkan Aturan Bea Masuk 200 Persen
Bea Cukai dan Polri Ungkap Clandestine Lab Terbesar di Indonesia Milik Jaringan Tiongkok
Sekjen Kemnaker Terinspirasi oleh Pengelolaan SDM Tiongkok
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap