visitaaponce.com

Presiden Israel Akhiri Perjalanan Turki dengan Kunjungan Sinagog

Presiden Israel Akhiri Perjalanan Turki dengan Kunjungan Sinagog
Presiden Israel Isaac Herzog (kanan, bawah) berbicara saat menghadiri upacara di Sinagog Neve Shalom di Istanbul, pada 10 Maret 2022.(AFP/Yasin Akgul)

PRESIDEN Israel pada Kamis (10/3) mengakhiri perjalanan bersejarahnya ke Turki dengan kunjungan ke komunitas Yahudi di Istanbul, sehari setelah kedua negara menyambut era baru dalam hubungan. Isaac Herzog mengadakan pembicaraan di Ankara pada Rabu dengan mitranya Recep Tayyip Erdogan dalam kunjungan pertama oleh seorang presiden Israel sejak 2007.

Dia kemudian mengambil bagian dalam doa untuk para pengungsi Ukraina serta Turki dan Presiden Erdogan dengan anggota komunitas Yahudi di Istanbul di sinagog Neve Shalom di distrik Galata yang bersejarah. "Seluruh proses ini tanpa ilusi, tetapi mencerminkan kepentingan strategis dan bilateral," kata Herzog kepada wartawan tentang kunjungan dan pembicaraan sebelum memasuki sinagoga. Dia meninggalkan Turki tak lama setelah itu.

"Kami tidak akan menyetujui semuanya tetapi kami akan bercita-cita untuk menyelesaikan ketidaksepakatan kami dengan saling menghormati dan niat baik," kata Herzog saat konferensi pers dengan Erdogan pada Rabu. Sinagoga Neve Shalom, yang juga merupakan rumah bagi museum tentang warisan Yahudi, memiliki tempat khusus bagi orang Yahudi setempat.

Baca juga: Pria Palestina yang Terluka Parah Ditembak Israel Akhirnya Meninggal

Sinagoga itu menderita di masa lalu, kata Herzog, mengacu pada serangan teror pada 1986 yang menewaskan 22 orang dan lainnya pada 1992 dan 2003. Pada 15 November 2003, 30 orang tewas dan lebih dari 300 lainnya terluka setelah kendaraan yang diisi bahan peledak menargetkan dua sinagoga di Istanbul. Serangan itu diklaim oleh sel Al-Qaeda Turki.

Di bawah Kekaisaran Ottoman, Istanbul, kemudian Konstantinopel, menyambut banyak orang Yahudi yang diusir dari Spanyol pada 1492 yang mencari perlindungan dan mendirikan komunitas yang berkembang hingga abad ke-20. Pada 1930-an, orang-orang Yahudi tunduk pada undang-undang dan pogrom yang diskriminatif.

Baca juga: Presiden Israel Menuju Turki untuk Bangun kembali Hubungan

Selama 500 tahun hidup bersama, yang sering dikutip oleh pejabat Turki, meskipun status orang Yahudi Turki terkadang kurang setara. Sekitar 15.000 orang Yahudi tinggal di Turki saat ini, mayoritas di Istanbul, dibandingkan dengan 200.000 pada awal abad ke-20. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat