visitaaponce.com

12 Poin Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina Jadi Buah Tangan Xi untuk Putin

12 Poin Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina Jadi Buah Tangan Xi untuk Putin
File: Foto pertemuan antara Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin di St Petersburg, 6 Juni 2019 lalu.(AFP/Dmitry LOVETSKY)

PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping mengunjungi Moskow, Rusia, Senin (20/3), untuk berdiskusi dengan Presiden Vladimir Putin. Kunjungan perdana Xi setelah dikukuhkan menjabat Presiden Tiongkok untuk periode ketiga itu, selain akan membahas peningkatan kerja sama kedua negara, juga mengajukan proposal perdamaian untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

Xi merasa percaya diri dengan proposal yang dijuluki Jalan Rasional itu karena sebelumnya berhasil mendamaikan dua negara besar di Timur Tengah, Iran dan Arab Saudi, yang telah berselisih selama sembilan tahun. 

Menulis di surat kabar Rusia Rossiiskaya Gazeta, sebuah harian yang diterbitkan oleh pemerintah Rusia, Xi mengatakan diskusi dapat didasarkan pada proposal 12 poin Tiongkok untuk penyelesaian politik yang diterbitkan bulan lalu.

Baca juga: Diburu karena Kejahatan Perang, Ini Isi Surat Perintah Penangkapan Putin

"Dokumen itu berfungsi sebagai faktor konstruktif dalam menetralisir konsekuensi krisis dan mempromosikan penyelesaian politik. Masalah kompleks tidak memiliki solusi sederhana," tulis Xi.

Xi menambahkan proposal perdamaian itu mencerminkan sebanyak mungkin aspirasi komunitas global. 

Kunjungan Xi ke Moskow adalah yang pertama sejak Putin mengirim pasukan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, dengan Beijing menempatkan dirinya sebagai pihak netral.

Baca juga: Putin Rayakan 9 Tahun Pencaplokan Krimea

Dia juga akan menjadi pemimpin dunia pertama yang bertemu Putin sejak Pengadilan Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap presiden Rusia itu, pekan lalu. Putin dan Xi sempat bertemu tidak lama sebelum Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina.

Xi telah berusaha untuk menghadirkan Tiongkok sebagai pembawa perdamai dunia, dengan alasan bahwa jalan keluar dari krisis dapat ditemukan jika semua orang dipandu oleh konsep keamanan bersama, komprehensif, bersama, dan berkelanjutan, serta melanjutkan dialog dan konsultasi dengan cara yang setara dan bijaksana.

Xi juga mengatakan perjalanannya ke Rusia bertujuan memperkuat persahabatan antara kedua negara, kemitraan yang mencakup semua dan interaksi strategis, di dunia yang terancam oleh tindakan hegemoni, despotisme, dan intimidasi.

"Tidak ada model pemerintahan universal dan tidak ada tatanan dunia di mana kata yang menentukan adalah milik satu negara. Solidaritas dan perdamaian global tanpa perpecahan dan pergolakan adalah kepentingan bersama seluruh umat manusia," tegasnya.

Putin telah menyambut kesediaan Tiongkok untuk memainkan peran tersebut dalam mengakhiri konflik di Ukraina dan memiliki harapan yang tinggi dari pembicaraannya dengan Xi.

"Kami tidak ragu bahwa mereka akan memberikan dorongan kuat baru untuk seluruh kerja sama bilateral," tulis Putin dalam sebuah artikel yang ditulis untuk surat kabar Tiongkok dan diterbitkan oleh Kremlin pada Minggu (19/3).

Dia mengatakan hubungan Tiongkok-Rusia berada pada titik tertinggi. Tiongkok tidak mengutuk perang di Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi dan telah mengkritik sanksi internasional yang dijatuhkan pada Rusia dan beberapa tokoh politik dan militernya.

Xi juga berencana mengadakan diskusi telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setelah kunjungannya ke Moskow. 

Zelensky memberikan dukungan yang memenuhi syarat untuk rencana perdamaian ketika dirilis pada bulan Februari mencatat perlunya menghormati integritas teritorial Ukraina.

Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang mengadakan percakapan telepon yang jarang dengan rekannya dari Ukraina Dmytro Kuleba pekan lalu untuk mendesak solusi politik, dengan mengkhawatirkan perang dapat berputar di luar kendali. Qin mendesak Ukraina untuk mencari solusi politik dengan Moskow.

Tiongkok, katanya kepada Kuleba, selalu menjunjung tinggi sikap objektif dan adil tentang masalah Ukraina. 

Pada gilirannya, Kuleba menegaskan kembali pentingnya integritas teritorial dan poin-poin penting dari rencana perdamaian Zelensky, yang meliputi pemulihan perbatasan Ukraina, penarikan militer Rusia dan penghentian semua pertempuran. (Aljazeera/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat