visitaaponce.com

Terus Makan Korban, Indonesia Sudah Pulangkan 1.841 WNI Korban Online Scam di Myanmar

Terus Makan Korban, Indonesia Sudah Pulangkan 1.841 WNI Korban Online Scam di Myanmar
Ilustrasi perdagangan manusia.(Dok. WLKI)

MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pihaknya dalam 3 tahun terakhir telah menangani dan menyelesaikan 1.841 kasus online scams. Mereka adalah korban perdagangan orang yang dipekerjakan di online scams di Myawaddy, Myanmar.

"Dari jumlah ini, kita melihat besarnya magnitude dari perdagangan manusia di bidang online scams ini,” kata Retno dalam keterangan pers Jumat (5/5).

Pihaknya juga telah membantu fasilitasi shelter pada saat penanganannya setelah dilakukan evakuasi, pendampingan hukum, konseling psikologis, hingga kepada repatriasi kembali ke Indonesia.

Baca juga: Kemenlu RI Minta Myanmar Beri Perlindungan terhadap WNI

"Sebagai gambaran teman-teman, letak Myawaddy adalah 415 km dari Yangon, 500 km dari Bangkok, 567 km dari Naypidaw, dan 11 km dari Mae Sot, ini adalah perbatasan Myanmar-Thailand,” ujarnya,

Myawaddy merupakan wilayah di mana otoritas pusat Naypydaw tidak memiliki kontrol secara penuh.

"Jadi teman-teman bisa membayangkan tantangan yang dihadapi,” tuturnya.

Baca juga: Ditawari Bekerja di Thailand, Warga Cimahi Ternyata Masuk Myanmar

Saat ini Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi, baik dengan otoritas di Naypydaw, otoritas di Thailand, otoritas Lokal di Myawaddy, dan juga dengan organisasi-organisasi lain seperti IOM dan Regional Support Office dari Bali Process yang ada di Bangkok.

"Jadi kita melakukan komunikasi dengan banyak sekali pihak dengan tujuan memberikan pelindungan kepada WNI dan kemudian dapat mengeluarkan WNI dari wilayah tersebut dengan selamat,” paparnya.

Dirinya juga ingin memberikan highlight bahwa kasus online scams ini sudah menjadi masalah regional dengan korban berasal dari berbagai negara. Untuk korban Indonesia, tercatat berada di Myanmar, Kamboja, Thailand, Vietnam, Laos dan Filipina.

"Pagi ini saya mendapatkan laporan dari KBRI kita di Manila bahwa otoritas penegak hukum Filipina bekerja dengan perwakilan negara asing di Manila, termasuk KBRI kita, telah melakukan operasi penyelamatan korban online scams,” tegasnya.

Operasi tersebut berhasil menyelamatkan total 1.048 orang yang berasal dari 10 negara, termasuk dari Indonesia. Korban WNI yang berhasil diselamatkan berjumlah 143 orang. KBRI Manila saat ini sedang melakukan pendataan dan akan memfasilitasi repatriasi para korban ke Indonesia,” lanjutnya.

Pihaknya secara intensif melakukan komunikasi dengan Otoritas Manila dan juga Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) terkait perkembangan terakhir yang terjadi di Manila.

"Sekali lagi angka dan apa yang sampaikan mengenai operasi di Manila ini menunjukkan besarnya magnitude dari tindakan kriminal perdagangan manusia yang korbannya adalah warga negara ASEAN,” tambahnya.

Retno mengaku sembari terus menangani masalah di hilir, dia mengingatkan kembali pentingnya pembenahan masalah di hulunya. Diseminasi mengenai praktek perdagangan manusia ini perlu terus dilakukan sampai ke tingkat daerah atau bahkan perlu dilakukan sampai ke tingkat desa.

"Law enforcement, saya ingin ulangi law enforcement, harus betul-betul ditegakkan. Jika tidak dilakukan pembenahan di hulu, maka korban akan semakin banyak dari hari ke hari. Korban perdagangan manusia yang dilakukan melalui online scams semakin marak di Asia Tenggara,” pungkasnya.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat