visitaaponce.com

Hujan Deras di Tiongkok, 20 Orang Tewas dan 27 Orang Hilang

Hujan Deras di Tiongkok, 20 Orang Tewas dan 27 Orang Hilang
Berbagai kawasan di Beijing, Tiongkok terendam banjir akibat hujan lebat.(AFP)

HUJAN deras di sekitar Beijing, ibu kota Tiongkok, telah memicu banjir besar. Bencana ini menyebabkan setidaknya 20 orang tewas serta 27 lainnya masih hilang.

Pihak berwenang mencatat curah hujan 744,8 mm (29,3 inci), tertinggi sejak 1891. Banjir memaksa otoritas setempat menutup stasiun kereta dan mengevakuasi warga di daerah rawan.

“Antara Sabtu dan Rabu pagi di sebuah waduk di pinggiran Beijing," kata dinas meteorologi kota setempat Rabu (2/8).

Salah satu daerah paling terdampak yakni Distrik Mentougou yang berada 40 km di sebelah barat Beijing. Wilayah ini mengalami kerusakan parah setelah beberapa hari dilanda hujan deras.

Baca juga: Doksuri Tewaskan Dua Warga Filipina

Setelah banjir mulai surut pada Selasa (1/8) waktu setempat, jalan-jalan di Mentougou tertutup lapisan lumpur tebal. Ribuan pekerja berusaha membersihkan puing-puing dan lumpur dari jalanan.

Jumlah curah hujan yang tercatat dalam 40 jam mendekati curah hujan rata-rata selama Juli.

Badai Tropis Doksuri telah mengakibatkan hujan lebat di daerah-daerah di dalam dan sekitar ibu kota dan bergerak ke utara provinsi Fujian Selatan minggu lalu.

Baca juga: Longsor di Kolombia, Tim Penyelamat Lanjutkan Pencarian usai 14 Korban Tewas

Pihak berwenang setempat telah mengirimkan ribuan personel darurat ke Zhuozhou, sekitar 60 km (37 mil) barat daya Beijing, di mana sisa-sisa topan terus melanda daerah-daerah di sekitar ibukota.

Media pemerintah mengatakan Zhuozhou berada di pertemuan beberapa sungai, sehingga dilanda banjir yang sangat parah karena aliran air telah berpindah ke hilir dari tempat lain.

Evakuasi

Dilaporkan hujan deras di sekitar Beijing telah menewaskan sedikitnya 20 orang dan menyebabkan 27 orang hilang. Sementara hampir satu juta orang telah dievakuasi di ibu kota dan Provinsi Hebei yang berdekatan.

Presiden Tiongkok Xi Jinping telah memerintahkan pemerintah lokal berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan para korban dan meminimalisir korban jiwa dan kerusakan properti.

Pada Rabu (2/8) tampaknya ada sedikit kelonggaran karena pihak berwenang setempat mencabut peringatan merah waspada banjir untuk publik.

"Para pejabat Beijing menurunkan tingkat peringatan karena aliran air di sungai-sungai besar telah berada di bawah batas peringatan,” lapor kantor berita pemerintah Xinhua.

Tiongkok mengalami banjir paling mematikan di zaman modern pada musim panas 1998. Banjir di sepanjang tepi Sungai Yangtze dan saluran air lainnya di timur laut menewaskan lebih dari 4.000 orang dan menyebabkan sekitar 15 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Lebih dari 300 orang tewas pada tahun 2021 ketika banjir melanda Kota Zhengzhou dan Provinsi Henan di sekitarnya.

(Aljazeera/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat