Junta Niger Umumkan Pemerintah Baru
JUNTA Niger mengumumkan 21 menteri dalam kabinet pemerintahannya di siaran televisi. Pengumuman ini sebelum para pemimpin negara-negara di kawasan itu menggelar pertemuan lagi.
Para pemimpin di blok tersebut meminta agar junta Niger menghentikan kudeta. Kepala negara-negara Afrika Barat menggelar KTT di Nigeria yang bertujuan menyetujui tindakan aksi untuk Niger.
Namun pemimpin kudeta menolak untuk menyerah, meski blok tersebut telah mengancam akan menggunakan kekerasan untuk mengembalikan demokrasi. Sejak perebutan kekuasaan 26 Juli yang mengejutkan kawasan, junta pemberontak telah menolak tawaran diplomatik dan mengabaikan tenggat waktu 6 Agustus dari Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) untuk mengembalikan posisi Presiden yang digulingkan, Mohamed Bazoum.
Baca juga: Junta Niger Tolak Tawaran Diplomatik Uni Afrika dan ECOWAS
Mahamane Roufai Laouali, yang disebut sebagai Sekretaris Jenderal Pemerintah Niger membacakan nama-nama menteri tersebut di televisi tanpa menjabarkan rencana lebih lanjut. Pemerintahan yang dibentuk itu hanya berjumlah separuh dari pemerintahan sebelumnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyuarakan kekhawatiran mengenai Bazoum dan keluarganya. Partainya melaporkan bahwa mereka ditawan di kediaman kepresidenan tanpa listrik dan air mengalir, serta dibiarkan tanpa makanan segar selama berhari-hari.
"Sekretaris Jenderal PBB sekali lagi meminta agar Bazoum segera dilepaskan tanpa syarat dan dikembalikan sebagai kepala negara," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujjaric.
Baca juga: Junta Militer Niger Tunjuk Ali Mahaman Lamine Zeine sebagai Perdana Menteri
Pertemuan di ibu kota Nigeria, Abuja, dapat menjadi momen penting dalam kebuntuan itu. Pemimpin di blok itu telah menyepakati langkah-langkah selanjutnya, yang dapat termasuk intervensi militer, yang disebut pejabat ECOWAS sebagai upaya terakhir.
Utusan dari presiden Nigeria dan Ketua ECOWAS, Bola Tinubu bertemu pimpinan kudeta di ibu kota Niamey pada Rabu lalu untuk memberikan secercah harapan untuk terjadinya dialog setelah misi-misi sebelumnya ditolak.
Berbagai eskalasi akan semakin mengguncang kawasan Sahel di Afrika Barat, salah satu kawasan termiskin di dunia, di mana pemberontakan Islamis telah menelantarkan jutaan orang dan memicu krisis kelaparan.
Kudeta itu dipicu oleh politik internal namun telah berkembang menjadi masalah bagi dunia internasional, di mana ECOWAS, PBB dan negara-negara Barat mendesak junta untuk menyerah. Namun, pemerintahan militer negara tetangga Mali dan Burkina Faso telah bersumpah untuk membela junta tersebut.
(Anadolu Agency/Z-9)
Terkini Lainnya
Niger Bebaskan Warga Prancis Stephane Jullien yang Ditahan Sejak 8 September
Waspada Serangan ECOWAS, Niger Siaga Maksimum Militer
Uni Afrika Tangguhkan Keanggotaan Niger
Junta Niger Tolak Tawaran Diplomatik Uni Afrika dan ECOWAS
Junta Niger Galang Dukungan Masyarakat
Junta Guinea Umumkan Perdana Menteri Baru pada Hari Kedua Mogok
Pita Limjaroenrat Mundur dari Posisi Pemimpin Partai MFP Thailand
Junta Myanmar Sabotase Makanan Aung San Suu Kyi
Malaysia Minta KTT ASEAN Beri Sanksi Keras Terhadap Myanmar
Junta Gabon Enggan Buru-buru Gelar Pemilu
Sejak Kudeta, Junta Belanja Senjata ke Tiongkok-Rusia Senilai Rp14,8 Triliun
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap