visitaaponce.com

Israel Gempur Gaza, Militan Libanon dan Suriah Kirim Roket

Israel Gempur Gaza, Militan Libanon dan Suriah Kirim Roket
Asap dari pengeboman amunisi pembakar Israel di atas pelabuhan Kota Gaza pada 11 Oktober 2023.(AFP/Mohammed Abed.)

ISRAEL terus menggempur lokasi Hamas di Gaza saat seluruh blok kota menjadi puing-puing pada Rabu (11/10). Sementara itu, tentara Israel yang menyapu kota-kota selatan yang dilanda pertempuran menemukan lebih banyak korban dalam lima hari setelah serangan militan Islam tersebut.

Tentara mengatakan sebanyak 1.200 mayat telah ditemukan. Sebagian besar ialah warga sipil tak bersenjata. 

Para pejabat Gaza melaporkan lebih dari 1.000 orang tewas dalam serangan udara dan artileri Israel di daerah kantong Palestina yang padat penduduknya itu. Israel mengerahkan pasukan, tank, dan kendaraan lapis baja berat lain di sekitar Gaza dalam operasi pembalasan terhadap sesuatu yang disebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai, "Serangan yang kebiadabannya belum pernah kita lihat sejak Holocaust."

Baca juga: Ribuan Tewas, Ini Seruan PP Muhammadiyah Sikapi Perang Israel-Palestina

Presiden AS Joe Biden berjanji mengirim lebih banyak amunisi dan perangkat keras militer ke sekutu dekatnya, Israel, dan menyatakan rasa jijiknya atas kejahatan pembantaian warga sipil dalam serangan yang belum pernah terjadi yang dilancarkan Hamas pada Sabtu (7/10).

Kekhawatiran semakin besar di Israel atas nasib setidaknya 150 sandera--sebagian besar warga Israel tetapi juga termasuk warga asing dan berkewarganegaraan ganda--yang ditahan di Gaza oleh Hamas. Kelompok militan tersebut mengklaim bahwa empat tawanan tewas dalam serangan Israel dan mengancam akan membunuh sandera lain jika sasaran sipil dibom tanpa peringatan terlebih dahulu dari Israel.

Baca juga: Iran Tepis Tudingan Dalang Serangan Hamas ke Israel

Kekhawatiran meningkat atas memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza yang dilanda perang. Israel telah meratakan lebih dari 1.000 bangunan dan memberlakukan pengepungan total, memutus pasokan air, makanan, dan energi untuk 2,3 juta orang.

Lebih dari 260.000 warga Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka, kata badan bantuan PBB, sementara Uni Eropa menyerukan koridor kemanusiaan yang memungkinkan warga sipil melarikan diri dari perang kelima di wilayah tersebut dalam 15 tahun. Israel tampaknya bersiap untuk kemungkinan invasi darat ke Gaza, tetapi menghadapi ancaman perang multifront setelah juga mendapat serangan roket dari kelompok militan di negara tetangga Libanon dan Suriah.

Baca juga: Mengapa Evakuasi WNI di Palestina Sulit? Ini Faktanya

Israel kembali menyerang sasaran pada Rabu di Libanon selatan, wilayah yang dikuasai oleh Hizbullah, sekutu musuh bebuyutan Israel, Iran. 

Biden, yang telah mengalihkan kelompok tempur kapal induk ke Mediterania timur, mengeluarkan peringatan keras kepada musuh Israel, "Kepada negara mana pun, organisasi mana pun, siapa pun yang berpikir untuk mengambil keuntungan dari situasi ini, saya punya satu kata: jangan."

Jumlah korban tewas

Israel sangat terguncang oleh serangan paling mematikan dalam 75 tahun sejarahnya dan kegagalan intelijen yang memungkinkan lebih dari 1.500 militan menyerbu masuk penghalang keamanan Gaza dalam serangan darat, udara, dan laut yang terkoordinasi pada hari Sabat Yahudi. Orang-orang bersenjata Hamas menyerbu kota-kota kecil dan kibbutzim dan tanpa pandang bulu membunuh penduduk yang bersembunyi di rumah mereka atau mati membela komunitas mereka.

Baca juga: Israel Gunakan Bom Fosfor Beracun di Gaza

Biden dalam pidatonya di Gedung Putih pada Selasa menyatakan rasa jijiknya terhadap kekejaman termasuk pembunuhan seluruh keluarga, pemerkosaan terhadap wanita, dan, "Laporan yang membuat perut mual karena bayi dibunuh."

Pasukan Israel telah merebut kembali lebih dari selusin kota di selatan dekat Gaza setelah berhari-hari pertempuran jalanan yang melelahkan yang menyebabkan sedikitnya 1.500 militan Hamas berserakan di jalanan. "Kami menemukan mayat warga Israel di berbagai komunitas yang disusupi Hamas dan tempat mereka melakukan pembantaian," kata juru bicara militer Jonathan Conricus.

Baca juga: Uni Eropa Sebut Aksi Israel di Gaza Langgar Hukum Internasional

"Jumlah korban tewas sebanyak 1.200 warga Israel. Sebagian besar dari mereka ialah warga sipil," katanya. Pihak militer kemudian juga melaporkan 169 tentara Israel yang gugur sejauh ini.

Pasukan telah menghadapi dan membunuh beberapa militan Hamas, kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari, yang mengatakan kepada wartawan, Rabu, bahwa "Selama sehari terakhir, kami telah membunuh 18 teroris."

Baca juga: Palestina Tuduh Israel Lakukan Genosida

"Perang berjalan dengan baik," kata Weizman Nissan, 72, warga Sderot dekat Gaza dan veteran tiga perang Israel. "Tentara melakukan yang perlu dilakukan. Mereka tidak membunuh anak-anak atau perempuan dan tidak menyembelih bayi. Ini tentara yang bermoral."

"Hamas bukanlah tentara. Mereka adalah teroris. Dan Anda perlu menghadapi teror dengan cara yang sama. Anda perlu melakukan serangan balik dengan cara yang sama, tetapi tentu saja tidak membunuh anak-anak atau orang-orang yang tidak terlibat."

Di kota hantu

Tentara Israel memanggil 300.000 tentara cadangan untuk sesuatu yang menurut Netanyahu akan menjadi perang yang panjang dan sulit. Pertempuran sengit kembali terjadi pada Rabu di Gaza. Langit menjadi gelap setelah angkatan udara melancarkan ratusan serangan lagi semalam dan Hamas mengatakan sedikitnya 30 orang tewas.

Baca juga: Putin: Konflik Israel-Gaza Buktikan Kegagalan AS di Timur Tengah

Puing-puing, mobil-mobil yang terbakar, dan pecahan kaca menutupi jalan-jalan di Kota Gaza, tempat bom menghantam Universitas Islam yang terkait dengan Hamas. Yang juga menjadi sasaran ialah bangunan tempat tinggal, masjid, pabrik, dan toko, kata Salama Marouf dari kantor media pemerintah Gaza.

Seorang warga Gaza, Mazen Mohammad, 38, mengatakan keluarganya yang ketakutan menghabiskan malam itu dengan berkumpul di lantai dasar ketika ledakan mengguncang daerah tersebut, sebelum muncul di pagi hari untuk menilai kehancuran lingkungan tempat tinggal mereka. "Kami merasa seperti berada di kota hantu, seolah-olah hanya kami yang selamat," kata Mohammad kepada AFP.

Tentara Israel mengatakan jet tempur juga menghancurkan sistem deteksi antipesawat Hamas dan 80 sasaran Hamas di wilayah utara Beit Hanoun, termasuk dua bank yang digunakan untuk, "Mendanai terorisme."

"Persediaan medis, termasuk oksigen, semakin menipis di rumah sakit Al-Shifa di Gaza yang kewalahan," kata dokter ruang gawat darurat Mohammed Ghonim.

Ketakutan dan ketidakpercayaan 

Kerusuhan berkobar di Tepi Barat yang diduduki. Sebanyak 15 warga Palestina telah terbunuh sejak Sabtu dan protes diadakan sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza.

"Sepanjang hidup saya, saya telah melihat Israel membunuh kami, menyita tanah kami, dan menangkap anak-anak kami," kata penjual kopi Ramallah Farah al-Saadi, 52, yang memuji serangan Hamas.

Kota-kota di Israel sangat sepi dan tegang. Beberapa penduduk merasakan meningkatnya rasa takut dan ketidakpercayaan antara orang Yahudi dan anggota minoritas Arab-Israel.

"Rakyat Israel takut kepada orang-orang Arab dan orang-orang Arab takut pada orang-orang Yahudi. Semua orang takut satu sama lain," kata Ahmed Karkash, seorang penjaga toko di Kota Tua Jerusalem.

Polisi perbatasan Israel menembak mati dua warga Palestina di Jerusalem timur yang dianeksasi setelah mereka melemparkan kembang api dan batu ke arah petugas, kata pasukan tersebut pada Rabu.

Diplomasi yang heboh terus berlanjut ketika kekuatan internasional dan regional berupaya mencegah konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pembunuhan yang dilakukan Hamas terhadap warga sipil Israel ialah tindakan perang berdarah dingin dan mencerminkan, "Kejahatan kuno."

"Eropa mendukung Israel," katanya. "Dan kami sepenuhnya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri."

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Israel melakukan, "Metode memalukan," termasuk, "Mengebom situs sipil, membunuh warga sipil, memblokade bantuan kemanusiaan."

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken diperkirakan berada di Israel pada Kamis untuk membahas dukungan dalam perang yang menewaskan 14 orang Amerika dan beberapa orang disandera. Banyak negara lain yang melaporkan warganya terbunuh, diculik, atau hilang, termasuk Brasil, Kamboja, Kanada, Irlandia, Meksiko, Nepal, Panama, Paraguay, Rusia, Sri Lanka, Thailand, dan Ukraina.

Paus Fransiskus berbicara di Vatikan dan meminta agar para sandera segera dibebaskan. Dia menambahkan bahwa, "Merupakan hak bagi mereka yang diserang untuk membela diri, tetapi saya sangat khawatir dengan pengepungan total yang dialami warga Palestina di Gaza, terdapat banyak korban tak berdosa." (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat