visitaaponce.com

Hamas Lebih dari 5.000 Orang Tewas dalam Serangan Israel

Hamas: Lebih dari 5.000 Orang Tewas dalam Serangan Israel
Seorang pria Palestina menggendong seorang anak laki-laki setelah dia dirawat karena cedera kepala di rumah sakit.(AFP/Mohammed Abed.)

KEMENTERIAN Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan pada Senin (23/10) bahwa lebih dari 5.000 orang telah terbunuh di daerah kantong Palestina itu. Daerah itu dikepung Israel sejak melancarkan pengeboman lebih dari dua minggu lalu. 

Kewaspadaan Israel meningkat mengenai meningkatnya krisis kemanusiaan di Gaza di tengah perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober. Serangan itu, kata para pejabat Israel, menewaskan lebih dari 1.400 orang yang ditembak, ditusuk, atau dibakar oleh militan Islam itu. Hamas juga menyandera lebih dari 200 orang.

Pada satu hari ketika tentara Israel melaporkan lebih dari 300 serangan baru dalam waktu 24 jam, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas melonjak di atas 5.000, lebih dari 2.000 di antaranya ialah anak-anak. Angka ini belum dapat diverifikasi secara independen oleh AFP.

Baca juga: Bom Vakum Israel Diduga Penyebab Warga Gaza Alami Luka Bakar yang Mengerikan

Ribuan bangunan hancur dan lebih dari satu juta orang mengungsi di wilayah yang dikepung dan sebagian besar kekurangan air, makanan, dan kebutuhan pokok lain. Sekitar selusin truk yang membawa bantuan yang sangat dibutuhkan--konvoi ketiga dalam tiga hari--tiba di Gaza dari Mesir pada Senin melalui Rafah, satu-satunya penyeberangan Gaza yang tidak dikendalikan oleh Israel.

Amerika Serikat, yang menjadi perantara masuknya konvoi bantuan, berjanji melanjutkan aliran barang-barang bantuan ke Gaza, meskipun badan-badan bantuan PBB mengatakan bahwa bantuan yang dibutuhkan jauh lebih banyak. Pertempuran berkobar tanpa henti dalam semalam, setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji lagi bahwa Israel akan menghapus Hamas dan ketika invasi darat skala penuh akan terjadi.

Baca juga: PM Palestina: Barat Beri Izin Israel untuk Membunuh di Gaza

Kantor media pemerintah yang dikuasai Hamas di Gaza mengatakan, "Lebih dari 60 orang tewas dalam serangan," pada malam hari, termasuk 17 orang dalam satu serangan yang menghantam satu rumah di utara Gaza. Setidaknya 10 orang lain tewas dalam serangan baru di awal hari Senin.

Militer Israel mengatakan pihaknya telah mencapai lebih dari 320 sasaran militer di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir. Dikatakan bahwa sasaran tersebut, "Termasuk terowongan yang berisi teroris Hamas, puluhan pusat komando operasional," serta, "Kompleks militer dan pos pengamatan," yang digunakan oleh Jihad Islam, kelompok militan lain.

Donor darah 

Warga Rafah Mohammed Abu Sabalah mengatakan dia kembali ke rumah dari masjid setempat setelah salat subuh pada Senin dan seperempat jam kemudian ada bom. "Kami tidak dapat melihat apa pun karena asap tebal," katanya. "Kami bersyukur kepada Tuhan bahwa kami berhasil keluar dengan selamat. Hanya beberapa jendela dan pintu yang hancur."

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi kepada 10 Anggota Hamas dan Fasilitator Keuangan

Pasukan Israel berkumpul di dekat perbatasan Gaza, dan unit-unit yang lebih kecil telah melakukan serangan terbatas, menargetkan Hamas dan berharap menyelamatkan sandera, yang jumlahnya kini mencapai 222 orang. Dalam salah satu operasi tersebut, seorang tentara Israel berusia 19 tahun tewas dan tiga lain terluka, kata militer, seraya menambahkan bahwa operasi tank tersebut bertujuan, "Membongkar infrastruktur teror dan menemukan orang dan mayat yang hilang."

Ketegangan pun meningkat di Tepi Barat yang diduduki. "Sebanyak 95 warga Palestina tewas dalam bentrokan yang melibatkan pasukan keamanan Israel atau pemukim sejak pertempuran dimulai di Gaza," menurut kementerian kesehatan yang berbasis di Ramallah.

Israel terus mengevakuasi komunitas selatan dekat Gaza. Orit Cohen, 29, penduduk asli Sderot, kota Israel di dekat perbatasan utara Gaza, mengatakan kepada AFP, "Saya datang menjemput ibu saya yang sampai saat itu menolak meninggalkan kota. Namun tentara melakukan pengeboman tepat di sisi lain. Saya mengkhawatirkannya dan saya datang untuk membawanya keluar dari sini."

Di Gaza, saat ribuan orang terluka, kementerian kesehatan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan warga diimbau untuk segera pergi ke rumah sakit dan cabang bank darah untuk menyumbangkan darah. Kewaspadaan semakin meningkat mengenai kebutuhan mendesak dari 2,4 juta warga sipil yang terjebak di jalur pantai sepanjang 40 kilometer (25 mil) yang telah diblokade dan dimiskinkan sebelum perang.

Anak-anak yang tewas dalam serangan udara Israel di kota selatan Khan Yunis pada Senin dimakamkan di kuburan darurat. Di Rafah, orang-orang mengisi jeriken plastik dari wadah dengan air minum yang aman untuk diminum.

Presiden AS Joe Biden menjadi perantara perjalanan konvoi bantuan dengan para pemimpin Mesir dan Israel dalam pembicaraan pekan lalu. Namun, PBB memperkirakan Gaza membutuhkan sekitar 100 truk barang bantuan setiap hari.

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan pengiriman makanan, air, dan pasokan medis pada Minggu merupakan secercah harapan bagi jutaan orang yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. "Namun mereka membutuhkan lebih banyak lagi."

Israel menolak masuknya bahan bakar ke Gaza. Mereka khawatir Hamas akan menggunakannya untuk senjata dan bahan peledak. Hal ini memicu peringatan bahwa ambulans di Gaza, inkubator rumah sakit untuk bayi, dan pabrik desalinasi air akan segera berhenti berfungsi.

Peringatan Hizbullah 

Di seluruh dunia, baik teman maupun musuh Israel, memperingatkan agar perang Gaza tidak meluas menjadi konflik regional skala penuh. Musuh bebuyutan Israel, Iran, telah berulang kali memperingatkan akan terjadinya eskalasi. Begitu pula kelompok bersenjata sekutunya, termasuk Hizbullah Libanon, yang saling melancarkan serangan lintas perbatasan dengan Israel. 

Netanyahu memperingatkan pada Minggu bahwa jika Hizbullah terlibat lebih dalam, itu akan menjadi, "Kesalahan seumur hidup. Kami akan menyerang mereka dengan kekuatan yang bahkan tidak dapat mereka bayangkan dan dampaknya terhadap negara ini dan negara Libanon akan sangat menghancurkan," katanya.

Serangan udara Israel dilaporkan terhadap dua bandara di Suriah, satu masjid yang dikatakan digunakan oleh operasi teror di kota Jenin, Tepi Barat, dan infrastruktur militer Hizbullah di Libanon. Hamas, Hizbullah, dan pemerintah Suriah semua didukung oleh Iran yang menentang keberadaan Israel dan telah memperingatkan bahwa kawasan tersebut bisa lepas kendali.

Washington mengatakan tidak akan ragu untuk bertindak jika terjadi eskalasi, hanya beberapa jam setelah Pentagon meningkatkan kesiapan militer di wilayah tersebut. "Jika ada kelompok atau negara yang ingin memperluas konflik ini dan mengambil keuntungan dari situasi yang sangat disayangkan ini, saran kami ialah jangan," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin kepada ABC News.

Netanyahu pada Senin menjamu Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, pemimpin Barat terakhir yang melakukan kunjungan solidaritas, dan mengatakan kepadanya, "Kita harus bersatu, bersama-sama, melawan Hamas, yang merupakan ISIS."

Perdana Menteri Palestina Muhammad Shtayyeh menuduh bahwa rencana invasi Israel ke Gaza akan berarti, "Kejahatan baru, kekejaman, pemindahan paksa, dan pembunuhan demi pembunuhan, dan balas dendam." (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat