Meningkat Pascakonflik di Gaza, Lebih dari 41,2 Muslim di Jerman Alami Rasisme Setiap Hari
LEBIH dari 41,2% laki-laki muslim mengalami rasisme dalam kehidupan sehari-hari di Jerman. Itu menurut sebuah penelitian Pusat Penelitian Integrasi dan Migrasi Jerman (Dezim), yang dirilis pada Selasa (7/11).
Umat Islam juga sering mengalami diskriminasi di kantor-kantor publik dan saat berurusan dengan pihak berwenang, termasuk polisi. Lebih dari sepertiga laki-laki muslim atau sebesar 39%, melaporkan pengalaman diskriminasi dan rasisme yang lebih sering terjadi di kepolisian.
Sementara 51% dari total tersebut merupakan pengalaman rasisme yang terjadi di kantor-kantor layanan publik. Tak hanya laki-laki, sebanyak 46% perempuan beragama Islam juga menyatakan pernah mengalami diskriminasi di Jerman. Sebanyak 25% di antaranya terjadi di kantor polisi.
Baca juga: Anwar El Ghazi, Tidak Gentar Bela Palestina Meski Dipecat oleh Klub yang Dibela
Selain itu, sistem pelayanan kesehatan Jerman juga tidak bebas dari diskriminasi.
“Diskriminasi terjadi di sini, di berbagai tempat. Misalnya, orang-orang yang memiliki ciri rasial diberi janji temu yang lebih buruk dan penderitaan mereka kurang didengarkan,” kata direktur Dezim Institute, Frank Kalter, Rabu, (8/11).
Pada Senin (6/11), pemerintahan Kanselir Olaf Scholz yang berhaluan kiri-tengah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya rasisme anti-muslim di negara tersebut sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober.
Baca juga: Jerman Larang Total Semua Kegiatan Dukungan untuk Palestina
Setiap serangan terhadap muslim di Jerman, karena alasan agama atau lainnya, sama sekali tidak dapat diterima, kata juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit pada konferensi pers di Berlin.
“Hampir 5 juta Muslim di Jerman berhak untuk dilindungi,” katanya.
Peningkatan Kebencian pada Islam
Sementara itu, Aliansi Melawan Islamofobia dan Kebencian Anti-Muslim (CLAIM) yang berbasis di Berlin pekan lalu memperingatkan meningkatnya rasisme anti-muslim di tengah meningkatnya konflik Israel-Palestina di Gaza.
“Kami menyaksikan peningkatan rasisme anti-muslim di Jerman. Ini adalah sesuatu yang kita semua harus khawatirkan dan perlu ditanggapi dengan serius,” kata Rima Hanano, ketua organisasi non-pemerintah tersebut.
CLAIM telah mendokumentasikan 53 kasus ancaman, kekerasan dan diskriminasi anti-Muslim dalam dua setengah minggu terakhir saja, termasuk 10 serangan terhadap masjid.
(Anadolu/Z-9)
Terkini Lainnya
Peningkatan Kebencian pada Islam
MA: Syarat Usia Minimum Calon Kepala Daerah dalam UU Pilkada tidak Jelas
Layanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas dan RS Masih Minim
Perjuangan Muslim di Monfalcone Italia untuk Bisa Beribadah
Hari Buruh: Momentum Peningkatan Komitmen Tuntaskan Pembahasan RUU PPRT
Menyuarakan Kesejahteraan Pekerja Kreatif
Disintegrasi Adalah: Pengertian, Bentuk, dan Dampak
Hari Raya Kurban Eratkan Kesetiakawanan Sosial dan Semangat Berbagi
Idul Adha Panggilan Ketulusan dan Keikhlasan bagi Umat Islam
Pos Indonesia dan Treetan Luncurkan PosPay
Muslim Lifefair Bogor Hadirkan Wisata Belanja Produk UMKM Halal
Experience Macao Roadshow: Mempersembahkan Pesona Wisata Macao yang Spektakuler
10 Malaikat yang Wajib Diketahui dan Tugas Mereka
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap