visitaaponce.com

Erdogan Enggan Ikuti Titah AS Putus Hubungan dengan Hamas

Erdogan Enggan Ikuti Titah AS Putus Hubungan dengan Hamas
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak tekanan Amerika Serikat (AS) untuk memutuskan hubungan bersejarah Ankara dengan Hamas.(AFP)

PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan menolak tekanan Amerika Serikat (AS) untuk memutuskan hubungan bersejarah Ankara dengan Hamas. Pejabat tinggi pendanaan terorisme di Departemen Keuangan AS menyampaikan kekhawatiran mendalam Washington mengenai hubungan masa lalu Ankara dengan Hamas selama kunjungan ke Turki minggu ini.

Wakil Menteri Keuangan AS Brian Nelson mengatakan Washington belum mendeteksi adanya uang Turki mengalir ke Hamas sejak perang Gaza pecah delapan minggu lalu. Tetapi Ankara telah membantu Hamas mengakses pendanaan di masa lalu dan harus membatasi potensi transfer dana di masa depan.

Erdogan mengatakan Washington sangat menyadari Turki tidak memandang Hamas sebagai organisasi teroris. “Pertama, Hamas adalah realitas Palestina, mereka adalah sebuah partai politik di sana dan mereka mengikuti pemilu sebagai sebuah partai politik dan menang,” kata Erdogan.

Baca juga: AS Minta Israel Hormati Sipil Gaza

Pihaknya membentuk kebijakan luar negeri kami di Ankara dan merancangnya hanya berdasarkan kepentingan Turki dan harapan rakyat kami. Turki menghargai langkah-langkah kebijakan luar negeri yang konsisten dan seimbang dalam krisis dan konflik kemanusiaan tersebut.

Israel pada Jumat kembali melancarkan serangan udara setelah kedua pihak gagal memperpanjang gencatan senjata selama tujuh hari yang telah menyebabkan 80 sandera Israel dibebaskan dan ditukar dengan 240 tahanan Palestina.

Baca juga: Keinginan Israel Hancurkan Hamas Berisiko Perang Satu Dekade

Pejuang Hamas membunuh sekitar 1.200 orang kebanyakan warga sipil dan menyandera sekitar 240 warga Israel dan orang asing, kata para pejabat Israel, setelah menerobos perbatasan militer ke Israel selatan pada 7 Oktober.

Otoritas Hamas yang menguasai Gaza mengatakan serangan balasan Israel melalui udara dan darat telah menewaskan lebih dari 15.000 orang – sebagian besar adalah warga sipil.

Erdogan telah menjadi salah satu kritikus paling vokal di dunia Muslim terhadap taktik militer Israel di Gaza. Dia memanggil kembali utusan Ankara untuk Tel Aviv dan menuntut agar para komandan dan pemimpin politik Israel diadili karena kejahatan perang di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda.

Para pemimpin politik Hamas telah menggunakan Istanbul sebagai salah satu basis asing mereka selama dua dekade pemerintahan Erdogan. Media Turki melaporkan mereka pindah ke Qatar setelah Ankara menyuarakan ketidaksenangannya terhadap gambar-gambar di media sosial yang menunjukkan pejabat Hamas merayakan serangan 7 Oktober.

Namun mereka telah mengunjungi Istanbul setidaknya pada satu kesempatan untuk melakukan pembicaraan yang dirahasiakan. Erdogan terakhir kali secara resmi bertemu dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Istanbul pada Juli.

Dia menindaklanjutinya dengan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan September di sela-sela pertemuan PBB di New York.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk membuka jalan bagi kunjungan perdana menteri Israel ke Turki. Perang Gaza telah menghancurkan hubungan yang sudah terjalin tersebut.

Erdogan kini menyebut Netanyahu sebagai tukang jagal Gaza dan membahas prospek pemimpin Israel tersebut diadili di Den Haag. “Harapan kami adalah para pelaku genosida, para penjagal Gaza yang tertangkap basah – terutama Netanyahu akan menerima hukuman yang adil,” kata Erdogan. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat