visitaaponce.com

Ribuan Warga Serbia Memprotes Dugaan Kecurangan Pemilu

Ribuan Warga Serbia Memprotes Dugaan Kecurangan Pemilu
Ribuan warga Serbia memprotes hasil Pemilu yang dianggap tidak sah.(AFP/ANDREJ ISAKOVIC )

RIBUAN warga Serbia berkumpul di Beograd dalam serangkaian unjuk rasa terbesar menentang dugaan kecurangan pemilu pada Sabtu (30/12). Demonstrasi ini menandai aksi protes ke-13 berturut-turut sejak pemilu parlemen dan lokal pada 17 Desember, yang menurut partai Presiden Serbia Aleksandar Vucic meraih kemenangan telak.

Kelompok oposisi menentang hasil tersebut dan pengunjuk rasa telah memasang penghalang jalan secara sporadis di Beograd, dan lebih dari 30 orang ditangkap setelah upaya menyerbu balai kota pekan lalu.

“Siswa, berusia 18 dan 20 tahun, didakwa melanggar tatanan konstitusi, mereka menjadi tahanan rumah. Apakah itu tanda pemilu yang adil?” tanya salah satu pimpinan mahasiswa, Emilija Milenkovic.

Pihaknya hanya ingin didengarkan melalui pemilu. Dia juga berterima kasih kepada rekan-rekannya yang bertahan dalam blokade jalan yang sudah berlangsung 24 jam.

Baca juga: Rita Ora Rayakan Ulang Tahun di Kosovo

Koalisi oposisi utama Serbia Melawan Kekerasan serta kelompok dan inisiatif lain menuduh banyak kejanggalan, termasuk bahwa pemilih etnis-Serbia dari negara tetangga Bosnia diizinkan memberikan suara secara ilegal di ibu kota.

Pengamat internasional juga melaporkan adanya penyimpangan sementara beberapa negara Barat menyuarakan keprihatinan atas proses pemilu.

Protes pada hari Sabtu merupakan kelanjutan dari blokade jalan-jalan pertama selama 24 jam di pusat kota Beograd, yang sebagian besar dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam gerakan Borba atau perjuangan, yang menyerukan agar hasil pemilu dibatalkan dan pemungutan suara baru diadakan.

Penyelenggara menyerukan fasilitasi oleh Uni Eropa serta pembentukan komite investigasi independen atas dugaan penyimpangan, menetapkan kondisi yang adil untuk pemilu dan mengatur pemilu baru dalam enam bulan.

Profesor Universitas Filip Ejdus mengatakan bahwa para mahasiswa saat ini mengadakan kelas publik tentang tanggung jawab dan keberanian sipil.

“Kami tidak setuju dengan pemilu yang curang, penangkapan mahasiswa, dan penyiksaan oleh polisi,” tambahnya.

Penampilan pemimpin oposisi Serbia Marinika Tepic di panggung yang melakukan mogok makan sejak 18 Desember sebagai protes paling memeriahkan penonton.

Setelah dibantu naik ke panggung untuk menyampaikan pidato kepada para demonstran, Tepic pergi ke rumah sakit dan mengumumkan bahwa dia mengakhiri aksi mogok makannya.

Aksi protes berlanjut dengan demonstran bergerak menuju Mahkamah Konstitusi.

“Inilah yang kami inginkan, untuk mengembalikan harapan,” kata profesor universitas Tamara Dzamonja Ignjatovic.

Lokasi di air mancur Terazije secara simbolis menghubungkan pertemuan tersebut dengan apa yang disebut revolusi mewah pada Maret 1991 salah satu demonstrasi besar pertama melawan mantan orang kuat Serbia Slobodan Milosevic.

Ribuan mahasiswa melakukan unjuk rasa di pusat kota Beograd sebagai respons terhadap pembubaran protes sebelumnya yang melibatkan tank di jalan-jalan.

Baca juga: Tiongkok Janji Investasi Tambang Tembaga dan Emas Serbia

Revolusi Mewah berlangsung selama empat hari berturut-turut dengan semua tuntutan dipenuhi, di antaranya pengunduran diri menteri dalam negeri dan pergantian kepemimpinan lembaga penyiaran publik RTS, sebuah tuntutan yang juga relevan saat ini.

Partai Progresif Serbia (SNS) sayap kanan yang dipimpin Vucic, yang berkuasa sejak 2012, pada 17 Desember memenangkan sekitar 46% suara dalam pemilihan parlemen, sementara koalisi oposisi terkemuka memperoleh 23,5%, menurut hasil resmi.

Protes memuncak pada hari Minggu, ketika para demonstran mencoba menyerbu balai kota Beograd menggunakan tiang bendera dan batu. Polisi memukul mundur mereka dengan semprotan merica dan menangkap lebih dari 30 orang. (AFP/Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat