visitaaponce.com

Indonesia Siap Bawa Pulang 200an WNI di Lebanon

Indonesia Siap Bawa Pulang 200an WNI di Lebanon
Indonesia siap mengevakuasi sekitar 200 WNI dari Lebanon bila situasinya semakin tidak kondusif.(AFP)

MENINGKATNYA eskalasi di perbatasan Lebanon antara Hizbullah dan militer Israel cukup mengkhawatirkan. Karenanya, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan rencana kontijensi untuk mengevakuasi para warga negara Indonesia (WNI) dari sana jika situasi makin memanas.

"Sampai saat ini belum ada warning dari sistem kita untuk melakukan evakuasi. Pada saat memang dibutuhkan evakuasi, kita more than ready untuk melakukan evakuasi saudara WNI kita di Lebanon," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lalu Muhamad Iqbal di Jakarta, Kamis (4/1).

Menurut dia Direktorat Perlindungan WNI Kemlu dan KBRI Beirut sudah siaga satu jika dibutuhkan untuk evakuasi. Ia menambahkan, pihaknya sudah terkoneksi dengan baik dengan seluruh WNI di Lebanon selatan.

Baca juga: Aksi Israel di libanon Dikhawatirkan Makin Ganggu Stabilitas Keamanan di Timur Tengah

Sementara itu, sekitar 200an WNI berada di wilayah tersebut. Situasi yang mengkhawatirkan di Lebanon selatan ada di perbatasan antara Lebanon dengan Israel.

Selain berkomunikasi dengan para WNI, Kemlu juga menghubungi penjaga perdamaian PBB asal Indonesia yang ada di wilayah itu juga. "Jadi informasi yang kita peroleh dari WNI kita, dari pasukan perdamaian, itu menjadi bahan pertimbangan kita untuk memutuskan kapan melakukan evakuasi," sambungnya.

Baca juga: Iran Desak PBB Usut Pembunuhan Pejabat Hamas di Libanon oleh Israel

Iqbal menjelaskan, jika sudah siaga satu untuk evakuasi, berarti semua infrastruktur sudah dipersiapkan. Baik itu kendaraan, jalur sudah ditentukan, kecepatannya, hingga siapa yang memimpin evakuasi semua sudah dipersiapkan.

"Semua sudah detail sekali. Jadi intinya, di semua KBRI kita sudah punya kontigensi plan, apalagi di daerah yang ada konflik. Ini sekarang sudah masuk siaga satu, kondisinya kita siap lakukan evakuasi kapanpun itu," lanjut Iqbal.

Sama seperti proses evakuasi WNI di negara lain, untuk evakuasi di Lebanon juga tidak memaksa. Iqbal menuturkan, pemerintah hanya akan memfasilitasi evakuasi, sementara keputusan mau dievakuasi atau tidak merupakan keputusan sukarela WNI dan tanpa paksaan.

"Evakuasi itu sifatnya voluntary, jadi by consent (sukarela) tugasnya pemerintah adalah menyiapkan prosesnya dan memfasilitasi prosesnya. Perkara WNI mau (dievakuasi) atau tidak, itu soal lain. Karena kita tidak bisa memaksakan orang untuk dievakuasi," kata Iqbal.

Perang Hizbullah-Israel

Sejak invasi Israel ke Gaza bergejolak, Hizbullah telah terlibat dalam aksi baku tembak hampir setiap hari dengan Israel di perbatasan selatan Lebanon.

Lebih dari 120 pejuang Hizbullah dan dua lusin warga sipil telah tewas di wilayah Lebanon. Dalam baku tembak Lebanon-Israel, setidaknya ada sembilan tentara Israel tewas di Israel.

Pemimpin Hizbullah menyebut serangan kilat Hamas pada 7 Oktober sebagai pukulan telak. Serangan tersebut sebagai bentuk protes yang disengaja terhadap proses normalisasi antara Israel dan pemerintah Arab yang didukung oleh Amerika Serikat sejak 2020.

Hizbullah di Lebanon dan tentara Israel berharap peperangan tidak menyebar ke luar jalur Gaza. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat