visitaaponce.com

AS Ancam Hancurkan Minyak Venezuela

AS Ancam Hancurkan Minyak Venezuela
Amerika Serikat mengancam menghancurkan sektor minyak Venezuela sebagai respons terhadap pencalonan Maria Corina Machado. (AFP)

AMERIKA Serikat (AS) mengancam Venezuela dengan menghancurkan sektor minyaknya. Rencana itu menyusul pencalonan Maria Corina Machado melawan calon presiden petahana Nicolas Maduro.

Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan tenggat waktu untuk mengakhiri izin melakukan transaksi minyak Venezuela. Maduro disebut AS melanggar perjanjian dengan oposisi yang dicapai di Barbados pada Oktober.

“Jika tidak ada kemajuan antara Maduro dan perwakilannya serta oposisi Platform Kesatuan, khususnya dalam mengizinkan semua kandidat presiden bersaing dalam pemilu tahun ini. AS tidak akan memperbarui izin tersebut ketika habis masa berlakunya pada 18 April 2024,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller dalam sebuah pernyataan.

Baca juga : Mahkamah Venezuela Membatalkan Kelayakan Calon Presiden dari Oposisi

AS juga akan mencabut izin operasi perusahaan pertambangan emas milik negara Venezuela, Minerven. Menurut dia Washington berkomitmen kuat untuk mendukung dialog antar pihak dan aspirasi rakyat Venezuela untuk masa depan yang demokratis.

“Kami akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional dan semua aktor demokrasi damai di seluruh spektrum politik di Venezuela dan memanfaatkan mekanisme yang kami miliki untuk mendorong kembalinya prinsip-prinsip perjanjian Barbados,” katanya.

Mahkamah Agung Venezuela, yang setia kepada Maduro, menguatkan larangan 15 tahun memegang jabatan publik terhadap lawan utama Maduro dalam pemilu tahun ini, Maria Corina Machado.

Baca juga : 32 Orang Ditangkap Terkait Rencana Pembunuhan Presiden Venezuela Nicolas Maduro

Pengadilan juga menegaskan tokoh oposisi lainnya yakni calon presiden dua kali Henrique Capriles tidak memenuhi syarat untuk melawan Maduro. AS merupakan musuh lama Maduro yang beraliran kiri.

Dia memimpin perekonomian yang hancur sehingga menyebabkan jutaan orang meninggalkan Venezuela. Pada awal 2019, AS di bawah Presiden Donald Trump menyatakan Maduro tidak sah karena kecurangan pemilu.

Sebagian besar negara Barat dan Amerika Latin mengalihkan pengakuannya kepada pemimpin oposisi Juan Guaido. Namun sanksi bertahun-tahun dan tekanan lainnya gagal menyingkirkan Maduro, yang mendapat dukungan dari sistem patronase politik, militer dan Kuba, Rusia dan Tiongkok.

Baca juga : Presiden Guyana Bertemu Pejabat AS di Tengah Sengketa Perbatasan dengan Venezuela

Pemerintahan Presiden Joe Biden, setelah awalnya mempertahankan pendekatan sanksi Trump, kini berubah sikap setelah melihat Maduro tidak akan berakhir. Dua tetangga utama Venezuela, Kolombia dan Brasil, memilih para pemimpin sayap kiri yang menginginkan pendekatan yang lebih damai.

Setelah perjanjian Barbados, AS memberikan lampu hijau kepada Chevron untuk berbisnis dengan Venezuela dan mengatur pertukaran tahanan dengan Maduro.

Machado menuduh Maduro membuat sistem yang bertujuan untuk mengurangi pemilu. Maduro mengklaim menjadi sasaran pembunuhan dan perjanjian Barbados merugikan.

Baca juga : Pemerintah AS Tak Anggap Maduro sebagai Presiden Venezuela

Di Washington, Partai Republik telah mengecam Biden atas Venezuela, tetapi bahkan anggota Partai Demokrat yang mendukung Biden telah meminta Biden untuk memperketat sanksi terhadap Maduro setelah didiskualifikasi.

Dalam pernyataan bersama tiga senator terkemuka Partai Demokrat Ben Cardin, Dick Durbin dan Tim Kaine meminta AS untuk menerapkan kembali sanksi kepada Venezuela sampai pemilunya berlangsung bersih. (AFP/Cah)

Baca juga : AS Sita 4 Kapal Bahan Bakar Iran Menuju Venezuela

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat