visitaaponce.com

32 Orang Ditangkap Terkait Rencana Pembunuhan Presiden Venezuela Nicolas Maduro

32 Orang Ditangkap Terkait Rencana Pembunuhan Presiden Venezuela Nicolas Maduro
Pihak berwenang Venezuela menangkap 32 orang yang terlibat dalam rencana pembunuhan Presiden Nicolas Maduro.(AFP)

PIHAK berwenang Venezuela telah menangkap 32 orang yang terdiri dari warga sipil dan tentara. Itu setelah penyelidikan selama berbulan-bulan atas dugaan keterlibatan mereka dalam konspirasi yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk membunuh Presiden Nicolas Maduro.

"32 warga sipil dan tentara telah ditangkap atas konspirasi yang didukung AS untuk membunuh Presiden Nicolas Maduro," kata kantor kejaksaan Venezuela, Senin (23/1).

Jaksa Agung Tarek William Saab mengatakan semua tersangka telah mengakui dan mengungkapkan informasi mengenai rencana tersebut. Dia mengatakan mereka telah dituduh melakukan pengkhianatan dan dihukum atas kejahatan mereka.

Baca juga: Venezuela Gelar Latihan Militer di Perbatasan dengan Guyana Merespon Kehadiran Kapal Perang Inggris

Saab, loyalis Maduro, mengatakan surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk 11 orang lainnya. Itu termasuk aktivis hak asasi manusia, jurnalis dan tentara di pengasingan, atas dugaan rencana yang juga menargetkan Menteri Pertahanan Vladimir Padrino.

Padrino mengatakan pada konferensi pers yang sama bahwa operasi yang dimulai tahun lalu untuk mengungkap rincian dugaan konspirasi dirahasiakan. Itu bertepatan dengan pembicaraan antara Maduro dan AS yang menghasilkan pertukaran tahanan.

Baca juga: Presiden Guyana Bertemu Pejabat AS di Tengah Sengketa Perbatasan dengan Venezuela

Dia menyalahkan rencana tersebut pada kelompok sayap kanan atau oposisi dengan dukungan dari Badan Intelijen Pusat AS (CIA) dan Badan Pemberantasan Narkoba (DEA).

Para pejabat merilis sebuah video yang konon melibatkan pemimpin oposisi Maria Corina Machado dalam rencana tersebut. Saab bersumpah penangkapan lebih lanjut akan menyusul tanpa menyebutkan nama.

Maduro terpilih pada 2018 untuk masa jabatan kedua berturut-turut yang tidak diakui banyak negara dan mendapat banyak sanksi. Hal ini telah dilonggarkan sejak pemerintahannya setuju untuk menyelenggarakan pemilu yang bebas dan adil pada 2024 dengan kehadiran para pengamat.

Machado, bagaimanapun, tetap dilarang memegang jabatan publik meskipun ia memenangkan banyak dukungan dalam pemilihan pendahuluan Oktober lalu. Dia didiskualifikasi oleh pihak berwenang karena tuduhan korupsi dan mendukung sanksi terhadap Caracas.

Dalam sebuah laporan tahun lalu, Komite Hak Asasi Manusia PBB menyatakan keprihatinannya mengenai penganiayaan terhadap para pembangkang di Venezuela serta intimidasi, penganiayaan, penangkapan sewenang-wenang dan pemenjaraan terhadap jurnalis, pembela hak asasi manusia dan aktivis politik.

Maduro, yang belum memastikan apakah ia akan mencalonkan diri lagi, sering kali mengecam rencana untuk menggulingkannya. Biasanya dengan konspirator yang sama yakni AS, pihak oposisi, dan penyelundup narkoba Kolombia. (AFP/Cah)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat