visitaaponce.com

Pengadilan Tinggi Brasil Rilis Bukti Keterlibatan Mantan Presidan Jair Bolsonaro Mencemarkan Sistem Pemilihan

Pengadilan Tinggi Brasil Rilis Bukti Keterlibatan Mantan Presidan Jair Bolsonaro Mencemarkan Sistem Pemilihan
Mahkamah Agung Brasil merilis video yang memperlihatkan mantan presiden Jair Bolsonaro memerintahkan kabinetnya mencemarkan sistem pemilu(AFP)

PENGADILAN Tinggi Brasil merilis video pada Jumat dari penyelidikan terkait dugaan 'kudeta' yang melibatkan mantan presiden Jair Bolsonaro.

Pada video tersebut, Bolsonaro memerintahkan para menteri kabinetnya untuk membantunya dalam upaya mencemarkan sistem pemilihan, satu hari setelah polisi menargetkannya atas dugaan merencanakan "kudeta."

Video tersebut menjadi pusat keputusan Hakim Mahkamah Agung Alexandre de Moraes yang memberikan izin untuk penggeledahan dan penyitaan pada Kamis, menargetkan Bolsonaro dan lingkaran dalamnya atas tuduhan bersekongkol untuk menjaga mantan kapten angkatan darat sayap kanan tetap berkuasa, terutama ketika jelas  dia akan kalah dalam pemilihan Brasil pada Oktober 2022.

Baca juga : Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro Menyerahkan Paspor dalam Penyelidikan Upaya Kudeta

Dalam pertemuan selama 90 menit dengan para menteri terkemuka pada 5 Juli 2022, Bolsonaro yang berseru dan bersumpah mengklaim bahwa otoritas pemilihan, Mahkamah Agung, dan lembaga lainnya bersekongkol untuk memberikan kemenangan kepada rival utamanya, veteran kiri Luiz Inacio Lula da Silva.

Presiden saat itu menyatakan, "Mereka sedang menyiapkan segalanya agar Lula menang dalam putaran pertama, dengan cara curang." Bolsonaro diperintahkan untuk menyerahkan paspornya pada hari Kamis menunggu hasil penyelidikan.

Bolsonaro, yang menyusul Lula dalam jajak pendapat, menghabiskan berbulan-bulan menyerang sistem pemilihan elektronik Brasil sebagai rentan terhadap kecurangan, tanpa menyajikan bukti.

Baca juga : Presiden Brasil Tuding Bolsonaro Ikut Persiapkan Kudeta

Pada bulan Juni, pengadilan pemilihan Brasil melarangnya mencalonkan diri hingga 2030 atas klaim tersebut.

Bolsonaro menyatakan dalam pertemuan Juli 2022, "Tidak masalah jika saya mendapatkan 80 persen suara, mereka akan memenangkan pemilihan. Saya harus bertindak. Tapi Anda bisa yakin saya tidak akan melawan perang ini sendir."

Penyelidik menyebut bahwa "organisasi kriminal" merencanakan "kudeta" untuk menjaga Bolsonaro berkuasa, mulai dari menyebarkan disinformasi tentang sistem pemilihan.

Baca juga : Polisi Sita Paspor Bolsonaro, Mantan Presiden Brasil yang Dituduh Kudeta 

Bolsonaro akhirnya kalah tipis dari Lula dalam putaran kedua. Pada 8 Januari 2023, seminggu setelah pelantikan Lula, ribuan pendukung Bolsonaro menyerbu istana presiden, Kongres, dan Mahkamah Agung, menyerukan militer untuk menggulingkan Lula dan menyatakan bahwa pemilihan tersebut dicuri. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat