Rakyat Pakistan Turun ke Jalan Protes Hasil Pemilu
![Rakyat Pakistan Turun ke Jalan Protes Hasil Pemilu](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/1bbf39d7a51a688580d87f670f80dde2.jpg)
RAKYAT Pakistan turun ke jalan dan menuduh pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) telah dinodai dengan kecurangan. Aksi yang menyuarakan isu ini terjadi di seluruh wilayah Pakistan.
Hasil pemilu yang berlangsung pekan lalu memberikan kejutan bagi partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin eks Perdana Menteri Imran Khan. PTI memenangkan kursi terbanyak meskipun menghadapi tekanan keras dari militer negara tersebut.
Namun tanpa adanya pemenang mayoritas, negara ini tetap berada dalam kekacauan. Pasalnya beberapa partai menyatakan akan membentuk pemerintahan masing-masing.
Baca juga : Kandidat Terkait Imran Khan yang Dipenjara Memimpin Hasil Pemilu Pakistan
PTI mendapatkan lebih dari 90 kursi parlemen, namun hal ini tidak cukup untuk membentuk pemerintahan mayoritas. Partai Khan mengklaim jika pemilu tidak dicurangi PTI bisa memperoleh 150 kursi.
PTI mendapatkan tindakan keras dari militer selama berbulan-bulan sehingga perolehan suaranya tidamik maksimal. Khan, mantan atlet kriket, dilarang mengikuti pemilu dan dijatuhi puluhan tahun hukuman penjara tepat menjelang pemungutan suara.
Partai tersebut mengorganisir protes di luar kantor komisi pemilihan umum di daerah pemilihan di seluruh negeri dimana dugaan kecurangan terjadi. Di Lahore, ratusan polisi antihuru-hara berkumpul untuk membubarkan, menangkap dan mendakwa peserta protes asal PTI.
Baca juga : Pemilu Pakistan, Khan Dipenjara dan Sharif Diprediksi Menang
PTI dan partai-partai kecil lainnya menuduh adanya campur tangan penguasa dalam pemilu. Mereka mengklaim kursi yang mereka menangkan sebenarnya jauh lebih besar dari yang diumumkan KPU.
Partai Liga Muslim Pakistan Nawaz (PML-N), yang dipimpin oleh Nawaz Sharif dan Partai Rakyat Pakistan (PPP) menguntit PTI dalam laporan perolehan suara parlemen tersebut.
Salman Akram Raja termasuk di antara pemimpin PTI yang kalah dari calon perdana menteri asal partai yang dekat dengan militer. Pihaknya telah menolak pengumuman hasil pemilu hingga proses gugatan selesai.
Baca juga : Gonjang-ganjing Pemilu Pakistan
Raja mengklaim telah memenangkan sekitar 150 ribu suara, dibandingkan dengan lawannya yang memperoleh 50 ribu suara. "Mereka memutuskan untuk menulis ulang hasilnya,” kata Raja.
Ia mengklaim bahwa kotak suara telah diisi dengan suara yang telah dicoblos untuk lawan politiknya. "Pemutusan internet juga direncanakan untuk menyerang keseluruhan pemilu dan mencurangi pemilu di seluruh negeri," katanya.
Namun Raja mengatakan PTI berpacu dengan waktu dalam perselisihannya, karena ada tenggat waktu dua minggu untuk mengumumkan kandidat perdana menteri. PTI juga menghadapi rintangan dari koalisi yang dipimpin oleh PML-N dan partai-partai lain, yang diklaim telah membentuk koalisi.
Baca juga : Kali Ketiga Imran Khan Divonis Bersalah, Hukumannya 14 Tahun Penjara
PML-N menjalin komunikasi dengan PPP dan partai lain untuk mencegah PTI mengambil alih kekuasaan. “Kecurangan ini terjadi dalam skala besar pada hari pemilu sehingga akan sangat sulit untuk membatalkannya dalam waktu 14 hari. Ini mungkin akan memakan waktu yang lama dan saya pikir sebagian besar kasus ini akan berakhir di pengadilan," kata Raja.
Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa termasuk di antara negara-negara yang menyatakan keprihatinannya atas penyimpangan dan campur tangan penguasa dalam proses pemilu Pakistan. Terlebih KPU baru mengumumkan hasilnya secara resmi setelah tiga hari dari pemungutan suara.
Ketika tuduhan kecurangan muncul, protes juga terjadi di wilayah Balochistan, Sindh dan Khyber Pakhtunkhwa. Di provinsi Balochistan yang bergolak, puluhan ribu orang berkumpul di luar kantor komisi pemilu untuk memprotes kecurangan pemilu.
Baca juga : Mantan PM Pakistan Imran Khan Divonis 10 Tahun Penjara
Jan Buledi, mantan juru bicara pemerintah Balochistan dan sekretaris jenderal Partai Nasional, mengatakan dia menerima ancaman pembunuhan langsung dari seorang kolonel. Itu setelah secara terbuka menuduh militer mengisi kotak suara dengan suara palsu di daerah pemilihan tempat dia mencalonkan diri.
Buledi mengklaim ribuan suara telah didaftarkan untuk PPP dari TPS yang ditutup karena ancaman keamanan. “Bagaimana kami bisa menerima ribuan suara palsu dari TPS yang tidak ada satu pun suara yang diberikan? Kami tidak akan menerima parlemen provinsi palsu yang muncul dari hasil curian suara yang diberikan kepada PML-N dan PPP,” katanya. (The Guardian/Z-3)
Baca juga : Survei Pemuda ICMI: Ada Ancaman Disintegrasi jika Pemilu Curang
Terkini Lainnya
Partai National Rally Marine Le Pen Memimpin dalam Pemilihan Parlemen Prancis
Emmanuel Macron Umumkan Pembubaran Parlemen dan Pemilihan Baru Setelah Kekalahan di Pemilu Eropa
Narendra Modi Dilantik sebagai Perdana Menteri India untuk Ketiga Kalinya
Pengadilan Banding Georgia Hentikan Kasus Pemalsuan Pemilu terhadap Donald Trump
Narendra Modi Dipaksa Berkoalisi
ARUN Siapkan Pemimpin Masa Depan dan Ide Starategis Melalui Munas Pertama
Usman Hamid Sebut Hasto Diperiksa ketika Berani Kritik Pemerintahan Jokowi
Bawaslu Antisipasi Potensi Kecurangan di Pemilu Ulang
Kuasa Hukum Sebut Kasus Hasto Kristiyanto Harus Diselesaikan lewat Dewan Pers
Pakar: Kecurangan Pemilu Makin Rawan Terjadi saat Pilkada
Cegah Kecurangan Pilkada, KPU Bakal Perkuat Kepemimpinan Penyelenggara Daerah
Residu Pro-kontra Kecurangan Pilpres belum Sepenuhnya Hilang
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap