visitaaponce.com

Bentrokan Petani Eropa dan Polisi di Brussels sebagai Protes Kebijakan Pertanian

Bentrokan Petani Eropa dan Polisi di Brussels sebagai Protes Kebijakan Pertanian
Para petani dari berbagai negara Eropa bentrok dengan polisi anti-huru hara di Brussels(AFP)

PARA petani Eropa bentrok dengan polisi anti-huru hara di sejumlah jalan di Brussels, Belgia. Di kala para menteri Uni Eropa (UE) berkumpul mencoba menyederhanakan peraturan dan birokrasi pertanian.

Para petani membawa traktor sebagai bentuk kekecewaan mereka akan kebijakan itu. Diperkirakan 900 traktor menghentikan aktivitas di kawasan Eropa untuk kedua kalinya dalam sebulan.

Para petani melemparkan telur, membakar ban, dan menyalakan kembang api yang dibalas petugas keamanan dengan menembakkan meriam air dan gas air mata.

Baca juga : 10 Negara di Uni Eropa Alami Lonjakan Kasus Covid-19

Garda terdepan penyedia pangan di benua itu mengeluhkan pengetatan aturan lingkungan dan pelonggaran impor pangan. Para menteri pertanian dari 27 negara blok tersebut berada di Brussels untuk mengkaji usulan penyederhanaan Kebijakan Pertanian Bersama (CAP) UE.

Namun bagi para pengunjuk rasa di Brussel yang berasal dari Spanyol, Portugal, dan Italia serta Belgia menilai agenda tersebut tidak akan memperbaiki keadaan pertanian UE.

“Merupakan tanggung jawab mereka untuk berbicara dengan kami,” kata Marieke Van de Vivere, yang datang untuk memprotes peraturan ramah lingkungan yang menurutnya mencekik pertanian keluarganya.

Baca juga : Muslim Indonesia di Belgia Galang Donasi Bangun Masjid di Brussels

“Ketika kuda kita buang air besar, kita harus memberitahu mereka berapa banyak kotoran yang dikeluarkan. Kita harus membayar untuk kuda yang buang air besar. Kita harus memberitahu mereka apa yang terjadi dengan kotoran kuda tersebut," paparnya.

Adoracion Blanque, dari asosiasi petani muda Spanyol, mempunyai pesan serupa. “Ada begitu banyak tuntutan dan birokrasi sehingga kami, para petani, tidak dapat terus berproduksi,” katanya.

Protes petani yang terus terjadi yang membuat Presiden Prancis Emmanuel Macron dicela dengan marah selama akhir pekan telah membuat takut para pemimpin UE. Itu karena khawatir mereka dapat memberikan keuntungan bagi kelompok sayap kanan pada pemilu Eropa pada Juni.

Brussels telah memberikan sejumlah konsesi dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini termasuk perpanjangan penangguhan peraturan mengenai membiarkan lahan kosong, dan upaya perlindungan untuk menghentikan impor Ukraina yang membanjiri pasar UE.

Maria Villoslada Garcia, seorang petani anggur berusia 43 tahun dari Spanyol utara, mengatakan kepada AFP: "Kami mengharapkan solusi, tetapi segera dari UE dan Spanyol karena kami tercekik dan biaya pekerjaan kami lebih besar daripada apa yang mereka bayarkan." (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat