visitaaponce.com

Biden Peringatkan Israel Bantuan Gaza Harga Mati

Biden Peringatkan Israel Bantuan Gaza Harga Mati
Warga Palestina berjalan melewati mobil PBB yang hancur di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan.(AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Israel bahwa mereka tidak dapat menggunakan bantuan sebagai alat tawar-menawar dalam upaya melawan Hamas. Oleh karenanya, AS menyerukan gencatan senjata sementara segera di Gaza akibat kekhawatiran meningkatnya kasus kelaparan.

Biden juga memerintahkan militer AS untuk memimpin misi darurat untuk membangun dermaga sementara di lepas pantai Gaza guna memfasilitasi lebih banyak pengiriman bantuan. Hal itu disampaikan Biden kepada Kongres ketika harapan untuk gencatan senjata baru sebelum Ramadan pupus setelah Hamas meninggalkan pembicaraan dengan mediator di Mesir.

"Saya mengatakan ini kepada para pemimpin Israel, bantuan kemanusiaan tidak bisa menjadi pertimbangan sekunder atau alat tawar-menawar," kata Biden menggunakan pidato kenegaraan tahunannya untuk menyampaikan beberapa komentar terkuatnya mengenai perang yang telah berlangsung selama lima bulan tersebut. "Melindungi dan menyelamatkan nyawa tak berdosa harus menjadi prioritas," ujarnya.

Baca juga : Beredar Proposal Terbaru Gencatan Senjata Israel dan Hamas, Ini Bocorannya

Biden mengatakan dermaga sementara, yang diumumkan sebelum pidatonya, akan dapat menerima kapal-kapal besar yang membawa makanan, air, obat-obatan, dan tempat berlindung sementara. Meskipun krisis kemanusiaan memburuk di Gaza, Biden menghadapi tekanan politik atas dukungannya kepada Israel dan menekankan tidak ada pasukan AS yang akan turun ke lapangan sebagai bagian dari proyek tersebut.

Personel AS akan tetap berada di luar negeri sementara sekutu mengelola operasi darat dari pelabuhan. Rencana tersebut juga akan melibatkan koridor bantuan maritim dari Siprus.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen diperkirakan berada di pulau Mediterania pada Jumat (8/3) untuk melakukan pembicaraan mengenai rencana koridor tersebut.

Baca juga : Blinken Kembali ke Israel, Saat Gencatan Senjata Diperpanjang

Lebih mudah, lebih cepat

Amerika Serikat kembali mengirimkan bantuan melalui udara ke Gaza pada Kamis bersama dengan pesawat dari Yordania, Belgia, Mesir, Prancis, dan Belanda. "Lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah, terutama jika kita tahu bahwa kita perlu mempertahankan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza untuk jangka waktu yang lama," kata mantan menteri keuangan Belanda tersebut.

Para pejabat AS mengatakan sebelum pidato Biden bahwa perlu waktu beberapa minggu sebelum pengiriman bantuan ke pelabuhan yang direncanakan dapat dimulai. Seorang pejabat menggambarkannya sebagai momen bagi kepemimpinan Amerika, tanda meningkatnya rasa frustrasi Gedung Putih terhadap kegagalan Israel mengizinkan lebih banyak bantuan ke Gaza.

Tidak ada makanan

Perang di Gaza dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi di Israel selatan yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian. Sebagian besar dari mereka ialah warga sipil, menurut data Israel.

Baca juga : Hamas Sebut Korban Jiwa Serangan Israel di Jalur Gaza Tembus 10 Ribu

Militan Hamas juga menyandera sekitar 250 warga Israel dan asing. Beberapa di antaranya dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada November. Israel yakin 99 sandera masih hidup di Gaza dan 31 orang tewas.

Israel membalasnya dengan pengeboman tanpa henti, bersamaan dengan serangan darat, yang menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan 30.800 orang. Sebagian besar kotrban tewas ialah perempuan dan anak-anak.

PBB telah berulang kali memperingatkan bahwa kelaparan akan terjadi di Gaza. Salah satu badan PBB mengatakan perang telah merusak sekitar setengah dari seluruh bangunan pada akhir Januari dan membuat wilayah tersebut tidak dapat dihuni bagi 2,4 juta penduduknya.

Baca juga : Genosida Gaza Hari ke-27, 9.061 Warga Terbunuh, 20.000 Korban Luka Terjebak

Di gurun Jabalia di utara Gaza, warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan di titik distribusi.
"Tidak ada gas untuk memasak makanan kami. Tidak ada tepung atau beras," kata Bassam al-Hou sambil berdiri di antara reruntuhan. Dia mengatakan anak-anak meninggal dan pingsan di jalanan karena kelaparan. 

Di Deir al-Balah di Gaza tengah, sekitar 14 jenazah tergeletak di depan sebuah rumah sakit. Beberapa di antaranya terlihat telanjang kaki dari balik kain berwarna.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada Rabu bahwa 20 orang meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi. Setidaknya setengah dari mereka ialah anak-anak. Program Pangan Dunia PBB telah memperingatkan bahwa tanpa jalur darat, jumlah bantuan yang dapat disalurkan melalui udara tidak akan mampu mencegah kelaparan.

Baca juga : AS cuma Minta Jeda di Gaza, Bukan Gencatan Senjata

Harapan gencatan senjata Ramadan meredup

Biden telah mendesak Hamas menerima rencana gencatan senjata dengan Israel sebelum bulan suci Ramadan. Ini dapat dimulai pada Minggu.

Kesepakatan yang diusulkan itu akan menghentikan pertempuran selama setidaknya enam minggu. "Melihat pembebasan sandera yang sakit, terluka, lanjut usia, dan wanita, dan memungkinkan lonjakan bantuan kemanusiaan," kata Gedung Putih.

Delegasi Hamas menyuarakan ketidakpuasan terhadap tanggapan Israel sejauh ini sebelum meninggalkan Kairo, meskipun duta besar AS untuk Israel Jack Lew membantah bahwa perundingan tersebut telah gagal. "Perbedaannya semakin menyempit. Semua orang menantikan Ramadan yang akan segera tiba. Saya tidak dapat mengatakan kepada Anda bahwa hal ini akan berhasil, tetapi hal ini belum bisa dipecah-pecah,” kata Lew.

Baca juga : Biden Dukung Pernyataan Israel tentang Pengeboman Rumah Sakit Gaza

Anggota kabinet perang Israel Gadi Eisenkot mengatakan Hamas berada di bawah tekanan yang sangat serius dari para mediator untuk membuat tawaran balasan. "Kemudian bisa dimajukan dan mengambil sikap," ujarnya.

Di reruntuhan abu-abu Khan Yunis, kota terbesar di Gaza selatan, puluhan orang memeriksa rumah mereka setelah pasukan Israel menarik diri dari pusat kota, kata seorang koresponden AFP. Tentara belum menanggapi permintaan AFP untuk mengonfirmasi penarikan pasukan dari wilayah tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan publik yang meningkat atas nasib para sandera yang masih ditahan dan protes antipemerintah. Dia telah berjanji untuk melanjutkan kampanye untuk menghancurkan Hamas, sebelum atau sesudah perjanjian gencatan senjata. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat