visitaaponce.com

Temuan Baru, Mayat tanpa Kepala di Kuburan Massal RS Gaza

Temuan Baru, Mayat tanpa Kepala di Kuburan Massal RS Gaza
Orang-orang mencari dengan senter di dekat kawah tumbukan di lokasi sebuah bangunan yang terkena pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza.(AFP)

KUBURAN massal ketiga ditemukan pada Rabu (8/5) di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Palestina. Terdapat beberapa temuan mengerikan dari kuburan yang diduga menjadi bukti kekejaman Israel usai mengepung fasilitas tersebut, termasuk mayat tanpa kepala.

Fakta kali ini memperkuat tuduhan kejahatan perang oleh militer Israel setelah melakukan pengepungan terhadap rumah sakit di wilayah tersebut. Hingga saat ini sudah tujuh kuburan massal ditemukan di tiga rumah sakit di Gaza yang berisi sekitar 520 jenazah pria, Wanita, dan anak-anak.

"Sejauh ini sekitar 49 jenazah telah digali dari kuburan massal ini dan upaya masih dilakukan untuk mencari lebih banyak lagi," kata relawan di media Palestina pada Jumat (10/5).

Baca juga : Apa itu Keputusan Sela Sidang Dugaan Genosida Gaza oleh Israel?

Semua kuburan massal yang telah ditemukan di Jalur Gaza diciptakan Israel dalam serangan brutal di daerah kantong tersebut yang telah menewaskan lebih dari 34.800 orang dan 78.400 lain luka-luka sejak 7 Oktober 2023.

Tiga kuburan massal ditemukan di Rumah Sakit Al-Shifa, tiga di Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis di selatan, dan satu di dalam Rumah Sakit Kamel Adwan di Gaza utara.

"Setidaknya 520 jenazah telah digali dari tujuh kuburan massal. Kami mengutuk keras kejahatan genosida dan pembunuhan terus-menerus yang dilakukan oleh tentara pendudukan terhadap rakyat Palestina kami. Kami menganggap pemerintah Amerika Serikat, komunitas internasional, dan pendudukan bertanggung jawab penuh atas kuburan massal dan agresi terang-terangan ini," imbuh pernyataan mereka.

Baca juga : 1.200 Warga Palestina Tewas oleh Serangan Israel, 338.934 Orang Mengungsi

Kengerian

PBB sebelumnya menyerukan penyelidikan setelah kuburan massal pertama ditemukan di Rumah Sakit Al-Shifa, Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, dan Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.

Kuburan massal tersebut berisi beberapa orang yang ditelanjangi dengan tangan terikat. Ini semakin meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi kejahatan perang. PBB menggambarkan mayat-mayat tersebut terkubur jauh di dalam tanah dan ditutupi dengan limbah.

Pakar hak asasi manusia PBB mengatakan dalam laporan menyatakan kengerian atas temuan tersebut. Banyak dari mayat yang ditemukan dilaporkan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan eksekusi mendadak dan kemungkinan ada orang yang dikubur hidup-hidup.

Baca juga : Keraguan dan Ketidakpastian Nasib Gencatan Senjata di Gaza

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel menyebut laporan kuburan massal sangat meresahkan. Militer Israel mengonfirmasi penemuan kuburan massal tersebut akhir bulan lalu dan menggali tempat itu untuk mencari sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.

Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, meminta komunitas internasional untuk campur tangan menghentikan serangan mematikan Israel di wilayah kantong Palestina. "Penemuan kuburan massal baru ialah bukti baru kebrutalan tentara pendudukan kriminal dalam agresi sistematisnya terhadap rakyat kami dan sektor medis," kata Hamas dalam suatu pernyataan.

"Pendudukan (Israel) berupaya menghancurkan fondasi kehidupan (di Gaza) untuk mencapai rencana pemusnahan dan pengungsian," imbuh Hamas. Kelompok Palestina itu meminta semua kelompok hak asasi manusia untuk mendokumentasikan kejahatan ini dan mengirimkannya ke Pengadilan Kriminal Internasional dan pengadilan kompeten lain untuk meminta pertanggungjawaban entitas jahat ini dan para pemimpin kriminalnya.

Baca juga : WHO: Butuh Waktu Lama untuk Fungsikan Rumah Sakit Gaza Kembali

Lebih dari tujuh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, kata PBB, mendorong 85% penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. 

Keputusan sementara pada Januari mengatakan masuk akal bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Pengadilan dunia itu juga memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan tersebut dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Pasukan Israel mengepung rumah sakit tersebut selama berhari-hari awal tahun ini mengklaim bahwa militan Hamas berada di dalam rumah sakit tersebut di antara warga sipil. Klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

Penemuan ini terjadi ketika militer Israel mulai melakukan serangan ke Rafah, merebut perbatasan antara kota tersebut dan Mesir, pada Selasa (7/5). Pemerintahan Biden sangat mendesak pemerintah Israel untuk tidak pindah ke Rafah, dengan alasan perlu membatasi korban sipil dalam konflik tersebut.

Pakar hak asasi manusia PBB mengatakan dalam laporannya bahwa perang Israel-Hamas sangat berbahaya bagi perempuan dan anak-anak, dengan sekitar 14.500 dari hampir 35.000 warga Palestina tewas dalam perang tersebut, anak-anak, dan 9.000 perempuan lain. (The Hill/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat