visitaaponce.com

Bun, Yuk Cegah Stunting dengan 2 Hal Ini

Bun, Yuk Cegah Stunting dengan 2 Hal Ini
Mencegah stunting dengan mengedukasi ibu hamil(Freepik)

EDUKASI yang dibarengi contoh nyata diperlukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil dalam mempersiapkan bayinya agar tidak stunting. Salah satunya berupa makan-makanan dengan gizi seimbang, utamanya protein hewani.

Hal itu misalnya dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta dengan menyelenggarakan kegiatan edukasi kesehatan ibu hamil dan keluarga, akhir pekan lalu. Uniknya, kegiatan ini dipadukan dengan tradisi Jawa yang dikenal dengan tujuh bulanan atau mitoni.

Mitoni merupakan tradisi upacara adat bagi perempuan hamil dalam budaya Jawa dalam bentuk selamatan saat janin dalam kandungan berusia tujuh bulan. Dalam upacara ini dibuatlah bancakan berupa nasi tumpeng, dawet, rujak, telor, sayur-sayuran (gudangan), pisang yang bisa dijadikan edukasi menu makanan bergizi untuk ibu hamil.

Baca juga : Jawa Tengah Terus Tekan Angka Stunting

Asisten Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto menjelakan, di DIY tradisi mitoni telah lama berada dalam kehidupan masyarakat. Itu merupakan sebuah tradisi yang tidak hanya menghormati kehidupan yang belum lahir, tetapi juga merupakan keselarasan, kesucian dan harapan bagi masyarakat.

Sugeng mengajak semua pihak untuk menggunakan beragam metode sebagai platform edukasi bagi seluruh masyarakat. Menurutnya, di setiap sarana dan tahapan belajar hendaknya menyelipkan pesan penting mengenai kisi-kisi perawatan prematur dan pentingnya penundaan usia perkawinan.

"Lihatlah bagaimana kita bisa mengubah tradisi yang kaya menjadi alat program sosial yang mampu membantu kehidupan orang banyak. Dari generasi ke generasi metode kita transformasi bukan hanya merayakan sebuah fase kehamilan, tetapi juga berpartisipasi dalam gerakan besar untuk meningkatkan kehidupan generasi yang akan datang," kata Sugeng dalam keterangannya, Selasa (30/4).

Baca juga : Elsimil Upaya Preventif Pencegahan Stunting Sebelum Menikah

Dengan menggabungkan tradisi dan inovasi, menurut Sugeng, tidak hanya melindungi warisan budaya, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih bijak.

Penjabat Ketua TP PKK Kota Yogyakarta Atik Wulandari mengatakan prosesi adat Mitoni tidak hanya melestarikan budaya tapi juga merupakan sosialisasi dan edukasi bagi ibu hamil dan keluarga akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang.

"Mitoni adalah tradisi merayakan usia kehamilan yang ke-7 bulan, di mana bayi yang dikandung sudah terbentuk sempurna, dengan harapan persalinan akan lancar dengan kondisi dan ibu anak yang selamat dan sehat," katanya.

Baca juga : Wapres Ma’ruf Amin Minta Faktor Penghambat Penurunan Stunting Diidentifikasi

Dalam tradisi Mitoni terdapat prosesi siraman, sajen, hingga menggunakan baju adat jawa lengkap. Makna filosofisnya mengandung arti pentingnya mempersiapkan kondisi mental, menjaga kebersihan, kesehatan dan asupan makanan bergizi bagi ibu hamil, serta bagaimana pihak keluarga berperan dalam menjaga dan melindungi ibu hamil.

"Kami harap kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang tradisi Mitoni ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang dan perawatan kesehatan selama kehamilan untuk mencegah terjadinya stunting," ujarnya.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo menyampaikan, upaya pencegahan stunting dengan kearifan lokal yaitu adat Mitoni menjadi satu cara yang sangat menarik, dengan mengkombinasikan kebudayaan dan kesehatan sehingga makna filosofis yang terkandung di dalamnya dapat semakin dirasakan dampaknya.

Baca juga : Program Cegah Stunting Sukses Jangkau 2.300 Warga Depok

"Kolaborasi antara ilmu kesehatan dengan kebudayaan, saya kira sangat perlu dilestarikan, karena kita memiliki tradisi daur hidup yang bisa kita ambil makna dan filosofinya untuk kemudian kita jadikan sebagai bagian dari pelestarian budaya sekaligus juga untuk mencegah terjadinya stunting dan menurunkan prevalensi stunting," tuturnya.

Sementara itu, Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo mengatakan, usia kehamilan tujuh bulan itu posisi kepala janin berada pada bagian bawah rahim. Posisi tersebut merupakan posisi ideal untuk mendukung kelancaran proses persalinan.

"Mitoni ketika dilihat dari sisi medis maka ibu hamil harus dicek kondisinya, mulai dari kadar hemoglobin, tekanan darah dan hal lain yang harus dipastikan kondisinya bagus, termasuk USG untuk melihat kondisi janin yang idealnya usia tujuh bulan posisi kepala sudah mapan di bagian bawah rahim," katanya.

Pihaknya mengapresiasi bagaimana pencegahan stunting dilakukan dengan pendekatan budaya melalui tradisi Mitoni. Hal itu diharapkan dapat terus dikembangkan sehingga kesadaran masyarakat semakin tinggi akan pentingnya mempersiapkan generasi sehat dan berkualitas.

"Ada tradisi Mapati atau empat bulanan, kemudian Mitoni di usia kehamilan tujuh bulan, ada juga Tedhak Sinten untuk bayi usia tujuh bulan, yang mana tradisi tersebut berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Dengan harapan jika memungkinkan ada program pemerintah melalui rangkaian tradisi tersebut yang digelar secara masal bagi masyarakat," pungkasnya. (Z-10)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat