visitaaponce.com

Pakar UGM Sarankan Sapi Terkena LSD Dimusnahkan

Pakar UGM Sarankan Sapi Terkena LSD Dimusnahkan
Ilustrasi peternak sapi(ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

GURU Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Prof. drh. Wasito, Ph.D., menyarankan, sapi atau kerbau yang sudah terinfeksi penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) agar diisolasi dan dijauhkan dari ternak lain yang sehat.

"Untuk sapi yang sakit untuk dilakukan stamping out atau pemusnahan. Sebab dagingnya tidak layak dikonsumsi oleh manusia," kata Wasito, Rabu (9/3).

Tidak layaknya daging sapi yang terkena LSD untuk konsumsi, menurut Wasito, karena kekurangan nutrisi protein terutama asam amino yang sebelumnya digunakan untuk replikasi virus.

"Daging sapi penderita LSD tidak layak dikonsumsi. Daging tersebut mengalami lack of nutrient protein asam amino terutama dalam daging, habis digunakan untuk replikasi virus," ujarnya.

Baca juga: Kementan Siapkan Sumberdaya Tangani Lumpy Skin Disease pada Sapi di Riau

Namun, ia menegaskan penyakit LSD (lumpy skin disease) tidak bersifat zoonosis sehingga tidak menular kepada manusia. Penularan penyakit pada sapi yang disebabkan oleh virus caprivox (caprivoxvirus) atau vox virus hanya kepada sapi lainnya atau kerbau.

"Penyakit ini dapat diamati dari gejala klinisnya," imbuhnya.

Ia menduga melonjaknya penyakit ini disebabkan lambatnya deteksi dini di lapangan.

"Dapat diketahui dari lesi patologis anatomis pada sapi di lapangan. Bisa jadi pada kasus tersebut terlambat diketahui," tukasnya.

Untuk mengatasi penyebaran penyakit LSD ini, ia mengimbau para pemilik peternakan sapi dan kerbau apabila mendapatkan ternaknya terinfeksi LSD untuk melakukan disinfektan kandang.

"Cara mengatasinya dengan penyemprotan kandang dan lingkungan sekitar kandang menggunakan disinfektan," ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Kesehatan Hewan Kementan RI Nuryani Zainuddin mengeluarkan surat edaran soal kewaspadaan penyakit LSD pada para pemangku kepentingan di daerah. Upaya yang dilakukan dengan program vaksinasi dan didukung deteksi dini, penelusuran kasus, pengendalian lalu lintas serta pengendalian vektor penyakit tersebut.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat