Penanganan Stunting Jadi Prioritas Pemprov Kalsel
![Penanganan Stunting Jadi Prioritas Pemprov Kalsel](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/07/8491a0b695d825135df0c279f536cf09.jpg)
MESKI tercatat sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan terkecil di Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah serius di provinsi yang kaya tambang batubara dan sawit, Kalimantan Selatan. Penanganan stunting menjadi salah satu prioritas utama pembangunan Pemprov Kalsel.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pads anak akibat kekurangan gizi yang salah satunya disebabkan faktor ekonomi. Stunting ditandai dengan pertumbuhan yang tidak optimal sesuai dengan usianya. Anak yang tergolong stunting biasanya pendek serta gangguan kecerdasan.
Berdasarkan data hasil Studi Status Gizi Indonesia pada 2021, prevalensi stunting di Kalsel mencapai 33,08% atau berada pada urutan 6 tertinggi secara nasional. Ada 5 daerah masuk zona merah stunting dengan angka stunting lebih tinggi dari rata-rata provinsi, yaitu Kabupaten Tanah Laut, Balangan, Barito Kuala, Tapin, dan Banjar.
Kepala BKKBN Perwakilan Kalsel Ramlan menyebutkan Kabupaten Banjar menempati posisi tertinggi dengan prevelensi stunting 40,2% dan terendah Kabupaten Tanah Bumbu 18,7%
"Data tahun 2021, yang berisiko stunting di Kalsel 375.530 keluarga atau 58,21%," kata Ramlan.
Keterbatasan anggaran menjadi kendala dalam menurunkan kasus stunting. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menyebut permasalahan stunting merupakan permasalahan serius yang dialami balita di Indonesia bahkan dunia.
"Ini permasalahan serius tidak bisa dipandang sebelah mata. Kita tidak boleh mengendurkan upaya pencegahan dan penanganan stunting," kata Sahbirin pada acara Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI).
Baca juga: Pemkab Simalungun Bertekad Turunkan Stunting di Angka 14%
Terkait hal ini, Sahbirin mengingatkan agar Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang dibentuk harus melakukan penanganan segera, rencana aksi harus difokuskan pada kantong-kantong stunting di daerah.
Prevalensi stunting Indonesia saat ini masih berada pada angka 24,4% atau 5,33 juta balita. Meski prevalensi stunting ini banyak mengalami penurunan, namun melihat target nasional sebesar 14% di tahun 2024, penanganan stunting ini harus menjadi prioritas bersama.
Masih terkait stunting, Kalsel mempunyai kebijakan dan strategi dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), bayi dan gizi buruk melalui deklarasi loksado dan komitmen bersama kepala daerah se-Kalimantan Selatan.(OL-5)
Terkini Lainnya
Kebakaran Besar, 22 Rumah di Tanah Bumbu Kalsel Ludes Dilahap Api
Kain Khas Kalsel, Sasirangan, Peroleh Sertifikat Indikasi Geografis
Jalan Lintas Kabupaten di Kaki Pegunungan Meratus Kalsel Kembali Longsor
Kasus Pasung Jadi Prioritas Pemprov Kalsel
Cuaca Buruk Masih Berlangsung di Kalsel, Sejumlah Bendungan Berstatus Siaga
Banjir Besar Landa Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel, Belasan Ribu Warga Terdampak
Kebahagiaan Keluarga Indonesia Tinggi, Sosiolog: Ukurannya bukan Materi
Menko PMK: Perlu Kerja Keras Siapkan GenZ dan Gen Alfa Sambut Indonesia Emas 2045
BKKBN: Indeks Kebahagiaan Keluarga Indonesia Tinggi Meskipun Belum Mandiri
Harganas ke-31, Sejumlah Kepala Daerah Mendapat Penghargaan dari Presiden Jokowi
Ketua TP PKK Kota Cilegon Hany Seviatry Raih Penghargaan Tertinggi dari BKKBN
BKKBN: Pendataan Bayi Stunting sudah Selesai Dilakukan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap