visitaaponce.com

Penanganan Stunting Jadi Prioritas Pemprov Kalsel

Penanganan Stunting Jadi Prioritas Pemprov Kalsel
Ilustrasi stunting(MI/Seno)

MESKI tercatat sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan terkecil di Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah serius di provinsi yang kaya tambang batubara dan sawit, Kalimantan Selatan. Penanganan stunting menjadi salah satu prioritas utama pembangunan Pemprov Kalsel.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pads anak akibat kekurangan gizi yang salah satunya disebabkan faktor ekonomi. Stunting ditandai dengan pertumbuhan yang tidak optimal sesuai dengan usianya. Anak yang tergolong stunting biasanya pendek serta gangguan kecerdasan.

Berdasarkan data hasil Studi Status Gizi Indonesia pada 2021, prevalensi stunting di Kalsel mencapai 33,08% atau berada pada urutan 6 tertinggi secara nasional. Ada 5 daerah masuk zona merah stunting dengan angka stunting lebih tinggi dari rata-rata provinsi, yaitu Kabupaten Tanah Laut, Balangan, Barito Kuala, Tapin, dan Banjar.

Kepala BKKBN Perwakilan Kalsel Ramlan menyebutkan Kabupaten Banjar menempati posisi tertinggi dengan prevelensi stunting 40,2% dan terendah Kabupaten Tanah Bumbu 18,7%

"Data tahun 2021, yang berisiko stunting di Kalsel 375.530 keluarga atau 58,21%," kata Ramlan.

Keterbatasan anggaran menjadi kendala dalam menurunkan kasus stunting. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menyebut permasalahan stunting merupakan permasalahan serius yang dialami balita di Indonesia bahkan dunia.

"Ini permasalahan serius tidak bisa dipandang sebelah mata. Kita tidak boleh mengendurkan upaya pencegahan dan penanganan stunting," kata Sahbirin pada acara Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI).

Baca juga: Pemkab Simalungun Bertekad Turunkan Stunting di Angka 14%

Terkait hal ini, Sahbirin mengingatkan agar Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang dibentuk harus melakukan penanganan segera, rencana aksi harus difokuskan pada kantong-kantong stunting di daerah.

Prevalensi stunting Indonesia saat ini masih berada pada angka 24,4% atau 5,33 juta balita. Meski prevalensi stunting ini banyak mengalami penurunan, namun melihat target nasional sebesar 14% di tahun 2024, penanganan stunting ini harus menjadi prioritas bersama.

Masih terkait stunting, Kalsel mempunyai kebijakan dan strategi dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), bayi dan gizi buruk melalui deklarasi loksado dan komitmen bersama kepala daerah se-Kalimantan Selatan.(OL-5)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat