visitaaponce.com

Perajin Tahu Tempe di Garut Resah Jelang Distribusi Kedelai Subsidi Tahap 2

Perajin Tahu Tempe di Garut Resah Jelang Distribusi Kedelai Subsidi Tahap 2
Perajin tempe sedang membuat tempe.(MI/Lilik Darmawan)

PERAJIN tahu tempe di Kabupaten Garut, Jawa Barat resah menjelang distribusi kacang kedelai subsidi tahap kedua, sebab tahap I dinilai pembagiannya tidak tepat sasaran.

"Pada tahap I,  perajin skala kecil tak sedikitpun menerima kacang kedelai subsidi pemerinta. Mereka yang menerimnya itu semuanya kebanyakan skala besar. Padahal, peruntukkan subdisi itu bagi perajin tahu tempe kecil," kata seorang perajin tahu tempe, Ujang, 55, warga Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat (2/9/2022) mengungkapkan keresahannya.

Ujang mengatakan, pemberian subsidi kacang kedelai pemerintah yang dikelola melalui Bulog pada tahap pertama dinilainya tidak adil. Sebab pembeli dengan modal besar dibiarkan membeli dalam jumlah besar sehingga menghabiskan jatah bagi perajin kecil. Padahal, pemberian subsidi kacang kedelai dari pemerintah sejatinya untuk membantu perajin tempe-tahu skala kecil tapi dalam prakteknya program itu tidak sepenuhnya sukses menjangkau seluruh perajin.

"Terkadang kami harus daftar lebih dulu untuk menjadi anggota Kopti kalau mau mendapat subsidi kedelai, belum lagi harus bayar iuran bulanan, jelas ini sangat merugikan kami bagi perajin kecil," ujarnya.

Perajin tahu tempe lainnya, Wawan, warga Kecamatan Karangpawitan mengamini pernyataan Ujang. Menurutnya, kacang kedelai subsidi lebih banyak dinikmati perajin dengan modal besar. Perajin kecil terpaksa menggunakan kacang non subsidi meski harga lebih mahal. Subsidinya meleset karena perajin modal besar yang mendapatkannya.

"Kalau pemberiannya itu merata tidak hanya melalui Koperasi tempe tahu Indonesia (Kopti) silahkan, tetapi kalau hanya dimonopoli Kopti jelas buat kami sebuah ancaman. Selama ini pemberian kacang subsidi yang diberikan pemerintah melalui Bulog cukup membantu perajin, tetapi itu harus dilakukan dengan mekanisme yang baik," katanya.

Ancaman

Sementara itu, salah satu agen kacang kedelai Garut, Wawan Dalia, mengungkapkan, bantuan kedelai subsidi tahap 2 jelas menjadi ancaman bagi pedagang swasta. Apabila penyaluran kedelai subsidi hanya menggunakan satu jalur melalui Kopti tidak akan merata. Seharusnya,  di luar Kopti bisa juga menjual kedelai subsidi. Khususnya melalui importir biar bisa merata ke semua penjual. Tinggal diatur mekanisme pembelian bagi perajinnya.

"Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi setelah pandemi Covid-19, pemerintah melalui Bulog akan mendistribusikan kedelai subsidi senilai Rp850 miliar kepada para perajin tahu tempe selama 4 bulan terhitung April-Juli lalu. Tetapi, dalam prakteknya pelaksanaan program kedelai subsidi ini justru menimbulkan keresahan kalangan perajin tahu dan tempe, termasuk pedagang kacang kedelai," pungkasnya. (OL-13)

Baca Juga: Ketua DPR Minta Pemerintah Perbaiki Tata Kelola Komoditas Pangan

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat