visitaaponce.com

UGM, BNPB dan BPBD Pasang Alat Deteksi Longsor di Lembang

UGM, BNPB dan BPBD Pasang Alat Deteksi Longsor di Lembang
Tim dari ITB didamping BPBD sedang memeriksa alat deteksi pergerakan tanah (extensometer) yang dipasang di Desa Cikahuripan, Kec Lembang(MI/Depi Gunawan)

TIM dari UGM bekerja sama dengan BNPB dan BPBD Kabupaten Bandung Barat memasang Gama EWS (Gama Early Warning System). Sistem yang dirancang untuk memantau, mendeteksi, dan memberikan peringatan dini bahaya longsor di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang.

Sistem ini dilengkapi dengan teknikal sensor terdiri dari extensometer (alat deteksi pergerakan tanah), tilt meter (alat deteksi perubahan posisi kemiringan permukaan tanah/batuan pada lereng) dan rain gauge (pendeteksi curah hujan).

Ahli Instrumentasi Gama EWS UGM Ikhwan Mustiadi menjelaskan alat tersebut telah dipasang di lebih dari 100 daerah rawan longsor di Indonesia. Desa Cikahuripan dipilih sebagai salah satu lokasi yang dipasang Gama EWS karena kawasan ini memiliki tingkat kerawanan longsor yang sangat tinggi.

"Alat dilengkapi dengan sirine, masing-masing akan mengeluarkan tiga bunyi sirine berbeda sesuai tingkatan bahaya," kata Ikhwan ditemui saat Finalisasi dan Gladi Penyelenggaraan Sistem Peringatan Dini Bencana di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (3/11).

Alat tersebut hanya bisa digunakan untuk memantau, mendeteksi, dan memberikan peringatan dini bahaya longsor, bukan untuk mendeteksi getaran akibat gempa bumi.

"Jika gempa tersebut menyebabkan adanya pergerakan tanah atau kemiringan tanah, dia terdeteksi. Tetapi kadang-kadang gempa itu kan tidak mempengaruhi juga," bebernya.

Baca juga: Langgar Aturan, PKL di Kawasan Lembang bakal Ditertibkan

Toa akan memancarkan suara peringatan secara otomatis sesuai kerawanan tingkat bencana mulai dari status waspada, siaga hingga awas. Akan tetapi Ikhwan tidak bisa memberikan secara rinci terkait radius suara sirine karena pemasangannya tergantung topografi.

"Alatnya kan di bawah, kita yang di atas malah enggak begitu mendengarkan karena arah speakernya ke permukiman warga. Jadi saya tidak bisa menyebutkan berapa radiusnya karena itu tergantung topografinya," ucapnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily mengatakan selain perlu didukung dengan alat peringatan dini, jauh lebih penting adalah penyiapan masyarakat dalam menghadapi bencana agar tidak timbul korban pada saat terjadi bencana.

"Kita harapkan ini menjadi langkah positif dalam rangka menghadapi kesiapsiagaan bencana agar masyarakat tangguh dalam menghadapi suatu bencana," kata Ace.

Pihaknya akan menyiapkan anggaran yang menitikberatkan pada kesiapsiagaan dan mitigasi. Ace mengharapkan setiap daerah bisa melakukan yang sama.

"Dorongan kita adalah program harus diarahkan kepada kesiapsiagaan, mitigasi dan peringatan dini, itu adalah kunci dari penanggulangan bencana," ucap Ace.

Pada kesempatan itu, diselenggarakan pula simulasi penanganan korban longsor oleh Tim Siaga Bencana (TSB) Desa Cikahuripan yang disaksikan oleh BNPB dan BPBD serta masyarakat sekitar.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat