visitaaponce.com

Kapolda Gorontalo Ajak Anggota Polisi, KNPI dan Mahasiswa Nobar Film Uti Deng Keke

Kapolda Gorontalo Ajak Anggota Polisi, KNPI dan Mahasiswa Nobar Film 'Uti Deng Keke'
Kapolda Gorontalo Irjen Pol.Helmy Santika, SH.,SIK.,M.Si  yang mengajak nobar film 'Uti Deng Keke'.(Ist)

DUKUNGAN moral terhadap penayangan film 'Uti Deng Keke' terus mengalir, setelah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendukung pemutaran serentak di gedung bioskop di seluruh Indonesia.

Sandiaga mengajak masyarakat untuk menyaksikan film syarat edukasi ini.  

Dukungan juga datang dari Kapolda Gorontalo Irjen Pol.Helmy Santika, SH.,SIK.,M.Si  yang mengajak 500 anggota polisi di bawah komandonya untuk menyaksikan film 'Deng Keke' di Bioskop XXI City Mall Gorontalo.

Baca juga : Sandiaga Harap Ada Lebih Banyak Film Indonesia yang Kisahkan Pariwisata

Tak hanya itu, Helmy juga mengajak perwakilan mahasiswa dan organisasi pemuda KNPI bergabung bersama siswa SPN dan personel Polda Gorontalo, pada, Kamis (8/12). 

"Film Uti Deng Keke ini banyak menampilkan keindahan alam di wilayah Provinsi Gorontalo, serta banyak melibatkan artis lokal, ini sangat bagus sebagai sarana promosi sekaligus menunjukkan bahwa Provinsi Gorontalo memiliki banyak potensi," jelas Kapolda Gorontalo,

"Selain itu dilihat dari para pemainnya yang didominasi anak remaja, tentu ini akan memotivasi bagi para pemuda pemudi Gorontalo untuk bisa berkarya, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Provinsi Gorontalo,” papat Helmy.

Baca juga : Sandiaga Uno: Desa Lonuo Miliki Potensi Wisata Nasional dan Internasional

Kapolda menegaskan, kalau kegiatan 'nobar' (nonton bareng) tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap film karya anak bangsa, sekaligus untuk memberikan stimulus perfilman nasional.

Ia juga mendorong para pemuda-pemudi Indonesia khususnya masyarakat Provinsi Gorontalo untuk bisa produktif, salah satunya menghasilkan karya di bidang seni perfilman.

Kapolda berpendapat kalau Film Uti Deng Keke ini alur ceritanya linier dan sederhana namun syarat akan makna.

Baca juga : Festival Film Pendek FSM Diharapkan Hidupkan Ekosistem Perfilman

“Ada film yang membutuhkan kita berfikir untuk mengetahui makna ceritanya, namun film Uti Deng Keke ini sangat sederhana, mudah dipahami namun syarat dengan makna, ada nilai-nilai adat budaya, toleransi beragama serta kebhinnekaan, juga menghargai perbedaan,” Ujar Helmy Santika 

Alasan mengajak

Para mahasiswa dan juga organisasi pemuda KNPI nonton bareng bersama personel Polda Gorontalo, selain ingin memberikan support juga dijadikan sarana pembelajaran tentang kearifan lokal dan kebhinnekaan.

Baca juga : Sandiaga: Milenial Jadi Modal Utama Pengembangan Bisnis Digital

“Kami punya program pembelajaran kearifan lokal bagi personel Polri yang kita laksanakan bekerja sama dengan UNG, melihat adanya nilai-nilai adat budaya Gorontalo yang terkandung dalam Film ini, dan juga nilai kebhinnekaan," jelasnya.

"Maka hari ini kami sengaja mengajak para mahasiswa termasuk mahasiswa asal Papua beserta ormas pemuda untuk duduk bersama dengan personel Polda Gorontalo," ucap Helmy.

"Harapannya nilai-nilai adat budaya serta kebhinnekaan tersebut bisa dimaknai oleh mereka dan bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Kapolda berharap.

Baca juga : Sandiaga Beberkan Tujuan Pungutan Rp150 Ribu untuk Turis Asing di Bali

Sebagai pamungkas Helmy Santika mengajak seluruh pihak untuk turut mensukseskan film karya anak bangsa Uti Deng Keke ini dengan menggelar nonton bareng.

“Yang belum nonton ayo segera nonton, kalau bukan kita siapa lagi yang akan memberikan support apalagi film ini berlatar Provinsi Gorontalo,”Kata Helmy Santika

Film yang disutradarai oleh Linur dan dibintangi oleh Mongol, Roy Marten,  Gery Iskak, Teguh Julianto Stres, Lana Victoria, dan beberapa aktor lokal asal Gorontalo seperti Didi Roa, Tanta Lala dan lain-lain mengambil latar tempat di Gorontalo.

Baca juga : Tahun Ini, Pemerintah akan Luncurkan Indonesia Tourism Fund

Film ini mengisahkan tentang persahabatan yang dijalani oleh empat remaja yang dari kecil sudah bertekad untuk meraih cita-cita yang telah mereka ikrarkan di sebuah puncak bukit kecil.

Mereka adalah Meriam, Umar, Ruslan, dan Daniel. Meriam adalah anak tunggal seorang perwira Angkatan Laut yang pindah tugas dari Minahasa ke Gorontalo. 

Di tampatnya yang baru itu, Meriam bersahabat dengan anak-anak dusun yang berada di Gorontalo.

Sebetulnya orangtua Meriam, terutama mamanya sangat tidak memperbolehkan anak tunggalnya itu bergaul dengan anak-anak dusun tersebut, akan tetapi Meriam membandel.

Justru bergaul dengan ketiga anak itu dia merasa mendapatkan saudara yang begitu setia kawan dan mereka bersahabat dengan saling menghormati. Film ini kaya akan nilai-nilai adat, serta persatuan dan kesatuan bangsa. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat