visitaaponce.com

Anak Korban Sejak Awal Sudah Curiga dengan Dukun Pengganda Uang

SALAH satu korban dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, yaitu Paryanto diketahui sudah enam kali mendatangi lokasi tersebut dengan kerugian mencapai 100 juta rupiah. Anak korban mengaku sudah berulang kali memperingatkan, namun ayahnya tetap bersikukuh.

"Sekitar lima kali ayah saya kesana, nah yang kedua saat diajak kesana saya tahu itu penggandaan uang. Awalnya kaget, dan berusaha ngomong sama ayah, tapi dia masih ngeyel," ungkap putra Paryanto, Gridas Esa Purnama (15), Selasa (4/4/2023).

Saat itu, kata dia, Paryanto mengajaknya pergi ke Banjarnegara dengan membawa uang sebesar 100 juta rupiah dan satu unit mobil. Pada pertemuan keenam dengan dukun pengganda uang, Gridas mengaku tidak ikut pergi.

Baca juga : Korban Dukun Pengganda Uang Bertambah Jadi 12 Orang

"Nah yang terakhir ini saya tidak ikut. Ternyata terjadilah hal yang tidak diinginkan itu," ujarnya.

Kecurigaan keluarga ini muncul setelah korban pada akhir Maret lalu menyampaikan pesan suara dan peta lokasi terkait kondisinya di Banjarnegara. Pihak keluarga yang mendapati kabar tersebut langsung berangkat dari Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi menuju lokasi di Banjarnegara dan melaporkan ke pihak kepolisian.

Baca juga : Pemakaman Massal Korban Dukun Pengganda Uang

Kuasa hukum keluarga korban, Heri Purnama Tanjung mengatakan pihaknya bersama keluarga awalnya fokus terhadap pencarian korban Paryanto, namun setelah dilakukan penyelidikan terbongkar semuanya.

"Pada Rabu, sekitar dua minggu yang lalu, korban Paryanto mengirimkan pesan suara yang berbunyi tolong jemput saya, saya sudah tidak berdaya. Korban lalu dibunuh pada sehari setelahnya," ujar Heri.

"Berawal dari pencarian ayahnya Gridas, semuanya justru terungkap. Akhirnya diketahui ada 10 korban yang ditemukan jasadnya," imbuhnya.

Slamet Tohari, warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara menggegerkan warga setelah mengaku bisa menggandakan uang. Slamet Tohari kini harus berurusan dengan pihak kepolisian setelah menipu dan membunuh para korbannya. Mereka dibunuh lantaran pelaku ingin menguasai harta yang diserahkan korban untuk digandakan.

Hingga Senin, 3 April 2023, polisi menemukan setidaknya 10 mayat yang dikubur di area kebun milik tersangka. Seluruh korban dibunuh dengan racun potasium dan obat penenang. Para korban diketahui berasal dari luar Banjarnegara.

Selain ST, polisi juga menangkap seorang pria berinisial BS yang merupakan tangan kanan pelaku utama. BS bertugas mengiklankan ST sebagai pengganda uang di media sosial. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat