visitaaponce.com

Festival Kopi Lembah Colol, UMKM dan Warga Dapat Untung Besar

Festival Kopi Lembah Colol, UMKM dan Warga Dapat Untung Besar
UMKM dan warga setempat mengaku mendapatkan hingga 150% dari keseharian mereka selama Festival Kopi Lembahh Cocol.(MGN/Marianus Marselus)

FESTIVAL Kopi Lembah Colol (KLC) 2023, Manggarai Timur, meningkatkan pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan warga setempat hingga 150%. Selain itu, warga lokal yang menyediakan penginapan ikut kecipratan cuan hingga jutaan rupiah perhari. 

Festival KLC yang berlangsung 14-15 Juni, melibatkan 40 UMKM. Puluhan UMKM ini menjual green bean, kopi dalam kemasan, kuliner lokal hingga berbagai jenis kerajinan. 

UMKM Kopito, misalnya, pada hari pertama festival meraup untung Rp1,3 juta. Pendapatan ini jauh lebih besar dibandingkan dalam keseharainnya, yang hanya berkisar Rp300 ribu-Rp500 ribu.

Baca juga: Dorong Penggunaan Produk Lokal, Fiber Star Rangkul UMKM di Tegal

Barista Kopito, Andri Tulle mengatakan jenis kopi yang dijual berasal dari Colol, seperti Arabika, Robusta, Liberika dan Yellow Catura. Semua jenis kopi ini dijual dalam bentuk biji yang sudah disangrai. Di samping menjual minuman kopi dengan berbagai rasa. 

"Kopito menjual kopi yang sudah di sanggrai dan minuman kopi yang langsung diseduh disini. Hasilnya, lumayan, pendapatan perhari selama festival hingga Rp1,3 juta ini lebih besar dari hari biasa" jelas Andri.

Baca juga: Kopi Colol, Magnet Pariwisata Manggarai Timur 

Senada Safrin, pegiat kuliner dari Dapur Mama mendapatkan keuntungan Rp1,5 juta di hari pertama. "Festival KLC lumayan meningkatkan pendapatan, hari pertama kami mendapat  omzet hingga 1,5 juta. Kalau hari biasa tidak sebesar itu" kata Safrin. 

Dapur Mama menjual hasil olahan pangan lokal seperti kripik pisang, kacang tanah, Ponan Coffee, Beras Organik Sorgun. "Pangan lokal ini merupakan hasil dari kelompok tani kawasan Lambaleda" ungkap Safrin. 

Baik Safrin maupun Andri berharap festival serupa dapat digelar kembali. "Festival seperti ini sangat penting untuk kami pegiat UMKM, dan kalau boleh festival seperti ini dapat dilakukan terus menerus dan melibatkan banyak lagi UMKM" pinta Andri. 

Sementara itu, Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas mengatakan Festival KLC memberi dampak yang besar secara ekonomi untuk pelaku UMKM.

"Saya mendapat laporan, ada banyak UMKM yang menyesal hanya membawa sedikit stok bahan julanan. Mereka tidak menyangka pembeli sangat ramai" jelas Bupati Agas, pada Kamis (16/6).

Homestay

Penyelenggara Festival KLC menyulap 74 rumah warga menjadi Homestay untuk peserta dan pengunjung festival KLC. Penginapan ini, tersebar di 5 desa, seperti Desa Colol, Ulu Wae, Wejang Mali, Rende Nai, dan Desa Ngkiong Ndora. 

Pantauan Media Indonesia mendapatkan 25 homestay di Desa Ulu Wae penuh dengan tamu. Rata-rata 3-4 orang menginap di satu Homestay selama festival KLC digelar. Bahkan dibeberapa homestay terdapat 6-7 orang menginap dengan harga Rp250 ribu per orang per malam. 

"Rumah-rumah warga dijadikan penginapan pengunjung festival. Lumayan mereka mendapat keuntungan cukup besar" jelas Bupati Agas. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat