visitaaponce.com

Kabupaten Bantul Lakukan Langkah Pencegahan Masuknya Antraks dari Gunungkidul

Kabupaten Bantul Lakukan Langkah Pencegahan Masuknya Antraks dari Gunungkidul
Ilustrasi hewan ternak(ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

MUNCULNYA kasus meninggalnya seorang warga Kapanewon Semanu, Gunungkidul karena terpapar antraks (anthrax) ditambah lagi 85 orang dinyatakan positif, membuat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul meningkatkan kewaspadaannya. 

Idul Adha kemarin banyak pedagang ternak yang mendatangkan ternak untuk kurban dari Gunungkidul dan bisa jadi ada yang berasal dari wilayah yang terpapar antraks,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo di Bantul (4/7).

Menurut dia, kejadian itu sangat mengejutkan dan bahkan kemudian dikhawatirkan akan menyebar ke daerah-daerah lain di Bantul.

Baca juga:11 Warga Konsumsi Daging Antraks, 3 Diantaranya Meninggal Dunia

“Apalagi warga Gunungkidul yang meninggal karena antraks dan puluhan lainnya positif antraks yang diduga terlibat dalam penyembelihan hewan terpapar antraks dan turut mengkonsumsi dagingnya,” katanya.

Ia sangat menyayangkan sikap dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul yang terkesan menutupi informasi tersebut. Joko mengkhawatirkan meski hewan kurban yang dikirim harus mengantongi surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal (Gunungkidul) bisa saja hewan kurban saat diperiksa dalam kondisi sehat namun sudah terjangkit anthrax sehingga bisa lolos masuk ke Bantul.

Baca juga: Pemda Gunungkidul Kembali Lacak Antraks usai Ada Warga Terjangkit

“Kalau kemudian itu disembelih saat Idul Adha sedangkan masa inkubasi antraks itu hampir dua bulan maka menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi Bantul,” ujarnya.

Lebih lanjut Joko mengatakan atas kejadian di Gunungkidul tersebut DKPP Bantul kemudian memerintahkan jajarannya agar lebih mewaspadai lalu-lintas hewan ternak dari Gunungkidul khususnya dari Kapanewon Semanu yang kini menjadi zona merah penularan antraks.

“Meski pasar hewan kita perketat pasokan ternak dari Gunungkidul, namun ini kejadiannya kan sebelum Idul Adha. Bisa jadi sudah ada yang masuk,” lanjutnya.

Ia berharap tidak ada warga yang mengkonsumsi daging kurban dari ternak Gunungkidul yang terpapar antraks. 

“Yang sulit itu kan masa inkubasi antrak hingga 60 hari usai mengkonsumi daging yang terpapar antraks,” ujarnya. (AU/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat