Kabupaten Bantul Lakukan Langkah Pencegahan Masuknya Antraks dari Gunungkidul
MUNCULNYA kasus meninggalnya seorang warga Kapanewon Semanu, Gunungkidul karena terpapar antraks (anthrax) ditambah lagi 85 orang dinyatakan positif, membuat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul meningkatkan kewaspadaannya.
“Idul Adha kemarin banyak pedagang ternak yang mendatangkan ternak untuk kurban dari Gunungkidul dan bisa jadi ada yang berasal dari wilayah yang terpapar antraks,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo di Bantul (4/7).
Menurut dia, kejadian itu sangat mengejutkan dan bahkan kemudian dikhawatirkan akan menyebar ke daerah-daerah lain di Bantul.
Baca juga:11 Warga Konsumsi Daging Antraks, 3 Diantaranya Meninggal Dunia
“Apalagi warga Gunungkidul yang meninggal karena antraks dan puluhan lainnya positif antraks yang diduga terlibat dalam penyembelihan hewan terpapar antraks dan turut mengkonsumsi dagingnya,” katanya.
Ia sangat menyayangkan sikap dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul yang terkesan menutupi informasi tersebut. Joko mengkhawatirkan meski hewan kurban yang dikirim harus mengantongi surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal (Gunungkidul) bisa saja hewan kurban saat diperiksa dalam kondisi sehat namun sudah terjangkit anthrax sehingga bisa lolos masuk ke Bantul.
Baca juga: Pemda Gunungkidul Kembali Lacak Antraks usai Ada Warga Terjangkit
“Kalau kemudian itu disembelih saat Idul Adha sedangkan masa inkubasi antraks itu hampir dua bulan maka menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi Bantul,” ujarnya.
Lebih lanjut Joko mengatakan atas kejadian di Gunungkidul tersebut DKPP Bantul kemudian memerintahkan jajarannya agar lebih mewaspadai lalu-lintas hewan ternak dari Gunungkidul khususnya dari Kapanewon Semanu yang kini menjadi zona merah penularan antraks.
“Meski pasar hewan kita perketat pasokan ternak dari Gunungkidul, namun ini kejadiannya kan sebelum Idul Adha. Bisa jadi sudah ada yang masuk,” lanjutnya.
Ia berharap tidak ada warga yang mengkonsumsi daging kurban dari ternak Gunungkidul yang terpapar antraks.
“Yang sulit itu kan masa inkubasi antrak hingga 60 hari usai mengkonsumi daging yang terpapar antraks,” ujarnya. (AU/Z-7)
Terkini Lainnya
Amanah Takaful Resmikan Sumur Wakaf Karyawan Asuransi Takaful Umum Bersama Bupati Bantul
Perempuan asal Jakarta Timur Bobol 2 Rumah di Bantul, Gondol Uang Rp81 Juta
Pembuat Petasan yang Meledak di Bantul Ternyata Ketua RT
Ledakan Petasan di Bantul DIY, Sejumlah Orang Terpental dan Tergeletak TKP
Pembangunan Pagar untuk Penutupan Permanen TPA Piyungan Dimulai
Bantul Masih Surplus Beras di Rumah-Rumah Petani
Tragis, Anak Bunuh Ayah Kandung di Karanggayam Kebumen, Pelaku Sempat Kabur
BPBD Kabupaten Gunungkidul Terus Distribusikan Air Bersih
Kekeringan, Air Bersih Mulai Disalurkan di Gunungkidul
BAZNAS RI Luncurkan Balai Ternak di Gunungkidul Yogyakarta
Warga Gunungkidul Tewas Diseruduk Sapi untuk Kurban
Sejumlah Desa di Gunungkidul Mulai Krisis Air Bersih
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap