Tidak Dapat Bukti, Polisi Hentikan Penyelidikan Kematian Siswa SD di Sukabumi
Kepolisian Resor Sukabumi Kota menghentikan penyelidikan kasus kematian MH, siswa kelas II di salah satu sekolah dasar (SD) negeri di Kecamatan Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat, yang diduga meninggal akibat perundungan oleh teman sekolahnya.
Penyelidikan dihentikan karena pihak kepolisian tidak menemukan saksi yang mengetahui atau melihat terduga pelaku yang dilaporkan melakukan penganiayaan terhadap korban. Itu kemudian diperkuat dengan hasil autopsi yang dilakukan dokter forensik RSUD R Syamsudin yang menyebut kematian korban mengarah karena suatu penyakit.
"Dari hasil penyelidikan mulai dari olah tempat kejadian perkara, pemeriksaan saksi, ekshumasi hingga proses autopsi dengan melibatkan dokter forensik serta gelar perkara dan beberapa prosedur lainnya, akhirnya kami memutuskan untuk menghentikan penyelidikan kasus ini," kata Kepala Polres Sukabumi Kota Ari Setyawan Wibowo di Sukabumi, Selasa (11/7).
Fakta-fakta dari hasil penyelidikan yang dilakukan Satuan Reserse Kriminal Polres Sukabumi Kota juga tidak menemukan bukti maupun unsur lainnya yang menjadi penyebab korban meninggal akibat mengalami kekerasan atau perundungan oleh rekan sekolahnya.
"Korban meninggal pada 20 Mei 2023, kami langsung melakukan penyelidikan karena awalnya mendapatkan informasi korban meninggal akibat perundungan. Dalam melakukan penyelidikan ini, tentunya jajaran Polres Sukabumi Kota bekerja secara profesional sesuai prosedur dan aturan," imbuh Ari.
Baca juga: Anak Korban TPKS Alami Ganguan Psikis Berat Hingga Ingin Ganti Kelamin
Ari mengatakan hasil penyelidikan sudah disampaikan kepada terlapor maupun pelapor. Namun, ia memastikan bahwa polisi akan kembali membuka kasus tersebut apabila di kemudian hari ditemukan fakta maupun bukti baru.
Polisi juga mempersilakan kepada pihak pelapor atau melalui kuasa hukumnya untuk memberi laporan kepada polisi jika memiliki bukti baru sehingga penyelidikan bisa dibuka kembali.
Pada kesempatan itu, dokter forensik RSUD R Syamsudin, Nurul Aida Fathia, mengungkapkan dari hasil autopsi terhadap jenazah korban diketahui bahwa penyebab kematian siswa kelas II SD itu diduga kuat karena penyakit.
"Hasil pemeriksaan organ luar korban ditemukan adanya bekas luka akibat kekerasan tetapi untuk hasil pemeriksaan organ dalamnya mengarah ke penyakit. Dampak dari penyakitnya itu, korban ini meninggal dalam kondisi kekurangan oksigen atau mati lemas," tuturnya. (Z-11)
Terkini Lainnya
Kasus Perundungan dan Narkoba di Kalangan Remaja Jadi Perhatian Khusus
Perundungan Tewaskan Siswa SMPN Kota Batu hanya Satu Pelaku Ditahan
Korban Perundungan, Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal Dunia
2 Pelajar SMP di Depok Aniaya Siswa SD Hingga Tak Sadarkan Diri
Ini yang Perlu Dilakukan untuk Cegah Perundungan di Sekolah
Jamkrindo Lanjutkan Edukasi Antiperundungan dan Kekerasan Seksual kepada Ribuan Pelajar SD
Mams, Berapa Sih Usia Ideal Anak Masuk SD? Jadi Ini Saran Ahli
Memasukkan Anak ke SD Sebelum Waktunya Ada Dampak Buruknya, Apakah Itu?
Ini Tips Melatih Kemandirian Anak Sebelum Masuk SD
Ini Dampak Negatif Sekolahkan Anak ke SD Terlalu Dini
Korupsi Jual Beli Nilai Rapor Demi Lulus PPDB Diduga Terjadi di SD Negeri Kota Depok
Renovasi SDN Roboh di Sawangan Depok Ditunda hingga 2025
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap