visitaaponce.com

Perburuan Liar Terus Terjadi, Gajah Sumatra Terancam Punah di Riau

Perburuan Liar Terus Terjadi, Gajah Sumatra Terancam Punah di Riau
Gajah liar Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus) kembali ditemukan dalam kondisi tewas di Provinsi Riau.(MI/Rudy)

POPULASI gajah sumatra di Provinsi Riau semakin terancam punah. Ancaman kepunahan semakin besar akibat kematian gajah karena perburuan liar terus terjadi setiap tahun. Di tahun 2023 ini saja sudah dua gajah sumatra yang ditemukan tewas di Provinsi Riau.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkirakan jumlah gajah sumatra di habitat aslinya Provinsi Riau tersisa hanya 200 hingga 300 ekor. Selama delapan tahun terakhir, ditemukan 28 kasus kematian hewan dilindungi ini atau kematian gajah sebanyak 2 hingga 3 ekor pertahun.

Sebagian besar gajah sumatra mati karena dibunuh dengan cara diracun. Oknum warga memburu satwa endemik ini untuk diambil gadingnya. Gajah liar juga dibunuh karena dianggap hama bagi sebagian petani kelapa sawit.

Biasanya kelompok kecil gajah sumatra yang berhasil diselamatkan dari aksi perburuan dievakuasi ke Pusat Konservasi Gajah, Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim, Kabupaten Siak, Riau. Hewan dengan nama ilmiah Elephas Maximus Sumatranus mendapat perlindungan dan perawatan.

Baca juga: Bayi Gajah Sumatra Ditemukan Mati di Perkebunan Sawit

Di lokasi ini, petugas kehutanan memantau aktivitas gajah 24 jam. Sedikitnya 16 ekor gajah direhabilitasi di habitat aslinya. Terdiri dari 10 gajah jantan dan 6 betina. Setiap hari, pawang memandikan gajah dua kali di aliran Sungai Takuana, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak.

Gajah juga mendapat pasokan makanan yang cukup. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan kepada fauna ini diharapkan mampu membuatnya bertahan hidup lebih lama.

Kasi BBKSDA Riau, Azmardi mengatakan kematian gajah sumatra setiap tahun menambah daftar satwa endemik yang di ambang punah di Indonesia. Seperti harimau Sumatra, badak Jawa, orang utan dan tapir.

Baca juga: KLHK Tangkap Dua Pelaku Perambah Hutan Taman Nasional Tesso Nilo

“Perburuan liar, kerusakan habitat dan perluasan perkebunan menjadi masalah klasik yang belum terpecahkan hingga kini. Dukungan semua pihak diperlukan agar gajah Sumatra bertahan hidup dan tidak menjadi kenangan dalam buku pelajaran anak cucu kita,” tuturnya.

Sungai Takuana menjadi sumber kehidupan bagi puluhan gajah liar dan jinak di sekitar Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim. Kawanan gajah liar sering terlihat mendekati kawasan konservasi ini untuk mendapatkan air.

Sayangnya hutan lindung sebagai rumah gajah tidak lagi banyak menyediakan tanaman tropis untuk makanan. Akibatnya gajah liar sering masuk perkampungan mencari makan dan merusak tanaman pertanian penduduk.

Untuk menghindari konflik dengan manusia, tim perlindungan satwa memasang alat deteksi pergerakan gajah liar. Teknologi yang disebut GPS Collar bantuan Pertamina Hulu Rokan ini dipasang di leher gajah untuk mengetahui keberadaannya di tengah hutan tropis.

Jika gajah keluar habitat dan mendekati pemukiman penduduk, petugas kehutanan akan menginformasikan kepada aparatur desa agar masyarakat waspada. GPS Collar diharapkan mampu mencegah konflik gajah dengan warga setempat dan menekan perburuan liar. Saat ini, ada empat gajah liar yang terpasang GPS Collar dan terpantau 24 jam melalui penginderaan satelit.

"Populasi gajah sumatra semakin kritis karena siklus perkembangbiakannya sangat lambat, yakni hanya satu ekor setiap lima tahun. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus mengimbau masyarakat menghindari perburuan liar dan perusakan hutan. Pemerintah juga minta industri peduli pada keselamatan ekosistem flora dan fauna di sekitar daerah operasinya,” ujar Analyst Social Performance Pertamina Hulu Rokan (PHR), Priawansyah, Jumat, (21/7).

Kasus Kematian Gajah Sumatra di Provinsi Riau Sejak 2015:

1. 2015 - 10 Ekor
2. 2016 - 5 Ekor
3. 2017 - Nihil
4. 2018 - 2 Ekor
5. 2019 - 3 Ekor
6. 2020 - 3 Ekor
7. 2021 - 1 Ekor
8. 2022 - 2 Ekor
9. 2023 - 2 Ekor

Total : 28 Ekor

(MGN/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat