Senyum Sumringah Petani Sambut Hasil Panen Melonjak Berkat Program Makmur
SENYUMAN tidak lepas dari wajah Idham, 47. Petani kelapa sawit asal Desa Nusa Makmur Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan itu tampak tertawa kecil dan becanda dengan para petani lainnya menanti kedatangan pupuk pesanan mereka di halaman kantor koperasi Tunas Mekar Sari Jaya, Senin (23/10).
"Kemarin dapat dua digit," ucap Idham.
Dua digit yang dimaksud Idham ternyata keuntungan bersih panen sawit dua dua kapling alias sekitar 3,5 hektare lahan. "Biasanya dulu keuntungan bersih hanya sekitar Rp3-5 juta per bulan, sudah beberapa bulan ini dan sekarang terima bersih belasan juta rupiah," ucapnya.
Baca juga: Infrastruktur Pertanian Maksimalkan Hasil Produktivitas Padi di Sumsel
Peningkatan keutungan itu, dirasakan Idham setelah bergabung dalam program Makmur yang diinisiasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Ia sudah membangun lahan perkebunan sawit itu sejak 2008, dan berstatus plasma dari perusahaan inti yakni Tunas Bina Lampung (TBL).
"Statusnya plasma, karenanya setiap dua minggu sekali kami mengirimkan hasil panen kami ke TBL. Dan setiap bulan kami menerima keuntungan bersih yang dikirim langsung ke rekening kami. Alhamdulillah, jumlahnya saat ini jauh berbeda," kata dia.
Baca juga: Separuh dari Total Luas Kebun Sawit di Riau Berstatus Ilegal
Senada, Asep Saepul Adha, 56, Ketua Koperasi Tunas Mekar Sari Jaya itu mengungkapkan, penghasilan atau pendapatan yang diterima para petani plasma sawit di wilayahnya mengalami perubaha. Apalagi setelah bergabung dalam program Makmur.
Ia menyebut secara keseluruhan ada sebanyak 711 orang petani plasma yang tergabung dalam koperasi tersebut sejak 2008. "Kami tergabung di Program Makmur binaan Pusri sejak 2021 lalu, dan merasakan hasilnya sejak 2022. Semua petani sawit plasma disini mendapatkan penghasilan yang cukup signifikan pasca tergabung dalam program Makmur
ini," jelasnya.
Sejak 2022, kata Asep, harga tandan buah segar cukup menggiuarkan bagi para petani. Ditambah lagi jumlah panen yang mengalami peningkatan sejak beralih dari pupuk biasa yang ditawarkan perusahaan inti, menjadi pupuk NPK Pusri.
"Sebelum petani menggunakan NPK, dari pihak Pusri sudah melakukan pengecekan kadar keasaman tanah dan kandungan unsur yang ada di tanah tersebut. Sehingga petani mendapatkan rekomen pupuk yang tepat. Petani juga dibina melalui sekolah tani dan cara pemupukan yang benar," jelasnya.
Para petani yang bergabung dalam program ini mendapatkan pupuk NPK 13-6-27. Koperasi Tunas Mekar Sari Jaya bisa memesan hingga 750 ton per rotasi atau satu kali pemupukan. "Dari 711 petani sawit plasma di sini ada sekitar 1.876 hektare lahan. Semua
petani melakukan pemesan pupuk ke Agro Solution PT Pusri melalui koperasi sesuai kebutuhan dan permintaan petani," jelasnya.
Penggunaan pupuk itu, kata Asep mengalami perbedaan. Tandan buah segar yang dihasilkan dari pohon sawit yang sudah dipakaikan pupuk NPK berbeda hasilnya dengan saat menggunakan pupuk lain. "TBSnya lebih rimbun dan buahnya lebih banyak. Karena itu, meski harga TBS naik dan turun, petani tidak begitu merasakan akibatnya karena buah tandannya melimpah," jelasnya.
Kabupaten Banyuasin mendorong para petani untuk mampu meningkatkan hasil produksi. Termasuk dalam produksi kelapa sawit. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Banyuasin, Sarip mengatakan, dalam upaya meningkatkan hasil produktivitas TBS, para petani diharapkan dapat menggunakan pupuk yang tepat.
"Pupuk yang baik akan menghasilkan produk yang berkualitas. Untuk tanaman jenis kelapa sawit memang tidak bisa menggunakan pupuk bersubsidi karena pupuk bersubsidi hanya untuk tanaman tertentu saja, seperti padi, jagung dan kedelai. Kalau sawit dan karet tidak masuk dalam kategori tanaman yang mendapatkan pupuk subsidi," jelasnya.
Dorong Semangat Petani
Program Makmur menjadi salah satu program unggulan PT Pusri Palembang. Anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) ini terus mendorong semangat petani sawit khususnya lahan desa yang masih di bawah rata-rata produksinya dengan cara mengidentifikasi lahan sawit tersebut agar dapat meningkatkan produktivitas sawit yang
optimal.
Direktur Utama PT Pusri Palembang, Tri Wahyudi Saleh mengatakan adanya program makmur ini maka pengembangan ekosistem pertanian hulu hilir menjadi lebih terarah. "Program makmur ini sudah dilakukan di sejumlah provinsi di Indonesia. Dan hasil dari program ini sudah sangat terlihat, di mana produktivitas hasil pertanian mencapai lebih dari 30%," kata Tri.
Pusri, kata Tri, mensosialisasikan program ini kepada petani guna meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi lewat optimalisasi tata kelola pertanian secara terintegrasi. Petani yang ikut program ini mendapatkan pendampingan intensif mengenai budidaya tanaman, aplikasi teknologi pertanian mutakhir. Pihaknya juga menyediakan bantuan kepada petani untuk kemudahan dalam akses permodalan dan off take hasil panen.
"Sehingga diharapkan dapat membantu petani mencapai hasil yang optimal serta meningkatkan kesejahteraan petani. Kami memberikan pendampingan intensif kepada petani untuk budidaya pertanian berkelanjutan dengan melibatkan rantai pasok yang didukung teknologi berbasis Triple Bottom-Line 3P (People, Planet, Profit)," jelasnya.
Petani, kata Tri, menerima banyak manfaaat dari program ini. Seperti kenaikan produktivitas
pertanian, kenaikan keuntungan petani, adopsi praktek pertanian unggul, dan mendorong penggunaan pupuk non subsidi. "Dengan hasil produksi yang meningkat dan berkualitas tentu dengan harga yang bersaing. Kami juga akan terus memperluas program makmur di wilayah binaan Pusri," jelasnya.
Di wilayah Sumsel, kata Tri, program makmur ada di Banyuasin, OKI, Muara Enim, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, OKU Timur, Lahat, OKU Selatan, dan Ogan Ilir. "Untuk jenis komoditi dalam program makmur yakni jagung, kopi, kelapa sawit, dan singkong. Seperti di Banyuasin, kita sudah mengembangkan program makmur untuk komoditi jagung dan kelapa sawit, di Pagaralam ada komoditi kopi, OKU Timur untuk komoditi padi dan jagung," jelasnya.
Sebagai upaya meningkatkan produktivitas komoditi pertanian, pihaknya juga sedang melakukan riset untuk NPK lada dan tebu. Karena dua jenis komoditi ini cukup besar potensinya di Sumsel. (Z-3)
Terkini Lainnya
Dorong Semangat Petani
119 Hektare Sawah Rusak akibat Banjir di Sulawesi Tengah
Kementan Melepas Ekspor Ubi Jalar ke Jepang dan Korea Selatan
Asahan Dorong Petani Kembangkan Pengolahan Limbah Lidi Sawit
Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino
Kementan Dorong Petani Muda Kembangkan Pertanian Lahan Rawa Modern
Waduk di Pantura Mengering, Ratusan Hektare Tanaman Pangan Terancam Gagal Panen
Pembunuhan Pegawai Koperasi di Palembang, Pelaku tidak Terima Kena Bunga Tinggi
Kasus Jenazah Dicor, Otak Pembunuhan Ditangkap di Padang Sumbar
Warga Tangkap Ular Piton Sepanjang 6 Meter Dekati Keramba Ikan
Kasus Jenazah Dicor, Tiga Pelaku Pembunuhan dan Motif Diungkap
Seorang Pedagang Tewas Korban Salah Sasaran Tawuran
Jenazahnya Dicor di Ruko, Pegawai Koperasi Dibunuh Debiturnya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap