Dorong Agropreneur di Subang, Petani Muda Kembangkan Klaster Nanas
![Dorong Agropreneur di Subang, Petani Muda Kembangkan Klaster Nanas](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/669e6234a95a572cadc2be2287f7c1ef.jpg)
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) konsisten mendukung dan memfasilitasi para agropreneur muda untuk bergerak diberbagai bidang pertanian dari hulu hingga ke hilir.
Salah satu upayanya melalui program Youth Entrepreneurship and Support Services (YESS) untulk memotivasi generasi muda untuk berbisnis di bidang pertanian.
Program kerja sama antara International Fund for Agricultural Development (IFAD) dengan Kementan saat ini mulai memberlakukan sistem klaster agribisnis untuk memajukan perekonomian dan mempermudah perputaran roda bisnis petani muda di wilayah binaan. Klaster agribisnis ini mencakup usaha dari hulu ke hilir.
Baca juga: Dorong Hilirisasi, Kementan Gelar Roasting Class bagi Mahasiswa Polbangtan
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) di Jawa Barat sangat mendukung salah satu program dari YESS ini.
Salah satu klaster yang berhasil adalah klaster nanas yang terletak di Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang. Jawa Barat.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.
“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya," katanya dalam keterangan pers, Sabtu (23/12/2023).
Baca juga: Minim Cuan, Anak Muda Ogah Jadi Petani
Pertanian ke depan, kata Dedi Nursyamsi, menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor.
Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur di bidang pertanian,” ujar Dedi.
Klaster agribisnis sejatinya dibentuk untuk mengumpulkan usaha petani muda mulai dari hulu ke hilir, supaya terbentuk suatu komunitas dengan komoditas serupa sehingga memudahkan alur distribusi, pemasaran, dan bahkan pasokan bahan baku untuk usaha olahan.
Klaster nanas di Subang terdiri dari budi daya Nanas yang dimiliki Agung, Budi, dan Yadi. Olahan buah nanas yang dimiliki Asriyani, serta olahan limbah daun nanas menjadi serat yang dimiliki Alan.
Baca juga: Kementan Dukung Petani Milenial Subang Manfaatkan KUR
Kualitas buah nanas dari Subang memang sudah tak diragukan lagi. Dengan kondisi topografi Subang yang berupa dataran tinggi, nanas menjadi ikon Subang dan hasil budidayanya sudah dikirim ke seluruh penjuru kota.
Sebagian hasil budidaya nanas yang dikelola oleh Agung, Budi, dan Yadi didistribusikan kepada Asriyani untuk diolah menjadi selai nanas dan krupuk nanas.
Sedangkan limbah budi daya berupa daun nanas, dikirim kepada Alan, untuk diolah menjadi serat daun nanas yang sudah memenuhi kapasitas ekspor.
Selain olahan serat daun nanas, Alan juga memproduksi benang yang juga dijadikan kerajinan tangan seperti sepatu, tas, dan lain-lain.
Baca juga: PEP Subang Field Kembangkan Serat Olahan dari Daun Nanas Bersama Mitra Lokal
Aminudin selaku Project Manager PPIU Jawa Barat mengatakan bahwa program klaster agribisnis yang saat ini dikembangkan diharapkan nantinya dapat membentuk sebuah korporasi atau semacam koperasi yang mewadahi para petani muda penerima manfaat program YESS untuk mengembangkan usahanya baik di hulu maupun hilir.
Manfaat lain dengan dikembangkannya klaster agribisnis sesuai dengan jenis komoditas, supaya para petani muda dalam satu daerah yang sama, meski berbeda jenis usahanya. Dengan komoditas yang sama dapat membentuk suatu komunitas yang saling bersinergi dengan simbiosis mutualisme
Saat ini, budidaya nanas yang dikembangkan oleh Agus, Budi, dan Yadi sudah mempekerjakan para pemuda di sekitar Cijambe.
Begitu juga dengan Alan, yang banyak menyerap tenaga kerja dari para Wanita sekitar tempat tinggalnya untuk menyisir serat daun nanas dan memintal menjadi benang.
Setali tiga uang, Asriyani dengan olahan krupuk nanasnya juga saat ini mempekerjakan dua karyawan pemuda di sekitar rumah tinggal. (S-4)
Terkini Lainnya
Produktivitas 1.000 Ha Lahan Pertanian di Cianjur tidak Terpengaruh Kemarau
Pesanan 2.000 Ekskavator Haji Isam Terbesar di Dunia, Tanda Kemajuan Pertanian Indonesia
Peluncuran Aliansi Kolibri Jadi Upaya Nyata Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pertanian
Jhonlin Group Teken MoU dengan SANY Group
Jangkau Wilayah Terpencil, Legislator Apresiasi Distribusi BBM Sampai Pelosok
Jokowi: 70 Ribu Pompa Air Dibagikan untuk Atasi Kekeringan
Hadapi Krisis Perubahan Iklim, BMKG Bekali Petani Milenial dengan Sekolah Lapang Iklim di Imogiri Yogyakarta
Kementan Dorong Petani Muda Kembangkan Pertanian Lahan Rawa Modern
Kementan Berikan Bantuan kepada Para Petani Muda di Daerah
Petani Milenial Perempuan Tingkatkan Jejaring Dorong Produktivitas
75 Petani Muda Terpilih Jadi Nominee Young Ambassador Agriculture
Kementan Dorong Petani Muda Berkolaborasi Perkuat Jejaring Bisnis
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap