visitaaponce.com

Sri Sultan Kedaulatan yang Beradab Penentu Masa Depan Bangsa

Sri Sultan: Kedaulatan yang Beradab Penentu Masa Depan Bangsa
Ilustrasi. Sri Sultan saat mengunjungi Lumbung Mataraman Kalurahan Kedungpoh, (4/12)(MI/Ardi Teristi)

KEDAULATAN  negara menjadi katalis yang menginspirasi kedaulatan rakyat dalam wujud yang lebih luas dalam tataran ideal yaitu kedaulatan budaya,kedaulatan sosial, kedaulatan ekonomi dan kedaulatan politik. Kedaulatan lebih dari sekadar konsep; ia adalah praktik harian yang merasuki setiap interaksi, setiap kebijakan, setiap niat baik yang ditujukan untuk memajukan bangsa.

"Hal itu selaras dengan tema Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara Tahun 2024 "Kedaulatan yang Beradab Penentu Masa Depan Bangsa", yang mengajak ke sebuah era, di mana kedaulatan menjadi nyawa dan arah bagi kemajuan bersama," terang Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Keynote Speech dalam Sarasehan Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara 2024 di Gedhong Pracimasana Kompleks Kepatihan, Senin (26/02).

Ia menyebut, era ke depan bangsa ditentukan oleh seberapa dalam rakyat memahami, menghargai, dan menerapkan kedaulatan dalam arti yang paling luas dan beradab. "Sebuah era di mana kita semua, sebagai satu bangsa, bersatu dalam keberagaman, keadilan, dan kemakmuran," lanjut dia.

Baca juga : Menengok Kelenteng Tertua di Yogyakarta dan Persiapannya Menyambut Imlek

Serangan Umum 1 Maret, Sri Sultan menekankan sebagai titik balik dalam narasi kedaulatan, peringatan ini membuka pintu ke dimensi baru. Kedaulatan tidak lagi hanya terbatas pada wilayah fisik atau sejarah, melainkan merambah ke setiap aspek ideal kehidupan. Kedaulatan negara tanpa keberadaban masyarakatnya adalah selayaknya berjalan tak tentu tanpa tujuan.

"Eksistensi bangsa, tergantung pada keberhasilan membangkitkan, menggerakkan, menata dan mengarahkan seluruh potensi nasional menjadi bagian dari dunia baru," terang dia.

Dalam dunia yang ideal masa kini, Sri Sultan menyebut perjuangan bukanlah tentang adu kekuatan fisik melalui senjata, melainkan menyemai kebajikan melalui pemikiran yang inovatif, tindakan yang membangun, dan kreativitas yang merubah wajah pembangunan. Tentu diiringi keberanian melangkah dalam bingkai kontekstualitas, aktual, dan faktual.

Baca juga : Akademisi UIN Sunan Kalijaga Desak Presiden Joko Widodo Jadi Teladan Bawahannya

Guru Besar Antropologi Hukum FHUI, Prof Sulistyowati Irianto menyatakan, Yogyakarta adalah situs kebudayaan utama yang sangat penting. Oleh karena itu, Yogyakarta penuh dengan perspektif budaya. Bahkan, Yogyakarta menjadi pertahanan Nusantara secara antropologis dan alamiah sehingga siapa pun yang datang akan mengkonsumsi kebudayaan Jawa.

"Beberapa peristiwa sejarah penting bagi DIY seperti Yogyakarta menyatakan bergabung dalam negara Indonesia merdeka hingga menjadi Ibukota negara RI masa revolusi. Selanjutnya peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 yang diperingati sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara berdasarkan Kepres No. 2/ 2022," terangnya.

Selain itu, Sulistyowati mengaku sangat tertarik dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana. Ia menaruh harapan yang besar terhadap Yogyakarta dengan melihat kenyataan yang ada. "Terutama filosofi Hamemayu Hayuning Bawana yang menjadi kunci untuk memahami semuanya, dari sinilah sumber dari segala sumber dan bagaimana itu bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Sejarawan UGM, Dr Sri Margono menambahkan dengan berbagai jenis kepentingan, konflik politik dan sebagainya serta sebagai tempat transfer of knowledge sehingga Yogyakarta adalah tempatnya para generasi muda menuntut ilmu. Hal itu menjadi penting karena disanalah yang akan menjadi tempat belajar bagi generasi penerus.

"Yogyakarta bisa menjadi semacam kawah candradimuka untuk mendidik generasi muda kita menjadi generasi yang disegani, yang bisa menempatkan diri dalam berbagai aspek baik politik, ekonomi dan sebagainya. Serta pada dasarnya aspek kebudayaan itu sendiri," tutup dia. (AT/N-1)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat