visitaaponce.com

Mudik Beri Banyak Manfaat bagi Pariwisata di Daerah

Mudik Beri Banyak Manfaat bagi Pariwisata di Daerah
Wisatawan menikmati suasana sore di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta(Antara)

PENELITI Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada, Destha Titi Raharjana mengatakan, tradisi mudik mampu memberikan multiplier effect bagi perekonomian yang menjadi daerah tujuan mudik. Setiap pemudik adalah wisatawan yang akan berkesempatan mengunjungi destinasi wisata dan membelanjakan uangnya sepanjang perjalanan sehingga membangkitkan kegiatan usaha UMKM.

“Kegiatan mudik lebaran bisa meningkatkan sektor pariwisata. Selain tujuannya pulang kembali ke kampung halaman, para pemudik yang berkesempatan melihat daya tarik wisata  sehingga bisa menambah pendapatan masyarakat sekitar,” kata Destha dalam siaran pers dari Humas UGM, Jumat (29/3).

Selain menambah pendapatan asli daerah lewat tiket masuk wisata dan parkir, arus mudik juga dapat meningkatkan belanja masyarakat dan konsumsi rumah tangga.

Baca juga : Masyarakat Grogol Yogyakarta Rintis Agrowisata Tanaman Semangka

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI memperkirakan sebanyak 193,6 juta penduduk akan melakukan mudik Lebaran tahun ini, atau naik sekitar 60 persen dibanding tahun 2023 lalu.

Oleh karena itu, pemerintah bersama penyedia jasa serta pelaku wisata memastikan tumbuhnya ekosistem pariwisata yang nyaman bagi pengunjung dalam rangka mewujudkan destinasi wisata yang bertanggung jawab.

“Pelaku usaha jasa wisata harus mampu melayani secara proporsional, jangan sampai merusak citra wisata hanya karena menaikkan harga dengan alasan aji mumpung atau memberikan layanan yang kurang baik,” paparnya.

Baca juga : GKR Hemas Ajak Masyarakat Ramaikan Pameran Wisata dan Kuliner serta UMKM diTRAVEX ASEAN ATF 2023

Perlakuan yang tidak nyaman pada wisatawan harus dihindari. Kelompok sadar wisata penting untuk menjaga citra lokasi wisata dengan baik.

“Saya kira penyedia jasa dan pemudik perlu menyiapkan segala hal secara saksama agar mendapatkan layanan yang memadai tidak sampai menimbulkan kekecewaan,” papar dia.

Hasil survei dari Kementerian Perhubungan bahwa Puncak arus mudik akan terjadi pada 5-7 April dan arus balik terjadi pada 14-15 April. Adapun tiga provinsi yang paling banyak jadi tujuan utama mudik lebaran adalah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 31,8 %, Jawa Timur  19,4 %, dan Jawa Barat 16,6 %.

Baca juga : Giliran Yogyakarta Pamerkan Budaya dan Potensi di Expo 2020 Dubai

Sementara di DIY, menurut dari Dinas Perhubungan DIY diperkirakan jumlah pemudik yang masuk ke DIY sebanyak 6,5 juta pemudik. Selain itu, arus mudik dan jumlah wisatawan di masa libur lebaran diprediksi akan meningkat dibanding tahun sebelumnya apalagi tol Jogja-Solo dioperasikan secara fungsional pada mudik lebaran tahun ini.

Antisipasi Masalah

Destha menyebut, persoalan yang kemudian muncul adalah adalah pengelolaan sampah yang dihasilkan selama masa mudik berlangsung yang perlu diantisipasi oleh Dinas Lingkungan Hidup DIY agar sampah tidak menumpuk di bak penampungan atau berserakan di area ruang publik.

Sampah dan limbah dari industri perhotelan dan restoran juga harus diantisipasi. 

“Jangan sampai ruang publik yang menjadi kumuh karena sampah,” tutup dia. (AT/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat