visitaaponce.com

Lulusan Keperawatan di Padang Diajak Bekerja ke Jepang dan Jerman

Lulusan Keperawatan di Padang Diajak Bekerja ke Jepang dan Jerman
Ilustrasi: perawat merapikan tempat tidur untuk pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi, Makassar, Sulawesi Selatan(ANTARA FOTO/Hasrul Said)

PEMERINTAH Kota Padang bekerja sama dengan Balai Pelayanan  Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumbar mengajak lulusan keperawatan untuk bekerja di luar negeri (LN). Sebab, lulusan keperawatan cukup diminati dan memiliki peluang besar untuk bekerja di LN.

“Tentunya kita ingin seluruh lulusan keperawatan di Padang dapat bekerja di luar negeri sana,” ungkap Asisten II Setdako Padang Didi Aryadi saat mewakili Wali Kota Padang dalam kegiatan Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri Program G to G Jerman dan Jepang di Gedung Youth Center Padang, Selasa (30/4).

Diakui Didi, sebanyak lebih kurang 1000 lulusan politeknik kesehatan ditelurkan di Kota Padang dalam rentang waktu satu tahun. Tentunya Pemerintah diwajibkan untuk mencarikan peluang kerja bagi lulusan keperawatan tersebut.

Baca juga : Tenaga Perawat RI Banyak Dibutuhkan di Luar Negeri, Wapres: Belum Bisa Dipenuhi

“Apalagi, saat ini di Kota Padang maupun Sumbar, tidak banyak lapangan pekerjaan, perusahaan tidak banyak di Padang, bahkan ketika masa pandemi Covid-19 lalu, banyak perusahaan yang pindah lokasi,” terangnya yang didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Ferri Erviyan Rinaldy.

Disebutkan Didi, banyak keuntungan yang didapat saat menjadi pekerja migran. Selain mendapatkan pendapatan yang terbilang besar, pekerja migran juga menjadi ‘pahlawan devisa’ bagi negara.

“Serta mendapatkan pengalaman bekerja yang lebih di luar negeri,” ujar Didi.

Baca juga : Tanpa Kru Panggung, Duo Eksperimental Asal Bandung Kuntari Tur ke 9 Negara Eropa

Program G to G Jepang ini untuk nurse atau perawat (kangoshi) dan Careworker atau perawat lansia (Kaigofukushishi). Sesuai informasi, untuk Nurse harus melengkapi berbagai syarat di antaranya, usia maksimal 35 tahun per 31 Mei 2024. Pendidikan D3 - S1 Keperawatan plus ners. 

Sedangkan untuk Careworker syaratnya seperti, usia maksimal 35 tahun per 31 Mei 2024. Pendidikan D3-S1 Keperawatan atau D3 non Keperawatan plus sertifikat Careworker dari lembaga pelatihan.

Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Pemprov Sumatra Barat Nizam Ul Muluk berharap setelah ini akan banyak lulusan keperawatan yang mendaftar untuk bekerja di luar negeri. Menurutnya, hingga detik ini cukup banyak pekerja migran yang bekerja di Jepang.

Baca juga : Inflasi Jepang Turun ke Target Bank Sentral Sebesar 2%

“Banyak pekerja kita yang bekerja di Jepang, karena setiap pekerja ditanggung pemerintah setempat sebesar Rp50 juta perorang,” ulasnya.

Dalam kegiatan sosialisasi itu, Kepala BP3MI Sumbar Bayu Aryadhi menyebut, sebanyak 180 orang lulusan keperawatan hadir dalam kegiatan itu. Dirinya menginginkan seluruh peserta dapat menjadi pekerja migran di Jepang dan Jerman.

“Kita berharap semua peserta sosialisasi mendaftarkan dirinya dan bekerja di luar negeri,” pungkasnya. (Z-7)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat