visitaaponce.com

Mensos Petakan Risiko Aliran Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar

Mensos Petakan Risiko Aliran Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar
Relawan melakukan pembersihan sekaligus pencarian korban bencana banjir bandang dan lahar dingin di Nagari Parambahan, Tanah Datar, Sumbar.(ANTARA/Iggoy el Fitra)

MENTERI Sosial Tri Rismaharini memadukan peta aliran lahar dingin Gunung Marapi dengan kondisi pemukiman untuk mendapatkan data wilayah beresiko terdampak banjir lahar dingin di Sumatra Barat. 

Peta aliran lahar yang diperoleh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan lokasi-lokasi yang berisiko terdampak aliran lahar jika terjadi hujan di hulu.

Peta ini pula yang menjadi dasar bagi Risma saat memindahkan lokasi pengungsian yang dikoordinir Kementerian Sosial. 

Baca juga : Ada Tumpukan Material Sisa Erupsi, Gubernur Sumbar Minta Warga Waspadai Bencana Susulan Gunung Marapi

Sebelumnya, posko Kemensos di Kabupaten Tanah Datar berada pada kawasan dengan potensi terlanda aliran lahar dingin. Namun, setelah Mensos Risma menggunakan geotag dan melakukan overlay dengan peta potensi lahar, posko langsung dipindahkan 1,7 km dari titik terluar zona aliran lahar Gunung Marapi.

Menurut Risma, banjir lahar dingin masih berpotensi terjadi. Informasi ini ia peroleh dari petugas Pos Pemantau Gunung Marapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang mengatakan bahwa masih banyak tumpukan material pasca eruspi di kaldera yang berpotensi turun melalui aliran-aliran lahar. 

Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Risma akan menyiapkan pengungsian di titik aman bagi warga yang bermukim di jalur lahar dingin.

Baca juga : Korban Tewas Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar Jadi 67 Orang

“Yang pertama yang harus dilakukan adalah kita menyiapkan pengungsian lagi untuk menampung kemungkinan yang mereka selama ini tinggal di aliran-aliran lahar itu, terutama untuk lansia, perempuan, dan anak-anak,” ungkap Risma, dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (18/5).

Selanjutnya, Kemensos beserta pihak terkait akan membentuk posko 24 jam yang berfungsi memberikan informasi dan membantu masyarakat jika ada potensi bencana. Selain itu, Risma akan menyiapkan jalur evakuasi dan penanda jalur berbahaya untuk meminimalisir dampak bencana.

Risma menambahkan Kemensos akan menyiapkan peta bencana yang bisa diakses oleh masyarakat luas dan dilengkapi dengan peta lokasi lumbung sosial. 

“Saya lagi menyiapkan agar peta ini bisa diakses oleh masyarakat sehingga masyarakat mengetahui posisinya dengan geotag. Saya di sini aman atau enggak, begitu,” tandasnya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat